Ketika berusia 16 tahun Phoenix mengasah berbagai talenta, dan baru di usia 17 tahun inilah ia mulai mengumpulkan power pertolongan.
"Jangan takut anakku, aku akan membantumu"
Mu Toh kemudian memasukkan ramuan itu kedalam mulut Ze Ai Zima sampai habis. Perlahan-lahan kulit putih Ze Ai Zima berubah menjadi kecoklatan, bahkan rambut dan bulu matanya juga menjadi cokelat, yang membuatnya justru tampak semakin mempesona.
Phoenix menekan dirinya agar tidak tergoda pada kecantikan Puteri Ai Zima. Namun, sepertinya itu sangat sulit. Sangat sulit bagi orang normal untuk mengabaikan keindahan Puteri Ai Zima.
"Pigmen ini tidak akan bertahan lebih dari satu minggu. Oleh karena itu, ia membutuhkan Cincin Pengikat untuk terus mempertahankan ramuan ini "
Mu Toh menatap Phoenix yang terbelalak kaget. Ia pernah tidak sengaja masuk kedalam gua Penyihir Langit terlarang dan melihat Cincin Pengikat itu di mahkota Burung Legenda.
Phoenix terkena kutukan karena ia hendak mengambil cincin itu dan tertangkap basah oleh Penyihir Langit.
Ia tidak akan berani lagi masuk ke gua itu dan mungkin menerima kutukan yang baru lagi.
"Jika kamu berhasil memberikan cincin itu kepada gadis ini, jumlah power pertolongan mu akan naik menjadi sepuluh ribu. Karena gadis yang kamu tolong ini adalah manusia setengah dewa yang tidak diinginkan"
Mata Phoenix tampak berbinar ketika Mu Toh memberitahukan hal ini.
"Jika kamu gagal dan tertangkap basah Penyihir Langit, seribu power pertolongan yang sudah kamu kumpulkan akan hangus"
"Anakku, aku berpihak kepadamu, dan selamanya akan selalu begitu. Aku tau kamu bisa. Laksanakanlah. Ini adalah batu loncatan, dan juga bantuan"
Mu Toh berdehem, "Jika kamu bisa menolong manusia setengah dewa atas permintaan orang lain, power pertolongan mu akan bertambah sepuluh ribu. Namun jika kamu melakukannya atas permintaan mereka sendiri, power pertolonganmu akan bertambah 20 ribu. Itu adalah batu loncatan yang sangat baik jika kamu pandai memanfaatkannya"
Mu Toh kemudian mengambil sebuah jubah dan memasangkannya pada Ze Ai Zima.
"Manusia setengah dewa sangat sulit meminta pertolongan orang lain. Dan orang lain pun tidak berniat memintamu menolong manusia setengah dewa. Apa yang kamu lakukan jika kali ini, seseorang memintamu menolongnya"
Phoenix tiba-tiba berdiri, ia menatap Mu Toh dengan percaya diri.
Mu Toh tersenyum ketika Phoenix menghilang dan berteleportasi ke gua Penyihir Langit yang terlarang.
Setelah beberapa menit dalam keheningan tanpa Phoenix. Mu Toh mendengar suara teriakan salah satu pengawal.
"Beri hormat kepada Raja Karsein"
Mu Toh langsung kembali ke alam pikiran ketika Karsein dan pengawalnya masuk kedalam kuil. Karsein sudah mendapatkan berita kembalinya Puteri Ai Zima, adik tirinya yang tidak diinginkan itu dari salah satu mata-matanya.
Kabarnya ia dibawa ke kuil Mu Toh yang berada satu kota dengan Kerajaan Crocus, tempat kediaman Karsein.
Dan ternyata benar, disini Puteri Ai Zima masih belum tersadar dari pingsannya.
Karsein tertegun menatap perubahan signifikan dari adik tirinya itu. Kulit dan rambutnya tidak lagi putih, dan membuat kecantikannya tampak lebih normal daripada sebelumnya.
Karsein tersenyum senang, "Aset kita sudah datang, bawa dia ke Istana" perintahnya.
Karsein punya rencana khusus untuk Ze Ai Zima.
Ia tahu Barak memerintahkan Phoenix membawa Ze Ai Zima ke kuil Mu Toh karena ingin mengobati kulit Ze Ai Zima, terbukti dengan perubahan signifikan dari kulit tersebut.
Bukankah sesuatu yang aneh jika seseorang yang memimpin kampanye 100 hari pengusiran Ze Ai Zima justru tidak membunuh Ze Ai Zima ketika mendapatkan kesempatan. Barak justru memerintahkan sesuatu yang baik untuk dilakukan pada Ze Ai Zima.
Menurut Karsein, tidak diragukan lagi kalau Barak tertarik kepada Puteri Ai Zima. Oleh karena itu, ia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk balas dendam dan mempermainkan Barak. Bagaimanapun juga, secara hukum, Karsein masih punya hak dan tanggung jawab kepada Puteri Ai Zima, yang adalah adik tirinya.
Akhirnya Karsein menemukan kelemahan Barak.
Tepat ketika pengawal hendak mengangkat Puteri Ai Zima, seekor buruk gagak menyambar wajah seluruh pengawal tersebut.
Dan saat itu juga, Ze Ai Zima tiba-tiba tersadar dari pingsannya.