Chereads / Mohitotsu no Sekai / Chapter 2 - 01

Chapter 2 - 01

Pagi sekali, ia sudah bersiap untuk pergi 'bekerja'. Ada seorang klien yang memintanya untuk menyelidiki satu kasus.

Dan ya, imbalannya ternyata dapat mencukupi mereka untuk membeli satu rumah kecil di kota.

Mana mungkin Arka menyia-nyiakannya bukan?

"Kakak, ini tasnya! " Seru Raya memberikan tas itu padanya.

Arka dengan senang hati mengambil tas itu dan memakainya.

"Kak Arka, kakak pulangnya kapan? " Tanya si bungsu.

"Mungkin sore, ada apa? " Tanya Arka membungkukkan tubuhnya dan mengelus pucuk kepala si bungsu.

Pandu sendiri menggeleng pelan tidak menjawab.

"Kakak!!cepat pulang ya! " Seru Raya mewakilkan apa yang berada di pikiran Pandu saat itu.

Arka hanya terkekeh, lalu mengusak kepala keduanya.

"Pasti, baiklah aku berangkat dulu. "

Cklek!

Duk!

"Hm? "

Saat membuka pintu, pemuda itu tanpa sengaja telah menendang sesuatu yang berada persis di depan pintu.

Dengan alis terpaut bingung, ia melihat kotak misterius itu dengan seksama.

"Raya! Pandu! Apa kalian memesan sesuatu?! " Pekiknya pada kedua anak itu.

Namun, tidak ada sahutan sama sekali dari dalam.

'Aneh? Apa mereka menonton TV? ' pikirnya.

Tanpa mau berpikir lebih keras lagi, ia pun memutuskan untuk membuang kotak itu dan pergi bekerja.

.

Siang itu terasa amat panas.

Pemuda itu melepas gakuran hitamnya, dan berjalan menuju sebuah toko kecil untuk membeli minum.

"Mau membeli apa dik? " Tanya penjaga toko itu ramah.

"Saya beli Ocha pak, ada tidak? "

"Tunggu sebentar ya, akan saya ambilkan. " Ujarnya dan berlalu pergi.

Sambil menunggu, ia memperhatikan sekeliling kota dengan tatapan menyelidik.

Biasanya di waktu seperti ini, kota akan ramai dengan orang yang berlalu lalang atau anak-anak yang baru saja pulang dari sekolah.

Tapi,

Entah kenapa ia merasakan adanya kejanggalan disana.

"Ini minumannya dik. "

Pria itu kembali dengan Ocha di tangannya, membuat Ichiro tersentak sepersekian detik.

"Ano... Ini berapa pak? "

"Hanya 20 yen. " Ujar pria itu.

Arka pun mengambil dompet nya dan memberi uang itu pada pria di depannya.

"Terima kasih. Ngomong-ngomong nak ada yang ingin ku sampaikan padamu. "

"Apa itu pak? "

"Jangan terlalu di pedulikan, semakin kau penasaran semakin kau jatuh dalam kebenarannya. Nikmati saja hari mu disini ya. " Ujar pria itu, lalu menepuk bahu Arka.

Arka hanya menggedikan bahu tak paham, pemuda itu mengangguk kecil dan berjalan pergi dari sana.

"Pria yang aneh" Gumamnya.

"Arka~"

Belum sempat ia menoleh, tubuhnya sudah di seruduk duluan oleh orang yang menyebut namanya tadi.

"Ano... Siapa? "

Pemuda itu mengembungkan pipi.

"Jahatnya~ Arka nggak ingat aku? "

Arka menggeleng,

"Ini aku Busujima Hoshi! Masa kau lupa T^T " Pekik pemuda pirang itu.

Arka mencoba mengingat-ingat siapa dan dimana ia pernah bertemu dengan pemuda itu.

Tak lama,

"Oh, Hoshi kah? Maaf, maaf. Bagaimana kabarmu? "

"Sa, siapa yang tau. "

"Aku minta maaf, habisnya kita jarang bertemu jadi... "

Arka menunduk, ia menyesal karena melupakan pemuda itu.

"Ma~ tak apa, aku tidak mempermasalahkannya kok! "

Arka agak lega saat Hoshi berkata seperti itu. Ia menghela nafas,

"Ngomong-ngomong, tumben sekali kau datang ke Ikebukuro. Ada apa? "

Sementara Hoshi hanya menunjukkan cengiran polos.

"Biasa, ada pekerjaan disini. " Terangnya.

Pemuda itu manggut-manggut mengerti.

"Ne, ne Arka. Bagaimana kalau setelah ini, kita mampir dulu? "

Arka tau apa yang di maksud, tapi... Hari ini bertepatan dengan hari dimana kedua adiknya akan di ambil darinya.

"Mungkin lain kali saja Hoshi, aku harus cepat pulang. " Ujar Arka seraya membungkuk maaf.

Hoshi memaklumi hal itu, dan ia pun melambaikan tangannya ketika Arka berlalu pergi.

Tak lama...

"Oi Pak tua, apa kau benar-benar yakin itu dia?"

- Mohitotsu no Sekai -

Arka kembali ke panti dengan tas yang penuh dengan amplop hasil kerjanya. Jumlahnya terbilang besar dari yang di perkirakan.

Ia membayangkan wajah berseri Pandu dan Raya saat ia memberitahukan hal ini.

Cklek!

"RAYA! PANDU! AKU PULANG!! " serunya.

Namun, tak ada balasan dari dalam.

Kedua alis itu tertaut bingung, kemana adik-adiknya itu?

Biasanya di jam segini, mereka akan berlari atau bahkan bertengkar untuk menyapa kepulangannya duluan.

Tapi kini...

Tidak ada balasan sama sekali, ataupun langkah kaki.

Pemuda itu mencurigai satu hal. Ia berlari ke ruangan ketua panti berada-

BRAK!

Tanpa permisi, ia membanting pintu begitu saja. Sementara ketua panti itu menatapnya terkejut dengan tangan yang memegang beberapa dokumen.

"Dimana adik-adikku? " Tanyanya dingin dan menusuk.

"Arka tenang-"

"DIMANA ADIK-ADIKKU?! "

Ketua panti itu hanya menghela nafas gusar, ia mencari kata-kata yang tepat untuk itu.

"Begini Arka, tadi orang tua asuh Pandu dan Raya datang. Lalu mereka-"

Arka menatap nyalang dan mencengkram kerah si ketua panti. Mata dwiwarna nya tak lagi bersahabat, percikan amarah terlihat disana.

Ketua panti itu menatap kembali Arka dengan tatapan biasa. Namun, Arka merasakan adanya bahaya yang datang dari manik yang sekilas berubah menjadi emas itu.

Pemuda itu mendecak dan pergi dari sana.

*****

"KEPARAT BRENGSEK!! "

BLAM!

Arka membanting pintu itu dan menguncinya dari dalam.

Pemuda itu sudah tidak tahu lagi jalan pikir orang-orang yang berada di tempat ini.

Kecewa

Marah

Kesal

Adik-adiknya telah di renggut begitu saja darinya.

Tak peduli dengan apapun itu, ia bertekad untuk mengambil adik-adiknya dari orang-orang itu.

Pemuda itu membereskan semua keperluan yang ia butuhkan, termasuk uang tabungan yang selama ini ia simpan dengan baik.

Beberapa pakaian serta kebutuhan yang lain.

Sampai...

Duk!