Chereads / Rise of Grand Crest / Chapter 24 - Sosok berbahaya

Chapter 24 - Sosok berbahaya

Karena Leon dan Elvi mengambil tindakan untuk bergabung dalam pertarungan, Rio dan Ahren juga ikut maju.

Rio langsung mendatangi Leon, "Leon, aku sudah menunggumu! Mari kita bertarung!"

Rio membuat postur sedikit membungkuk, sebuah Crest coklat muncul di belakang punggungnya.

"First Crest of Dragonic Bear, Claw of Madness"

Kedua lengan Rio menebal dan ditumbuhi sedikit bulu kecoklatan. Pada lapisan kedua setelah bulu coklat, mulai tumbuh sisik hitam, membuat tubuhnya seperti sedang dibalut zirah perang.

Leon mengaktifkan Crest pertama miliknya. Sebuah Crest hijau bercorak ular melingkar muncul di belakang punggungnya.

Rio terkejut, "Hijau?! Ini tidak sesuai data. Apakah data kami salah?"

Tidak hanya Rio, hampir semua orang di tim Leon juga terkejut. Ini adalah kali kedua mereka melihat warna Crest milik Leon mengalami perubahan. Sebelumnya berubah menjadi warna ungu, sekarang hijau.

Tapi tidak ada waktu untuk memikirkan hal itu sekarang. Mereka harus fokus pada pertandingan sekarang.

"First Crest of White Serpent—"

Leon berhenti mengucapkan kalimat pemicu Crest pertama miliknya karena merasa ada yang salah dengan Crest miliknya.

'Ada yang salah. Mengapa aku merasa sihir Crest pertama milikku telah berubah? Mungkinkah karena kontrak dengan Nona Elma?'

Bahkan Leon tidak merasa yakin dengan dirinya sendiri.

Pada saat itu, Leon mendengar bisikan.

[Gunakan aku… hancurkan… hancurkan… hancurkan semua musuh]

Bisikan iblis terus terngiang dalam kepalanya. Leon terus meremas kepalanya dan berusaha menutup telinganya, namun suara itu masih terdengar jelas di kepalanya.

Tapi Rio tidak memperdulikan hal itu, dia mengangkat kedua lengan tebalnya pada Leon.

Elvi bergegas bergerak ke depan Leon untuk melindunginya.

"Red Magic, Flame Wall"

Dinding api melonjak dari tanah dan menghalangi Rio. Tapi Rio tidak memperdulikan hal itu, dia terus melanjutkan serangannya.

"Erraaaahh!"

Dinding api milik Elvi hancur, lantai arena retak, dan Elvi terlempar karena pukulan itu.

Leon terkejut tidak percaya. Ini adalah pertama kalinya dia melihat adiknya terluka. Sesuatu dalam hatinya memuncak dan hampir meletus.

[Marahlah! Dendamlah! Bencilah! Semua orang tidak dapat dimaafkan, jangan percaya siapapun, mereka adalah penghianat paling kejam]

Leon menjerit keras, "Rrraaaaaaaaahhhh!"

Sebuah tongkat sihir hitam pekat keluar dari sakunya. Aura Leon menjadi kuat dan semakin kuat. Tongkat sihir itu mengeluarkan aura hitam pekat yang jauh lebih kuat dari aura Leon.

Shira Yuki muncul dari Crest hijau milik Leon. Namun tubuhnya berwarna hijau terang, matanya bersinar merah dalam kemarahan.

Tubuh Leon menyerap semua aura hitam di udara. Semua pertarungan terhenti karena perubahan yang tidak biasa. Mereka menatap Leon dengan perasaan aneh. Sementara itu, Albion menatap Leon dengan perasaan khawatir di hatinya. Dia tahu sesuatu yang buruk akan terjadi.

Tato hijau di lengan kanan Leon bersinar cerah, sementara itu sebuah tato api hitam mulai muncul di lengan kiri Leon. Dari lengan kiri itu muncul bayangan besar sosok iblis.

Mata Leon berubah merah, taringnya sedikit tumbuh lebih panjang, membuatnya lebih dekat dengan sosok kejam.

Leon menghentak lantai dan langsung menuju Rio. Rio terkejut, namun dia dengan cepat membuat pertahanan dengan kedua tangannya yang telah diperkuat. Leon memukul lurus dengan tinju kirinya.

Beberapa sisik hitam di lengan Rio hancur dalam sekali pukulan. Namun hal yang membuatnya lebih ngeri adalah gambaran sosok iblis yang bisa dia lihat dengan jelas ketika bersentuhan dengan Leon. Shira Yuki bergerak cepat di udara dan langsung mencekik leher Rio.

Wajah Rio mulai membiru karena kesulitan bernapas, namun Shira Yuki tidak berniat untuk berhenti. Dia menggigit langsung wajah Rio.

"Aaaaaaaaaaaaaaa!"

Leon meraih kedua tangan Rio lalu membuat senyum iblis, Leon langsung memutar kedua lengan Rio sehingga suara tulang patah dapat terdengar.

Aaaaaaaaaaaaaaa…

Rio berteriak sekuat tenaga karena kesakitan, itu adalah tangisan pilu yang menyakitkan, tapi itu tidak berlangsung lama karena Rio langsung pingsan setelah kehabisan napas. Wasit segera membawanya keluar sebelum hal yang lebih buruk terjadi.

Bersamaan dengan Rio yang keluar arena, mantra sihir berskala besar telah selesai, namun kali ini mereka memutuskan untuk menambah beberapa bait mantra agar jangkauan sihir ini difokuskan hanya pada Leon.

Sebuah lingkaran sihir merah muncul di bawah kaki Leon. Dalam sekejap muncul badai api yang melonjak hingga ke langit. Tidak ada yang bisa melihat ke dalam, tapi Leon telah dilahap sepenuhnya oleh api. Pada tingkat ini, seseorang bisa terbunuh dengan mudah.

Hampir sepuluh menit berlalu, tapi tidak ada orang yang berani mendekat. Wasit tidak bisa bertindak untuk menyelamatkan Leon karena Albion terus mendesak agar tidak ada yang ikut campur.

Setelah sepuluh menit berlalu, badai api mulai pudar, namun apa yang ada di baliknya membuat semua orang terkejut. Leon masih berdiri di sana, selain itu Crest kedua miliknya telah muncul. Jika dilihat lebih jeli, Crest kedua miliknya seperti terbuat dari aura hitam pekat.

"Pseudo Awakening… Second Crest of Gluttony, All Eater"

Seluruh sihir api yang mengenainya dilahap begitu saja oleh Leon. Sepasang tanduk api muncul di dahi Leon.

Elvi menatap tidak percaya terhadap perubahan kakaknya.

"Kakak…"

Yui berteriak, "Semuanya, lakukan segala cara untuk menghentikan Leon! Hal yang lebih buruk akan terjadi jika kita tidak menghentikannya"

Baik tim Leon maupun tim kelas kedua mencapai keputusan yang sama.

Evan dan Ario yang terbalut dalam golem maju menuju Leon. Long Yue membuat tubuhnya diselimuti oleh bebatuan dan membentuk seekor kadal batu.

Yue mengarahkan sihir khusus miliknya pada ketiganya.

"First Crest of Scarlet Dragon, Dragon Blood"

Ketiganya mendapatkan sisik naga merah hampir di seluruh tubuh mereka, ditambah—

"First Crest of Solar Phoenix, Flame Soul"

Elvi mengaktifkan Crest pertama miliknya sebagai pendukung utama ketiganya.

Tubuh Evan yang dibalut dalam zirah besi mulai berubah, zirah di tubuhnya berubah menjadi bentuk yang lebih kompleks, bahkan beberapa bagian berubah menjadi bentuk roket pendorong atau meriam. Api merah menyembur dari sela-sela zirahnya.

Sementara itu Long Yue dan Ario telah berubah menjadi golem lava.

Long Yue meraung, sejumlah batuan lava muncul dan langsung meluncur menuju Leon.

Astrid tidak ingin tertinggal, dia mengaktifkan sihir miliknya.

"First Crest of Spirit Fox, Astral Claw"

"Green Magic, High Speed, Accelerate, Speed up, Swift Leg"

Itu adalah jumlah yang berlebihan untuk sihir percepatan sekaligus. Namun Astrid tetap memilih untuk melakukannya.

Astrid berlari dengan lincah di antara bebatuan lava yang dilemparkan oleh Long Yue.

Leon meraung marah, dia merentangkan kedua lengannya ke samping. Sejumlah api membalut kedua tangannya, dia lalu mengayunkannya ke depan.

Sebuah ledakan besar dipicu olehnya, bebatuan lava yang menuju ke arahnya juga dihancurkan sekaligus.

Untungnya dalam periode singkat itu, Evan berhasil bergerak cepat untuk melindungi Astrid.

"Apa yang kamu lakukan?! Aku tidak butuh dilindungi"

"Berisik! Tugas seorang laki-laki adalah untuk melindungi perempuan. Dan bagiku, melindungimu adalah hal yang lebih penting sekarang"

"Kau berbicara seperti orang dewasa saja, Evan. Tapi aku akan berterima kasih untuk yang satu ini"

Mereka berdua kembali fokus dengan cepat. Evan dan Hova bergerak cepat menuju Leon.

Singa dan harimau, hari ini keduanya saling bekerja sama untuk menghentikan Leon.

Evan dan Hova terus melancarkan pukulan keras pada Leon. Leon bisa mengimbangi beberapa gerakan mereka, namun dia mulai tersudut karena menghadapi keduanya secara bersamaan.

Ketika Leon lengah, Astrid muncul di belakangnya dan langsung membuat gerakan merobek punggung Leon.

Tapi… Leon tersenyum.

Yui yang menyadari itu langsung berteriak pada Yue, "Kakak!"

"Aku tahu!"

"Orange Magic, Fire Resistance"

Sebuah ledakan besar ditimbulkan Leon dengan dirinya sebagai pusatnya.

Evan dan Hova terpental, sementara Astrid langsung dipaksa keluar arena.

Tim kelas kedua telah bersiap lagi untuk membuat sihir skala besar, namun tampaknya mereka kehabisan mana.

"First Crest of Green Turtle, Life Force"

Mana penyihir dari kelas kedua dipulihkan sekaligus oleh Yui, mereka langsung memulai persiapan tanpa membuang waktu.

Dua gadis pemanah dari kelas kedua juga terus menerus menembak Leon dengan panah. Masalahnya adalah semua serangan mereka tidak berdampak pada Leon.

'Apakah orang ini iblis?'

Semua orang memiliki pemikiran yang hampir sama.

"Baiklah, sudah cukup"

Tiba-tiba sebuah suara lembut wanita dapat terdengar oleh semua orang.

Tato di tangan kanan Leon bersinar cerah. Sejumlah sulur tanaman muncul dari tanah dan membentuk sebuah bunga raksasa. Ketika bunga itu mekar dalam warna merah muda yang lembut, seorang wanita yang sangat cantik muncul di tengahnya.

Wanita itu adalah Elma, sosok roh yang membuat kontrak dengan Leon. Namun kali ini dia datang dalam wujud penuh, bukan dalam wujud roh.

"Aku tahu hal yang buruk akan terjadi, tapi tidak aku sangka sampai seburuk ini"

Leon terlihat semakin marah. Sebuah bola api tekanan tinggi muncul di tangan kirinya. Bola api itu lebih panas dari api biasa. Itu dapat terlihat dari lantai arena yang dipijak Leon memiliki warna yang kemerahan karena panas.

Bola itu dilemparkan pada Elma, namun Elma hanya mengangkat satu tangan untuk menghadapi serangan itu. Elma menepis bola api dengan mudah.

Bola api yang berubah arah itu menuju pelindung arena di langit dan langsung meledak. Hanya dalam sekejap, seluruh pelindung arena hancur, bahkan penonton yang berada sedikit jauh dari arena masih bisa merasakan panasnya meskipun sudah hilang.

Elma muncul tepat di depan Leon dalam sekejap, dia menepuk ringan kepala Leon.

"Tidurlah. Kamu sudah berusaha dengan baik"

Setelah itu, Leon seolah kehilangan tenaga dan langsung tertidur. Elma mendekap erat Leon dalam pelukannya. Crest kedua Leon kembali hilang menjadi kabut hitam tipis seolah terhapus. Begitu pula dengan tato di kedua tangannya.

Semua anggota tim Leon kecuali Astrid yang telah keluar arena segera mendekati Leon.

Elma berbicara dengan suara lembut, "Tidak apa-apa, dia hanya terlalu lelah. Biarkan dia istirahat"

Setelah amukan Leon terhenti, Albion diam-diam pergi dengan sebuah senyum kecil di wajahnya.