Chereads / Tak searah jarum jam / Chapter 5 - ada apa?!

Chapter 5 - ada apa?!

✨Kita sama sama manusia.

Kita sama sama makan nasi.

Maka tidak usah menghina, dan kamu jangan takut kepada mereka.✨

🔹🔹🔶Selamat Membaca🔶🔹🔹

"Sambel dong sambel!" Fani meraba rabakan tangannya mencari botol sambal yang Azka sembunyikan di bawah meja.

Bukannya berniat apa apa, tapi Fani sudah terlihat benar benar kepedesan sampai pengap seperti itu. Azka menatap Fani dengan heran, hanya karena diputuskan pacarnya, ia menjadi gila.

"Mana?!" Tanya Fani penuh emosi karena tak kunjung menemukan botol sambal.

"Bibir kamu kebakar." Azka menunjuk bibir Fani yang sudah sangat merah. Tapi Fani tidak menghiraukannya sama sekali.

"Gue gak peduli!"

"DASAR BUAYA!" Kini cewek itu melempar sendok baksonya ke atas lantai. Azka mengikuti arah pandang sahabatnya itu, ternyata benar saja. Pacar Fani yang sah menjadi mantan beberapa jam lalu, kini sedang asyik menggandeng cewek lain.

"Sa-sabar, Fan!" Tenang Azka dengan gugup, berusaha menahan amarah Fani yang hampir meledak.

Sekarang Fani meminum es jeruknya yang tinggal setengah. Setelah habis, kini ia beralih meminum es tehnya Azka yang masih utuh hingga habis. Azka hanya menghembuskan nafasnya pasrah, jika Fani sedang menjadi singa, dia juga akan kena imbasnya.

Fani menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangan. Wajar saja jika dia seperti ini, toh cewek lain juga pasti ngamuk ngamuk kamu kalau diposisi Fani. Mungkin cuma Azka saja yang tidak pernah seperti itu.

"HEH CUPU! LO EMANG GAK BECUS YA!"

Pandangan Azka dan Fani kini beralih ke meja kantin paling ujung. Disana berdiri tiga orang siswa kelas Xll dengan wajah yang garang. Teriakan tadi ditunjukan kakak kelasnya kepada seseorang yang sedang jatuh terduduk di bawah meja dengan gelas gelas yang pecah berhamburan.

"Ma-maaf!" Ucap cewek yang dibilang cupu itu sambil membersihkan tangannya yang kotor.

"Halah! Pokoknya lo harus ganti semuanya!" Bentak temannya yang sedang berdiri disamping cewek tadi.

"Tapi aku gak punya uang." Ujarnya pelan namun masih terdengar. Kemudian cewek itu bangkit dari duduknya dan menunduk menatap lantai.

Tangan cewek yang bernama Alea dan terkenal bad girl tiba tiba mendorong cewek cupu itu hingga tersungkur kembali. Tak punya rasa iba sama sekali, cewek cewek itu malah menertawainya tanpa ampun, di susul juga dengan gelak tawa dan cemoohan dari orang orang yang menonton di sekelilingnya.

"Dasar penindas!" Ketus Fani yang kemudian berdiri.

Fani hendak saja menghampiri mereka. Namun, Azka menahan tangannya dan ia lah yang maju untuk menghampiri mereka.

"Azka, lo--" Fani melongo tak percaya melihatnya.

Brakk!

Azka menggebrak meja saat sampai di sana. Tawa semua orang terhenti, dan berganti menjadi tatapan tak menyangka.

"Oh ini cupu satu lagi mau ngebelain?" Sinis cewek berbando hitam yang ia ketahui nama panggilannya adalah Ola. "Yaiyalah sama sama dari kaum cupu." Lanjutnya sambil melipat tangan.

Azka disebut cupu bukan karena memakai kacamata hitam besar ataupun ikatan rambut yang dikepang dua. Tapi karena orangnya pendiam dan jarang melawan.

Azka terdiam menatap mereka dengan tajam.

"Kenapa lo diem aja? Salah langkah?" Nyinyir Alea sambil memandang remeh.

Sekaligus mendapat dua mangsa, mereka makin tertawa sampai menjadi jadi. "Kenapa diem aja hah?!" Ola mendorong bahu Azka dengan telunjuknya.

"Karena singa yang diam lebih berguna dari pada anjing yang menggogog." Ucap Azka dengan datarnya sehingga mendapatkan tatapan melotot dari mereka. Fani hanya terdiam menyaksikan perdebatan itu. Ia tahu meskipun Azka pemdiam, tapi Azka pasti menang. Ia anak ajaib.

"Apa lo bilang?! Kita anjing?!"

"Saya tidak bilang seperti itu."

Alea memeras tangannya. Amarahnya sudah naik ke ubun ubun. Namun, dengan siaga temannya menahan dengan merentangkan sebelah tangan.

"Lo gak ada hormat hormatnya ya sama kakak kelas."

"Oh nona Firda Kyamuti," Azka menghela nafasnya sebentar tak kuasa jika menghadapi kakaknya di situasi seperti ini. Ya, benar. Dari ketiga bad girl tadi, salah satunya adalah kakaknya. Bahkan merupakan lider dari mereka. "Anda bilang ingin dihormati? Namun kalian sama sekali tidak menghormati orang lain."

Firda menatap adiknya tajam. Selama ini, tidak ada yang tau bahwa mereka merupakan kakak beradik. Karena bercengkrama saja tidak pernah, ditambah dari sifat keduanya yang berkebalikan.

"Bocah sialan!" Umpat Ola yang sudah tidak sabar lagi.

"Zaman modern seperti ini masih musim membuli? Apa anda keturunan purba? Menilai keburukan orang yang terlihat dari luar. Namun anda sendiri sangat buruk!" Tutur Azka yang membuat semuanya seketika membungkam.

Karena tidak ada perlawanan lagi, Azka berjongkok kemudian membantu cewek cupu tadi yang merupakan kakak kelasnya untuk berdiri. Kakinya lecet, sehingga harus dipapah dan dibantu juga Fani dari sebelah kanan.

"don't judge a book by its cover!" ucap Azka sambil berlalu membawa cewek itu menuju UKS.

"Makasih." Ucap cewek itu ketika sudah sampai di UKS, ia mendudukan dirinya di atas kursi. Sebelum menjawab, Azka mencari peralatan untuk mengobati. Karena jam segini, tidak ada petugas PMR yang sedang bertugas.

Azka membawa betadine lalu meneteskannya di atas lutut cewek yang belum ia ketahui namanya kemudian menempelkan handsaplas.

"Kenapa kamu nolongin Aku?" Tanya cewek itu sambil memiringkan kepalanya menatap Azka. "Kamu gak takut sama mereka?"

Azka terkekeh mendengar perkataan konyol itu. "Aku manusia, dan mereka juga manusia. Jangan takut! kita sama sama makan nasi, mereka enggak makan biji besi kan?"

Cewek itu ikut terkekeh mendengar jawaban Azka. "Oh iya, kamu kayaknya gak kenal sama aku. Aku Nadia." Ia mengulurkan tangannya untuk berjabat.

Tanpa basa basi, Azka langsung membalas uluran tangannya dan menyebutkan nama, bergantian dengan Fani yang sendari tadi diam. Ia bingung untuk ikut ke dalam percakapan mereka. Ia merasa tak enak karena mereka menggunakan panggilan 'aku-kamu'. Sedangkan ia sudah terbiasa dengan 'lo-gue'.

Tiba tiba pintu UKS terbuka dengan kencang dan menampilkan cowok seangkatan Azka dan Fani memandang Nadia dengan khawatir.

Cowok itu langsung berlari memeluk Nadia, begitupun Nadia, ia membalas pelukan itu dengan erat.

Azka dan Fani tersentak kaget dengan pemandangan di hadapannya. Mereka saling melirik lalu sama sama menggeleng tidak tahu.

"Lo kenapa ngagetin?" Tanya Nadia yang langsung menambah kekagetan mereka.

"Yaampun Kak, Gue khawatir!"

Hah?! Lo-Gue?! Kakak?! Apa apaan ini?!

Bersambung...

🔸🔸🔷🔸🔸

05  Juli 2019

By: irmaalw

Penasaran?

Ada yang udah tahu alurnya?

Sabar!

Aku update besok atau lusa:)