7 April tahun 2237.
Sruut...Ah...
"Minum kopi di pagi hari itu memang yang terbaik!" Beast man berjenis badak yang hampir dua meter itu kembali menyeruput pelan kopi di tangannya, menikmati setiap tegukannya. "Kita harus berterima kasih kepada para Luwak-luwak itu.Walaupun mereka itu pemarah, tapi mereka berhasil menciptakan kopi senikmat dan seharum ini.." Ia menutup matanya, kemudian menarik nafas dalam menikmati aroma khas kopi tersebut.
Beast man berjenis kucing putih dengan bekas luka di telinga kirinya, yang tengah duduk di sampingnya itu menggelengkan kepalanya pelan kemudian memperbaiki kacamatanya yang sedikit miring.
"Ayah harus mengurangi kadar kafein Ayah, maksudku Professor Eros.." Beast man kucing itu mengambil cermin kecil dari tasnya kemudian mengangkatnya tepat ke wajah beast man badak yang ia sebut Ayah sekaligus Professor Eros itu. "lihatlah kantung matamu itu Yah, maksudku Professor, Mia hampir merasa bisa bergelantungan di bawahnya.."
"haha, lucu sekali Mia, lucu sekali.." Professor Eros tertawa datar melanjutkan menikmati kopinya, tidak mengindahkan kata-kata anak angkatnya yang sekaligus asistennya itu, Mia.
Mia kembali menggelengkan kepalanya pelan melihat betapa keras kepalanya Ayah angkat sekaligus Professor yang ia kagumi itu. "Pergilah tidur sejenak Yah, Ayah sudah tidak tidur hampir 1 minggu lamanya, semenjak penelitian ini dimulai 1 bulan yang lalu.."
Eros mengangkat sebelah alisnya, seakan akan terkejut, kemudian memasang wajah heran dengan apa yang baru saja diucapkan asistennya itu. "Tidur? Apa itu? Sejenis makanan baru kah?"
Baru saja Mia hendak melemparkan tas ditangannya ke wajah Ayah angkatnya itu, Gelang Chip di tangannya tiba-tiba berbunyi, ia membatalkan niat awalnya itu kemudian menekan chip itu pelan yang memunculkan proyeksi gambar beast man berjenis kadal, ia nampak sedang berdiri di sebuah pintu besi yang amat besar.
"Nona Mia, apa anda sedang bersama Professor Eros?" Mia mengangguk pelan. "Iya, dia sekarang ada di sampingku, ada apa? Apa kalian telah berhasil membuka pintu besi itu?"
"Benar Nona Mia! Setelah dua minggu ini, kami akhirnya bisa memotong lempengan terakhir pintu besi yang amat tebal ini!!"
"AKHIRNYA!!" Eros berteriak cukup keras membuat Mia hampir terjatuh dari tempat duduknya. "Dua minggu aku menunggu hal ini! Akhirnya kita bisa mengetahui apa yang amat dilindungi manusia di balik pintu besi itu!!" Eros menaruh cangkir kopinya di atas meja.
"Ayo Mia, kita harus cepat! Aku sudah tidak sabar!" Eros berjalan cepat keluar dari ruangannya itu, ia tak henti-hentinya tersenyum menantikan apa yang akan ia temukan.Mia hanya mampu mengangkat bahu melihat kelakuan sang Professor, kemudian mengikutinya dari belakang.
....
Di depan pintu besi, di bawah Benteng Titan itu, Eros tak henti-hentinya bergumam sendiri.
"Lihat betapa besar dan tebalnya pintu besi ini! Manusia pasti amat sangat melindungi apapun yang ada di balik pintu ini! Agh! Aku sudah tidak sabar!" Ia menghentak-hentakkan kakinya ke tanah, membuat tanah sedikit bergetar.
"Err.. Professor, nampaknya ini cukup memakan waktu lama karena ternyata lempengan besi terakhir itu cukup tebal sehingga agak sedikit sulit untuk mendorong atau memindahkannya" Ucap beast man kadal di depannya.Eros mendengus kesal, hentakan kakinya semakin cepat dan keras.
"ARGH!! KALIAN LAMBAT SEKALI! MINGGIR KALIAN SEMUA! AKU AKAN MENUBRUKNYA!" Eros mendengus sangat keras, ia mulai mengambil ancang-ancang.Semuanya segera menyingkir dari tempat itu, takut akan ikut tertubruk oleh Sang Professor tersebut.
"Professor! Tenanglah! Tenang! Kau menakuti yang lain!" Mia berusaha menenangkan sang Professor.Namun, Eros tidak mendengarnya, di kepalanya kini hanya rasa penasaran dan rasa keingintahuan yang teramat tinggi akan apa yang berada di balik pintu besi itu, Ia lalu melesat dengan cepat ke arah lempengan besi tersebut.
BRUAAAGGH!!!
Lempengan besi itu terpental jauh, menyisakan Eros yang berdiri terdiam di depan lubang pintu itu.Mia segera berlari hendak menghampirinya, khawatir dengan sang Professor.
"PROFESSOR! PROFESSOR! KAU TIDAK APA-A...PA..." Mia berhenti sebelum sampai ke Professor , Mia sigap menutup hidungnya karena ia mencium bau busuk entah darimana, pelan ia mengintip ke balik pintu besi itu.Betapa terkejutnya ia menemukan fakta bahwa di balik pintu besi itu merupakan ruangan yang amat luas dan berisi begitu banyak tulang dan tumpukan mayat manusia yang menggunung dan mengeluarkan bau yang teramat busuk.Pandangannya kini teralihkan ke arah Ayah angkatnya yang masih tak bergerak barang sedikit pun dari tempatnya.
"PROFESSOR! PROFESSOR! AYAH!!"
"Mia.." Professor menjawab pelan, ia menggunakan ketiga jarinya untuk menutup hidungnya.Mia menghela nafas lega sambil masih menutup hidung. "Segera ambil topeng gas dan bawa padaku...Aku menemukan sesuatu.."
Dengan sigap Mia segera melesat untuk mengambil topeng gas, tak berselang lama ia kembali dengan membawa dua topeng gas, ia memberikan satu pada Sang Professor sementara ia mengenakan yang satunya.
Mia menerawang sekitar, begitu banyak tumpukan tulang dan mayat manusia di sini, mungkin ada sekitar 5 ribu sampai 6 ribu orang.Ia menopang dagu, berpikir sejenak, ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya.
Apa yang sebenarnya manusia pikirkan mengurung diri mereka hingga ajal menjemput mereka di dalam ruangan besi ini? Apa mereka terlalu takut untuk keluar? Atau ada alasan lain yang membuat mereka tidak mau keluar dari sini? Atau malah mereka sebenarnya tidak bisa keluar dari sini?
Sementara Mia masih diam di tempat berkutat dengan pemikirannya sendiri, beberapa Beast man Kadal pekerja mulai masuk dengan menggunkan topeng gas, memeriksa sekitaran tempat itu.Eros sendiri telah berjalan jauh ke depan, melewati celah-celah gunungan tulang dan mayat tersebut, samar Ia mendengar sesuatu dari kejauhan.Dengan menggunakan indra pendengarannya yang tajam, ia berjalan menuju sumber bunyi tersebut.
Lama ia berjalan lurus ke depan mengikuti indra pendengarannya, ia sampai di ujung dinding besi itu. Ia menatapnya pelan lalu memukul mukul dinding besi itu, sesuai dugaannya, dibalik dinding besi ini ada ruangan lain.Ia kembali tersenyum bersemangat kemudian mundur beberapa langkah ke belakang.Kembali ia melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, menubruk pintu besi itu, menimbulkan suara keras,mengagetan semua yang ada di tempat itu, sekaligus membuat Mia tersadar dari pemikirannya sendiri kemudian berlari mengikuti sang Professor yang telah menubruk dua pintu besi dalam sehari itu.
"PROFESSOR! PROFESSOR!! ANDA BAIK BAIK SAJA!?" Mia bergerak gesit menuju ke sang Professor yang saat inbi sedang mengusap-usap kepala dan culanya.
"Aduh, ternyata keras juga pintu ini.." Mia hampir terjatuh mendengar ucapan sang Professor. "Namanya juga pintu besi Professor! Mulai sekarang Ayah, ehm maksudku Professor harus berhenti menubruk pintu-pintu besi lagi!" Ia memperbaiki kembali posisi topeng gasnya yang miring sedikit, kemudian menghela nafas pelan. "Hah, Ini pasti gara-gara Professor terlalu sering meminum kopi sehingga Anda jadi cepat marah Professor! Jadi setelah ini Anda jangan minum kopi dulu Professor! Dengar Professor!"
Eros tidak memberikan respon apapun, membuat Mia hampir sekali lagi hampir melemparkan tasnya ke wajah sang Professor, namun kembali gagal karena sang Professor memberikan isyarat diam kemudian menunjuk ke dalam pintu besi itu.
Mia menengok ke dalam, ia kembali terdiam sedikit menggigil sembari memperhatikan sebuah ruangan yang penuh asap embun yang membuat jarak pandangnya menurun drastis, Ia menyeka pelan kaca topeng gas yang dipakainya karena terjena embun.
Ruangan berhawa dingin hingga menembus tulang itu tidak terlalu luas, hanya saja berisi banyak sekali kabel dan alat elektronik yang masih menyala, di sekitarnya nampak beberapa mayat manusia yang masih utuh, ada sekitar 10 sampai 20 mayat manusia yang memakai jas khas peneliti yang sudah koyak dan kotor.Namun yang paling menarik perhatiannya adalah sebuah tabung besar yang terselimuti es yang tersambung dengan berbagai kabel-kabel dan alat elektronik itu.
Mia mendekati tabung es itu, menyentuhnya pelan.Dingin dan keras, hanya itu yang terlintas dipikirannya.Ia menengok ke bawah, memperhatikan sebuah tulisan atau ukiran menonjol yang tertutupi debu dan tanah.Mia mengeluarkan sebuah sapu kecil dari tasnya, kemudian membersihkan Plakat yang berada di tabung itu.
"PROJECT A..? apa itu?" Ia berkecak pinggang, memikirkan makna dari plakat tersebut.
Perlahan embun-embun di sekitar ruangan itu mulai pudar, Mia yang berada di samping tabung itu sedikit terkejut, mulai menyadari ada sesuatu pada inti tabung itu.
"Professor.. Professor!" Mia berteriak kecil, memanggil Sang Professor, yang sedari tadi mencoba mengutak atik alat elektronik di ruangan itu, Eros menyahut pelan. "Hn? Ada apa Mia?"
"Sepertinya ada sesuatu pada inti tabung ini.."
Eros mengangkat sebelah alisnya di balik topeng gasnya. "Hnn? Tabung? Tabung ap- Oh, aku tidak melihatnya tadi..."
"Bagaimana bisa kau melewatkan sesuatu sebesar ini di depan matamu, Professor?" Mia menepuk dahinya pelan.Sementara Eros sendiri malah tertawa kecil menanggapi Mia."Haha, kurasa mataku mulai sedikit rabun.."
Mia diam tidak membalas sang Professor, ia fokus memperhatikan sesuatu di inti tabung itu.Ia mampu melihat bahwa 'sesuatu' di tabung itu terlihat agak kecil, memiliki 2...tangan..dan kaki..? Terdapat perasaan aneh pada Mia semakin ia melihatnya. Seketika ia sadar, yang ia lihat bukanlah sesuatu, melainkan mahluk hidup!
"Professor! I-itu... Itu adalah mahluk hidup!!"
"APA!!? SEGERA KELUARKAN DIA DARI TABUNG ITU!! DARI RAS APA DIA!? ELF KAH? DWARF? ATAU JANGAN SAMPAI ITU ADALAH RAS KITA!" Eros nampak sedikit panik dan marah, ia memukul-mukul tabung itu membuatnya sedikit retakan kecil.
Embun pada ruangan itu pun telah menghilang sepenuhnya, membuat Mia kini mampu melihat jelas mahluk pada tabung itu.Kini ia paham perasaan aneh yang ia rasakan kala melihat mahluk itu.
"P-Pro-Professor..i-itu...." Mia menatap tabung itu terbelalak, badannya bergetar hebat, membuatnya terduduk lemas memegangi telinga kirinya, Eros yang menyadarinya segera memeluk Mia, mencoba menenangkan Anak angkatnya itu. "I-itu...Ma-Manusia...."
Eros sedikit terkejut mendengarnya, seorang manusia terakhir yang ada di dunia berada dalam sebuah tabung es di sebuah laboratorium tersembunyi di bawah benteng Pertahanan terakhir manusia, di balik sebuah kuburan massal dibalik pintu besi yang amat besar dan tebal.
Eros menatap dalam tabung itu, masih mencoba menenangkan Mia.Apa yang melatari manusia, hingga mereka melakukan hal tersebut? Rahasia apa yang tersimpan oleh manusia terakhir itu!?
Eros menarik nafas, sedikit menutupi telinga Mia.
"DENGAR SEMUA!! PRIORITAS UTAMA KALIAN SEKARANG ADALAH MENYELAMATKAN MAHLUK DI DALAM TABUNG ES ITU!! LAKUKAN APAPUN DAN PASTIKAN IA TETAP HIDUP!! IA BISA SAJA MEMBAWA SEBUAH RAHASIA ATAU PENGETAHUAN BESAR!!"
"SIAP PROFESSOR!!!"
Seiring dengan para beast man lainnya datang, Eros menggendong Mia keluar dari tempat itu, Eros paham perihal yang terjadi pada Mia saat ini berhubungan dengan masa lalunya dulu.
Masa lalu Mia 12 tahun yang lalu.