MISSING 4 (Clue of the Dew)
Petunjuk dari embun

Prank.. ting.. ting.. ting.. glingg.. gliingg ling gling..
Bunyi gelas yang jatuh menggelinding namun tidak pecah, terhenti di salah satu sudut sofa.
"SIAPA DISANAAAA???" Eve berteriak panik seraya terbangun dari tidurnya,
Tak disangka ternyata hari sudah pagi, namun saat itu langit masih sedikit gelap kira-kira pukul 5.30 pagi
Eve melihat ke arah sumber bunyi tersebut, dengan hati cemas mata Eve menyusuri jendelayang gelasnya terjatuh. Ia menggenggam pisaunya erat dengan kedua tangan dan meletakkannya di depan dada. Jantung Eve berpacu sangat kencang, "Mungkinkah ada orang yang masuk?" tanyanya dalam hati. Dengan perlahan dan hati-hati Eve mendekati jendela tersebut.
Cit..ciiittt… cittt…
Terlihat dua ekor burung bermain di pinggiran Pot bunga yang di taruh di papan meja Jendela sebelah luar. Sepertinya tanpa sengaja dua pasangan burung itu membuat kaca jendelanya bergetar dan gelas yang Eve taruh terjatuh.
"Fiuuuhhhh…. " Eve bernafas lega
"Ternyata kalian.. Mengagetkanku saja…" Eve seakan berbicara pada burung kecil tersebut sambil tersenyum manis.
Ia membuka jendelanya, lalu menarik udara segar dari luar.
Sekilas ia melihat embun-embun yang membasahi kaca jendela di rumah itu..
Droplet-droplet kondensasi air seakan membentuk pola yang indah dan memenuhi semua bagian jendela di rumah itu.
Sekilas, Eve kemudian teringat masa kecilnya dengan Dean (Flash Back), saat Eve dan Dean bermain bersama, dan menghabiskan petualangan-petualangan memecahkan kasus bersama.
Sejenak ia terdiam…
Ia termangu dan tersenyum menatap embun di kaca tersebut.
.
Tiba-tiba Eve mengerjap, ia teringat Sesuatu….
.
Dengan napas yang memburu, Eve segera memeriksa satu per satu semua jendela yang berembun di rumah itu
Dan…
"tidak ada..." ucapnya panik lalu ke jendela berikutnya.
"Disini juga tidak ada.."
"Ah… tidak ada.."
"Ayolah ku Mohon Dean…!!"
"Kamu pasti meninggalkan sesuatu.."
"Aku tau itu Dean…"
"Baiklah…. pasti ada disini.. !" Eve melangkah ke jendela terakhir yg berada d sudut rumah itu.
Harapan terakhirnya akan petunjuk yang di tinggalkan Dean.
Eve mengamati, dan seketika matanya membelalak. Terlihat jelas tanda garis-garis tulisan yang di tutup embun, (tulisan ini tidak terlihat sebelumnya, ia akan muncul bila telah dibasahi oleh embun) , Eve kemudian menghembuskan napasnya kearah kaca tersebut untuk memperjelas tulisan itu::
Bentuknya terbalik dan tidak dapat dibaca. Garis-garis itu seperti ditulis oleh jari.
Sisa minyak pada jari manusia akan selalu menempel pada kaca, dan bila dibasahi embun, maka area tersebut tidak akan basah dan membentuk pola.
Meski sudah terlihat, namun Eve sangat kesulitan membacanya, tulisan itu seperti terbalik dan di buat mirror.
Eve berpikir sejenak, ia mendapatkan ide. Eve segera mengambil cermin dari meja rias yang ada di ujung raungan kamar bibi Jean..
Eve perlahan mengarahkan cermin itu ke bagian bawah tulisan itu.
Dan benar… Refleksi tulisan itu membuatnya dapat membaca jelas apa yang tertulis di sana:
….
….
….
Gedung Star Pacific lt.2 Block G 4
Please be careful
D
….
….
….
Eve menahan napasnya selesai membaca tulisan tersebut. Entah ia harus bahagia atau khawatir, tapi setidaknya ini merupakan titik terang baginya untuk menemukan Dean.
"Ok… Eve Tenanglah… Breathing…huuuffffhhhhhh… haaaaahhhh" kata Eve menenangkan dirinya sambil menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya lewat mulut.
"Baiklah… Sepertinya aku harus mencari petunjuk yang lain…" Ucap Eve sambil mengibas-ngibaskan cermin di tangannya dan berpikir.
….
"Ayo Eve, berpikir… berpikir… berpikir…"
"Pasti ada petunjuk yang lain… "
"Bagaimana aku bisa tau dimana gedung Star Pacific?"
"Kota ini cukup besar dan aku tidak tahu apa-apa.."
Tidak tinggal diam, Eve segera bergegas mencari barang disekeliling rumah, disetiap laci-laci, di bawah kursi dan meja, apapun yang bisa membantunya.
Dalampencariannya, tiba-tiba kaki Eve tersandung sesuatu..
Eve mengeryitkan dahi lalu melihat kebawah:
"ini kan..??? Handphonenya Dean?" Ucap Eve dengan kelopak mata yang membesar.
Eve mengambil Handphone Dean.
Mengangkatnya dan mendapati keadaan layar handphone tersebut pecah dan hancur, jika dilihat dari bentuknya, handphone tersebut seperti habis dibanting kelantai. Bahkan ada bekas kotoran tanah disitu. Ada pola sepatu. Sepertinya setelah di banting, handphone tersebut diinjak secara kasar.
Pikiran Eve menjelajah, dan mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi…
Dengan cepat Eve mencoba menyalahkan handphone tersebut, namun nihil. Handphone tersebut rusak total.
Tesss…
Satu tetesan airmata jatuh kelayar handphone yang retak tersebut, hatinya seketika hancur, tak kuat membayangkan apa yang sebenarnya terjadi pada sahabat baiknya.
Eve terisak tangis menggenggam Handphone itu dan memeluknya erat di dada..
"ooohhh,, Deaaan!" seru Eve dalam raungan hatinya.
"Apa yang terjadi padamu…. Maaf kan aku terlambat menyusulmu… ku Mohon.. Kamu harus baik-baik saja Dean…"
Eve masih menggenggam erat handphone tersebut dan lanjut mencari sesuatu.
Ia terus membuka isi lemari yang belum di gapainya.
"ah… ini dia!" Eve menemukan sebuah peta pada salah satu nakas di area ruang tamu.
Eve menghapus airmata di pipinya lalu kembali fokus dan berkonsentrasi.
Ia membuka lipatan peta, dan membentangkannya di atas meja.
"hmm, sepertinya ini peta kota ini, jadi sekarang kita berada disini," kata Eve sambil menunjuk posisinya di peta tersebut.
Eve masih mengingat jelas jalur saat ia masuk dan kerumah bibi Jean. Itu memudahkannya menemukan lokasinya saat ini.
"Star Pacifik.. star Pacific,,, hmmmm dimana kau gedung Star Pacific" kata Eve sambil mencari di peta menggunakan telunjuk.
"Arrrggghhhh!!!! Di sini, tidak ada satu gedungpun bernama Start Pacific.. !" Ujar Eve sedikit Kecewa, karena tidak menemukan apa yang dia cari
"Pacific… pacific.. pacific… hmmm… pacific,,, pasifico.. Spain…??? Apa mungkin? "TENANG" its Mean SILENT!"
*Author: Pacific berasal dari bahasa Spanyol Pacifico yang berarti "Tenang" see Wikipedia Om Google
"Hmmm,, Good Job Dean! kau pasti menuliskan ini untuk berjaga-jaga agar orang lain tidak bisa membacanya…" Ucap Eve kali ini dengan seringai tipis.
"Dan Star..? Apamaksudmu dengan Star…? Apa itu maksudnya Bintang?? Langit? Terang? Artis?? Star? Celeb?.. oh Come on Eve.. Thinking!!" ucap Eve sambil menutup matanya dan berpikir keras.
" Star,,, Bintang.. cahayaaa… Light?? Light??? Yesss…. Light" Eve teringat dengan tulisan Light di salah satu tempat di Peta.
"Light Hall School!!!, ini diaaaa!!" Ujar Eve dengan semangat memecahkan petunjuk Dean.
.
"Sebentar… Bagaimana dengan Silent?? Apa yang Silent di Sekolah? Tenang.. tenang… Silent… tidak berisik… dilarang Berisik???"
"PERPUSTAKAAN!!!!!"
"PERPUSTAKAAN SEKOLAH LIGHT HALL"
"I GOT IT!!!"
Mengetahui telah memecahkan pesan dari Dean, Eve segera berlari kearah motornya. Ia memacu kencang motor Dean menyusuri blok-blok mengikuti lokasi sesuai peta tersebut.
"Bertahanlah Dean, aku akan menjemputmu..!!" ucap Eve kini dengan optimis.
…
…
…
"Ini Dia… Light Hall School!'

Eve berjalan sedikit menjauh dari gedung sekolah tersebut, memutar sampai ke bagian belakang gedung sekolah, memarkirkan motornya di samping pepohonan, Eve turun dari motornya dan berjalan mengendap-ngendap ke posisi belakang sekolah, ia memanjat melalui pagar belakang sekolah.
Sekolah tersebut tampak sepi dan tidak ada orang sama sekali, sama seperti semua bangunan yang ada di kota itu. Kosong dan tidak berpenghuni.
Eve berlari mengendap dan bersembuyi di balik dinding, meski tak melihat ada orang lain namun Eve tetap waspada, ia berjalan mengendap, bersembunyi dan mengendap lagi.
"Lantai 2… Block G.4!" ucap Eve mengulang pesan tersebut.
Terlihat Lorong-lorong koridor sekolah yang kosong dan berdebu. Tampak berantakan dan tidak terurus lagi. Hal itu menjadi pemandangan yang mencekam bagi Eve.

Akhirnya Eve sampai ke suatu pintu bertuliskan "Library (Perpustakaan)" Ia membuka pintu tersebut dengan hati-hati..
Eve masuk perlahan…
.
.
Ngiiiieeeeekkkkkkk.....
(Bunyi pintu terbuka)
Dan….
...
…
…
…
==== TO BE CONTINUED====