Absen dulu yuk :)
***
Terkadang berkorban untuk orang lain adalah sesuatu yang tidak akan pernah salah untuk di lakukan karena dengan berkorban maka kita bisa saling menguatkan hubungan. Baik itu antar keluarga, sahabat bahkan orang yang kita cintai sekalipun.
Tapi ada kalahnya berkorban itu juga tidak baik, terutama jika kau berkorban demi kebahagian orang lain dan membuat hidupmu sendiri terluka dan lebih parahnya menderita.
Meskipun begitu, kita tidak bisa mengabaikan keluarga yang meminta bantuan kita kan?, karena ada sebuah pepatah yang mengatakan hanya keluargalah yang akan menerima dirimu baik itu hal yang baik darimu bahkan hal yang paling buruk darimu. Dan hanya keluargalah yang dapat menghargai setiap pengorbanan yang kau lakukan.
Singkatnya keluarga itu seperti sebuah potongan parzell yang sering kali hancur karena suatu hal, tapi potongan parzell itu akan kembali menyatu jika diperbaiki dan akan kembali menjadi utuh lagi seperti sebuah masalah.
Karena terkadang banyak orang akan membuat masalah di dalam keluarga entah itu hanya sebuah pertengkaran kecil, pertikaian bahkan masalah besar sekalipun dan siapa yang akan memaafkan dirimu bahkan melupakan masalah yang kau buat jika itu bukan keluargamu sendiri.
Jika secara nyata, jarang sekali ada orang yang mau mengampuni kesalahan orang lain hanya karena mereka saling mengenal selama bertahun-tahun terutama jika itu adalah masalah yang sangat besar.
Tapi terkadang ada juga dari mereka yang sepertinya belum bisa mengerti tentang arti dari keluarga itu sendiri, bahkan ada orang yang mengatakan bahwa 'temanku lebih baik dari keluargaku'.
Apa kau sadar saat kau mengatakan hal itu, itu sama saja menabur garam pada sebuah luka?. Mungkin banyak dari kita yang belum menyadari bahwa teman tak selamanya akan menerima semua kekurangan dalam diri kita dan seorang teman tak akan selamanya menjadi motivasi bagimu.
Karena hanya keluarga yang mampu menerima dirimu dan yang mampu melindungi dirimu bahkan berkorban untuk kebahagianmu.
Jadi ...
Jika ada sebuah pertanyaan yang di utarakan padamu mengenai arti dari sebuah keluarga apa yang akan kau jawab?
'Apakah keluarga menjadi kehagatan bagi dirimu disaat kau luka, sedih, bahkan sendiri?
'Apa keluarga merupakan motivasi terbesarmu untuk hidup dan bahagia karena keluarga yang kau miliki?'
Atau
'Apakah keluarga merupakan alasan terbesar dalam hidupmu untuk menjalani kehidupan yang sulit ini?'
Mungkin akan ada banyak jawaban yang akan kalian katakan mengenai arti sebuah keluarga. Karena meskipun kata keluarga itu hanya sebuah kata yang singkat tapi kata keluarga itu memiliki banyak arti bagi hidup setiap orang.
Meskipun begitu sepertinya pertanyaan itu tak terlalu menarik untuk Eun Ji, karena dibanding mengutarakan arti dari sebuah keluarga. Eun Ji lebih penasaran mengenai
'Apa arti dirinya bagi keluarga?'
dan
'Apa arti dari pengorbanan yang selalu ia lakukan bagi keluarganya?'
Mungkin kalian akan bingung dengan pertanyaan yang saat ini Eun Ji tanyakan dan mungkin saat ini ada banyak dari kalian yang sedang bertanya-tanya mengenai pertanyaan Eun Ji itu. Meskipun begitu, pasti ada banyak orang yang bertanya pertanyaan yang sama dengan Eun Ji.
'Apa arti kehadiran diriku dalam keluarga ini?'
'Apa dengan adanya diriku di keluargaku akan membuat seisi keluargaku bahagia?'
Itu yang selalu Eun Ji pikirkan dalam dirinya saat ini, bahkan saat hujan mulai perlahan membasahi tubuh mungilnya dan membuat butiran air mata mulai terjatuh terhapus oleh hujan. Eun Ji masih tak mau beranjak dari tempatnya berdiri saat ini.
Rasanya terlalu sulit bagi Eun Ji untuk beranjak dari tempat ini, tempat yang telah berhasil merenggut nyawa dari ayah tercintanya. Bahkan setelah 8 tahun berlalu Eun Ji masih tak bisa melupakan bagaimana ayahnya saat itu berusaha menggenggam tangan dirinya bahkan saat ayah Eun Ji sudah tidak sanggup lagi untuk bernafas.
"Maafkan aku ayah, maaf"
Ucap Eun Ji sambil terisak terduduk di jalanan aspal yang sudah berlinangan dengan air hujan.
Mungkin hanya kata-kata itu yang bisa Eun Ji sampaikan pada ayahnya yang begitu sangat mencintai dirinya. Jika Eun Ji bisa memutar kembali waktu maka ia ingin agar dirinya saja yang meninggal saat itu.
Tapi Eun Ji sadar bahwa ayahnya pasti tak akan senang saat mendengar kalimat itu terucap dari bibir manis Eun Ji. Dan Eun Ji juga sadar bahwa keluarganya juga tak akan senang dengan keberadaan Eun Ji saat ini yang masih hidup sedangkan ayah yang sangat mereka kagumi dan sangat mereka cintai telah pergi meninggalkan mereka.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Suara kahwatir seorang pria yang baru saja menghentikan mobil mewah berwarna putihnya itu terdengar di jalan yang sepi ini, perlahan pria itu berjalan mendekat kearah Eun Ji yang masih terduduk tanpa menghiraukan ucapan dari pria yang memiliki ketampanan tingkat dewa itu.
Sekali lagi pria itu menanyakan hal yang sama pada Eun Ji sambil berjongkok dihadapan Eun Ji yang juga masih terduduk lemas di jalanan ini, pria itu mengarahkan payung yang sedari tadi ia pakai dan memayungi Eun Ji agar wanita yang sangat ia cintai tak kebasahan dan sakit.
"Eun Ji-ah..."
Panggil pria itu dengan lembut sambil menangkup wajah Eun Ji dengan tangan kanannya.
Setelah sekian lama Eun Ji hanya terisak , kini Eun Ji mengutarakan segala hal yang sangat ingin ia ucapkan pada pria yang ada di hadapannya saat ini, sebuah kebenaran yang mungkin akan sangat melukai hati pria yang telah berhasil mencuri hatinya melalui sikap manis dan perhatian yang selama ini pria itu berikan padanya.
"Jimin ..."
Mendengar suara Eun Ji, membuat pria yang dipanggil Jimin itu langsung merespon dengan matanya yang saat ini juga hampir menangis melihat kondisi istri tercintanya yang terlihat begitu banyak beban.
"Aku...., Aku bukan Eun Ji yang selama ini kau cintai"
Ucap Eun Ji sambil terisak.
Sebuah kenyataan pahit yang membuat kedua orang ini terpukul dan sama-sama terluka pada sebuah kenyataan yang sebenarnya masih sangat mengganjal di dalam hati Jimin.
Seorang pria yang telah menikahi Eun Ji selama 2 tahun terakhir. Dan yang telah mencintai Eun Ji dari saat pertama kali ia bertemu bahkan sampai sekarang. Tapi kenapa?, Mengapa Eun Ji mengungkapkan semua kebohongan yang bahkan tak bisa diterima oleh Jimin sendiri.
"Apa maksudmu Eun Ji?"
Tanya Jimin yang masih tidak percaya dengan yang baru saja ia dengar dari bibir manis Eun Ji.
"Apa maksudmu bahwa kau bukan ..."
Ucapan Jimin terhenti, entah kenapa Jimin tak bisa melanjutkan ucapannya itu. Rasanya begitu tak masuk akal pasalnya wajah, sikap dan sosok Eun Ji adalah Eun Ji yang sebenarnya.
"Maaf karena telah membohongimu selama ini"
Eun Ji berusaha untuk tak terisak disana, tapi sayang Eun Ji tak sanggup untuk menahan sakit di dalam hatinya dan itu berhasil membuat tangis Eun Ji tumpah tanpa celah sedikitpun.
Jimin perlahan berdiri dan bangkit dari posisinya tadi dan perlahan berjalan mundur untuk bisa mengontrol dirinya. Beberapa kali terdengar teriakan Jimin yang terdengar begitu putus asa atas ucapan Eun Ji barusan.
"Aku tahu Eun Ji, bahwa kau selama ini menderita karena keluargaku, dan aku tahu kau terluka karena mereka. Tapi tidak bisakah kau tak mengatakan ini, ini sangat tidak masuk akal Park Eun Ji!"
Teriak Jimin sambil kembali berjalan kearah Eun Ji dan mencengkram bahu Eun Ji kuat.
Tidak ada jawaban dari Eun Ji, setidaknya Eun Ji sudah bisa mengungkapkan segala ganjalan yang ada di dalam hatinya yang selama ini selalu menjadi beban dalam pikirannya.
"Han Eun Ji!"
Panggil Jimin dengan sangat keras. Mungkin ini adalah bentuk frustasi yang saat ini sedang ia rasakan. Beberapa kali Jimin berusaha meminta penjelasan pada Eun Ji tapi sayang Eun Ji sepertinya tak mau membahas hal ini lagi karena bagi Eun Ji dengan mengungkapkan kebenaran ini saja sudah cukup membuat hati mereka sakit.
Ada baiknya jika sang empunya nama yang menjelaskan tentang semua ini, segala hal yang terjadi mulai dari awal hingga saat ini. Saat dimana kedua insan ini harus menerima kenyataan pahit ini.
Setelah berhasil menguatkan dirinya, Eun Ji perlahan berdiri dan menatap Jimin sekilas yang masih terlihat kesal dengan semua hal konyol ini.
"Aku bukan Han Eun Ji tapi Han Eun Bi, jadi aku mohon jangan panggil aku dengan nama itu lagi"
Eun Ji pergi setelah mengucapkan kalimat itu, kalimat yang membuat Jimin membatu tanpa bisa melakukan apapun. Bahkan untuk menahan agar Eun Ji tidak pergipun sangat sulit. Tidak! Bukan Eun Ji tapi wanita yang mengaku bahwa dirinya adalah Eun Bi.
Apa cinta sesulit ini?
Kenapa semuanya serasa begitu tiba-tiba dan masih tidak bisa di mengerti oleh Jimin bahkan Eun Bi sendiri juga tak mengerti dengan keputusan dan kebenaran yang baru saja ia ungkapkan.
Mencintai bukan artinya kau harus memiliki dirinya, memiliki bukan artinya hatinya sepenuhnya tertuju padamu. Berkorban bukan berarti kau juga harus ikut terluka, tapi berkorban yang sebenarnya adalah saat dirimu dan dirinya sama-sama bahagia atas apa yang telah kau korbankan.
*
Jangan lupa vote, Coment dan ulasannya ya :)
*
Haii, aku balik lagi. Karena udah lama banget engak nulis jadi rasanya aneh hehehe. karena aku sudah selesai ujian dan aku juga kayaknya udah cukup liburannya aku balik lagi dengan judul cerita yang baru
Judulnya 'Hidden Love?'
Gimana dengan chapter perdananya?
apa kalian suka?
Aku harap kalian bakalan antusias kayak di cerita Fake Wedding. karena aku bakalan janji sama kalian bahwa aku bakalan Update setiap hari 2 bab di jam pagi dan malem.
jadi aku tunggu sampe rabu, kalau antusiasnya tinggi di chapter ini aku bakalan update di hari kamis jamnya kemungkinan jam 10 dan di jam 7/8 malam.
Jadi siapkah kalian untuk baca cerita Hidden Love? ini??