THANKYOU
Waktu menunjukkan pukul 18.30 WITA
Dean sampai kerumah Eve dengan nafas terhengah-hengah.
Ia berjalan kearah pintu, dan terlihat jelas didepan Pintu tertulis
====CLOSED, please dont disturb===
Dean mengacuhkan tulisan dipintu tersebut dan memilih tetap menekan Bell, walau hatinya ragu dan bertanya-tanya.
tiiing dong (bunyi bell pintu)
ngiiiikkkk.. Suara pintu di buka, membuat jantung Dean mau copot rasanya.
Misteri tentang Eve perlahan akan tersingkap. Begitu ucap Dean dalam hatinya
Tiba-tiba terlihat seorang pria keluar dari pintu, wajahnya lembut dan bersahabat.
"Hello??" ucapnya dengan senyuman
"aku sungguh minta Maaf,, hari ini anakku Ulang Tahun.. sekali ini saja aku tak bisa menerima Pasien.. " ucapnya sambil menangkupkan kedua tangannya.
"eh.. aku.. aku..." ucap Dean gugup. Ia menarik Nafasnya dan membuang lewat mulutnya.
Orang tersebut menunggu Dean menyelesaikan kalimatnya.
"Ehm… hai Dok.. aku Dean.. teman sekelas Eve.. apa Eve ada dirumah???" ucap Dean.
Seketika orang itu terkejut, keningnya terangkat, matanya membuat dan terbuka lebar..
Ia tersenyum bahagia,
"ooowww... WOOOW..!!"
"Silahkan masuk Dean..!!" Ucap dokter Mike dengan antusias.
Pria yang ada di hadapan Dean itu adalah ayah Eve. Ternyata sesuai ekspektasi yang diciptakannya dari cerita ibunya. Ayah Eve benar-benar orang yang baik dan ramah.
"Terima Kasih dok.." ucap Eve melangkah masuk kedalam rumah, disusul rangkulan tangan Dokter Mike di bahu kanannya
==========
"Eve...!!"
"Eve..!!"
"lihatlah siapa yg datang??" ucap Dokter Mike dengan antusias
Eve keluar dari dalam rumah,
"Ayah janji tidak akan menerima pasien hari ini.." ia berbicara pelan dengan raut wajah yang sedih dan kecewa.
Mendengar hal itu, Dean melangkah dari belakang Dr.Mike dan berdiri di sampingnya..
"hai Eve.. ini hanya aku.. aku bukan pasien.." ucap Dean sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya
Eve menatap Dean dengan Sendu dan datar..
Tiba2 mata Eve tertuju pada Buku yg di pegang Dean.
"HEI, APA YANG KAU LAKUKAN PADA IBUKU???" wajah Eve berubah garang, tatapannya tajam, dgn nada marah Eve mengatakannya kemudian merampas buku dari tangan Dean.
Segera setelahnya, Eve melangkah mundur dan memeluk buku tersebut. Eve tak melepaskan tatapan tajamnya pada Dean.
"Hei Eve,, tenanglah..!!" ucap dokter Mike dengan mengarahkan kedua tangannya kedepan.
"eh.. maaf Eve.. aku kesini untuk mengembalikannya padamu.. kau menjatuhkannya saat buru-buru pulang dari sekolah.." ucap Dean menjelaskan sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Eve..! ayo minta maaf.. " Pinta dokter Mike tegas.
Eve melepaskan tatapan tajamnya, ia menghela nafasnya, cengkraman erat pada buku di dadanya pun mulai melonggar.
"Ma.. maaf..." ucap Eve pelan dan halus
ketegangan menghilang.. wajah Eve kembali lembut..
"Nah.. itu baru gadis kecil ayah.." ucap dokter Mike sambil mencium kening Eve.
"Sekarang, ayo kita makan.." ajak dokter Mike ramah
"Dean. . ayo ikut makan malam bersama kami.." ucapnya sambil tersenyum
Dean menatap bingung, seolah belum tersadar dari kejadian tadi.
"hmmm, Masakanku mungkin tidak seenak yg kau bayangkan.. tapi, pasti menyehatkan dan ku rasa patut utk di coba.." ucap dokter Mike kembali merayu Dean.
Menyadarinya, Dean tersenyum mantap dan berkata,
"Sure, Dok!"
Dokter Mike melepaskan tawa kelegaanya mendengar jawaban Dean.
Mereka kemudian Berjalan dan duduk di meja Makan.
Dokter main terlihat sedikit bingung dan canggung, sambil berdiri menghadap meja makan, ia menggosok-gosokan kedua tangannya, menggigit sisi kiri bibir bawahnya ekspresinya seakan mencobba mengingat sesuatu.
"Ahaaa!!!" ucap dokter Mike menemukan jawaban yang dicarinya.
Dokter Mike membalikan badannya, ia mengambil sesuatu dari dalam lemari kabinet di dapur.
Ia keluar dan membawa sebuah Kue Tart dengan lilin menyala diatasnya,
Perlahan ia berjalan kearah meja, dan melantunkan lagu dengan suara Barritonnya yang khas
Happy Birthday to youuu...
Happy Birthday to Youuu..
happy Birthdaaayy my Little Eve..
Happy Birthdaaaayyyy to youuuuuu...
🎵🎵🎵🎶🎶🎶🎶🎵🎵🎶🎵
Di tengah lagu Dean pun ikut tersenyum dan bernyanyi.. 🎶🎵🎶🎵
"ayo sayang.. buat permohonan dan tiup lilinnya.." ucap dokter Mike setelah melepaskan Kue tart tersebut di depan Eve.
Eve tersenyum bahagia, ia menutup matanya dan berdoa:
"Tuhan, aku harap ayah dan Dean tetap sehat dan bahagia.. amin. "
Ia segera membuka matanya dan meniup lilin Kue ulang tahunnya.
Dean terkejut mendengar doa Eve, tak disangka namanya ada di Doa Birthday Wish Eve.
Ayah Eve tersenyum haru mendengar doa Eve.
"Doa yg indah sayang..." ucap Dokter Mike
Dean menyeriangai bahagia.
==============
Aksi haru itu berakhir sejenak, waktu menunjukan sudah pukul 8.00 malam,
Mereka menyiduk makan di hadaan mereka, dan meletakkannya dipiring masing-masing, Dean duduk sejajar dengan Eve, Sementara dokter Mike tepat di hadapan mereka, sambil memegang sendok dan garpu belum mulai mengunyah makanannya.
"bagaimana masakanku? enak bukan?" tanya dokter Mike menatap Eve dan Dean dengan penasaran.
["Gleeekkk.. "] Dean menelan makanannya, wajahnya tak terlihat menyenangkan.
"eee... eee..." wajah Dean terlihat ragu dan gusar.
"enaaakkkk kok dok…" ucap Dean setelah beberapa detik mengulum perkataannya.
"hahahaha.. ayolah jujur.. wajahmu tidak menunjukan bahwa itu enak.." ucap Dokter Mike memahami kejanggalan di wajah Dean.
"ini sedikit... paa.. pahiitt.." tambah Dean
"dan sedikit asam.." tambah Eve sambil tersenyum kearah Dean.
"oya, benarkah??" wajah dokter Mike penasaran
Dengan sigap ia menyuap dirinya dengan makanan dari piringnya.
"iiiiiwwww.. kau benar ada rasa pahitnya..!" wajahnya mengkerut
"mungkin seharusnya aku tidak mencampurkan Vitamin A kedalam salad ini.."
AUTHOR: **GUBRAAAKKKSSS
"what??" Ucap Dean Spontan dengan ekspresi kaget mendengar pernyataan itu.
"hhmmmmpppp" terdengar suara Eve mengatupkan mulutnya menahan tawa
"hmmppp... "
"pppphhhhhhh"
"hahahahaaaaaa.." Eve tertawa lepas dengan tangan di dadanya
"hahahaahahahahahaaaaa… hehhh.. hehhh… hahahahahahhaa" tawa Eve semakin keras.
Dokter dan Dean saling bertatapan kemudian menatap Eve dengan tatapan heran..
Kening keduanya mengerucut tak percaya.
"hahahahahaaaaa" tertawa Eve semakin keras kini ia memegang perutnya
"he... hhhmmpppp... " tak tertahan lagi melihat hal itu Dokter Mike dan Dean pun terpancing
"hahahaha.. hahahahahahaaaa…" Dean dan doter Mike tertawa bersama.
Disela gema tawa tersebut, dokter Mike menambahkan:
"Syukurlah aku tidak menambahkan antibiotik juga kedalamnya..!!" ucap dokter Mike menambah pecah tawa antara mereka bertiga.
Suara tawa mereka semakin kencang dan memenuhi ruangan.
Saat tertawa mulai terhenti.. mereka mengatur napasnya kembali.
"well.. kalau begitu kita makan Pizza saja?? bagaimana?? ada yang mau pesan Pizza?" tanya dokter Mike
Eve dan Dean saling bertatapan bahagia dan mengangguk dengan kencang dan cepat sambil tersenyum..
"okay sambil menunggu kita makan kue tart ini saja ya?" ucap dokter Mike
Eve dan Dean saling menatap kembali, mereka ragu dengan kue tartnya.
Melihat Hal itu, dokter Mike memahami tanpa perlu dijelaskan lagi.
"ow.. tenang saja.. ini aku beli di toko sebelah.. tidak ada tambahan apapun..!!"
Fiuuuhhhh... Eve dan Dean bernafas lega.
Mereka segera mengambil potongan kue dan makan dengan Lahap..
======================================================
["ting dong.. "] terdengar bunyi bel pintu
Ayah Eve berjalan kearah pintu kemudian kembali dengan 2 Box pipih super lebar di tangannya.
"Pizzaaaa datangggg.. ayooo kita makan.. !!!" ucapnya sambil membuka sajian itu diatas meja.
"Yyyeaaaaayyyyyy" teriak kebahagiaan Eve dan Dean, anak-anak memang suka pizza.
Mereka menikmati makan malamnya,
setelah itu bermain beberapa game tebak gerakan dan tertawa bahagia bersama.
mereka memutar musik dan menari bersama..
Tak terasa waktu menunjukan pukul 10.00 malam.
Eve kelelahan dan kemudian tertidur di Sofa.. Dokter Mike menyelimuti tubuhnya.
"hmmm.. dia sudah tertidur.." ucap dokter Mike.
"Dean.. Terima Kasih.." tambahnya sambil duduk disamping Dean
"untuk apa dok? " tanya Dean penasaran mendengar 2 kata itu.
"sudah lama sekali aku tidak melihat Eve tertawa lepas.. " ucap dokter Mike sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi
"dia menjadi pemurung semenjak ibunya meninggal.." ucapnya sedih
"oohhh.. percayalah.. kami punya moment-moment yang bahagia seperti ini saat ibu Eve masih hidup.. aku rindu saat-saat seperti ini.. kami tertawa bersama.. "
"mungkin aku terlalu sibuk dengan pasien-pasienku.. dan aku benar-benar tidak bisa meninggalkan pekerjaanku.. "
"bagiku pasien adalah keluarga.. "
" dan aku… aku sengaja menyibukkan diriku dengan semua ini.. agar aku tidak terpuruk dalam duka citaku.. dan menjadi lebih buruk dari Eve.." ucapnya senduh.
"aku tau aku salah dan Egois.. tapi ini lebih baik.." ia menghentikan sejenak perkataannya dan menghela napas.
"Lebih baik Eve memiliki ayah yang super sibuk.. daripada ayah yg "gila dan depressi" ucap Dokter Mike melengkapkan kalimatnya.
Dean menatap haru.. ia mulai berbicara,
"mungkin sebaiknya... "
"tidak keduanya dok.." ucap Dean tersenyum singkat
Dokter Mike hanya menatapnya dan melanjutkan pembicaraannya,
"aku bahkan sempat ada dimoment tersebut.. aku banyak meminum pil anti depressan.. aku benar-benar terpuruk saat itu.."
"aku sangat mencintai Evelyne Ibu Eve dan juga buah hati kami Eve.." ia tersenyum menutup kalimatnya.
"kau pasti bisa melaluinya dengan cara yg lebih baik dok.."
"yah Dean,, aku tau itu..."
"Eve sangat mirip dengan ibunya.. setiap kali aku menatapnya.. pasti aku akan teringat ibunya.. itu benar-benar membuatku merasa sedih.. itulah sebabnya aku selalu menyibukkan diri diluar.."
"seandainya saja saat itu aku bisa menolongnyaaaa.. aku seorang dokter tapi tak berhasil menyelamatkan istriku sendiri.." ucapnya sesal.
"Dean?"
"iya Dok..??"
"tolong kau jaga Eve dgn baik ya? "
"dia tdk pernah punya teman.. hanya kau teman satu-satunya.. aku harap kalian bisa saling menjaga satu sama lain"
Dean tersenyum.
"tentu saja dok.." ucap Dean menerima permintaan dokter Mike
"kau tau??? buku yg kau kembalikkan itu?? pasti kau heran kenapa buku itu sangat penting bagi Eve?"
"Iya dok.. aku sempat kaget dia menyebut buku itu dengan sebutan ibu.."
"hahaha.." tawa dokter Mike
"ibu Eve sangat pintar.. sama seperti Eve.. "
"dia yg membuat buku itu untuk Eve.. itu peninggalan terakhirnya untuk Eve.."
"itu buku yang hebat..!!" ucap Dean
"yah.. aku sendiri tak yakin bisa memecahkannya.." sahut dokter Mike. Kemudian Mereka tertawa bersama..
"skali lagi.. terima Kasih Dean.. telah mengantarkan kembali buku itu.."
Mendengarnya Dean tersenyum malu sambil menunduk.
'Eeehhh.." suara Eve terbangun dari tidurnya..
"ah.. maaf aku tertidur.." ucap Eve mendapati dirinya tertidur
"tidurlah dikamarmu sayang.. ayah akan mengantar Dean pulang.." ucap Dokter Mike sambil membelai kepalanya
"Dean… terima Kasih.." ucap Eve sambil tersenyum manis.
"hehehe" Dean tersipu memegang kepalanya
"tidak masalah.." tambahnya dengan senyum menyeringai lebar, menunjukan sederetan gigi putihnya.
SRRReeeettttt..
Tiba-tiba bahu Dean ditarik oleh dokter Mike.. ia menarik nya kearah pintu..
"sudahlah.. kau terlihat terlalu sumringah..!! ayo kita pulang!!" ucap Dokter Mike seperti ayah yang cemburu.
"Eve! masuklah kekamarmu.." ucap Dokter Mike
"bye Eve, aku pulang ya..?" bagai Dejavu, ucapan yg selalu di lontarkan Dean saat akan pulang sekolah.
Eve tersenyum dan mengangguk manis.
"sudahlaaahhhh ayooookkkk...!!! " ucap dokter Mike menutup wajah Dean dengan telapak tangannya yang lebar sembari mendorongnya keluar pintu.
Melihat itu Eve tertawa kecil..
Dokter Mike mengantar Dean kembali kerumahnya..
Hari itu benar-benar di akhiri dengan indah, baikoleh Eve, dokter Mike dan Dean..