Chereads / Maukah Kau Bahagia Bersamaku / Chapter 4 - FIRASAT SEORANG IBU

Chapter 4 - FIRASAT SEORANG IBU

Muslimah masih menunggu kepulangan sang suami, walaupun ia tahu, bahwa saat itu bukanlah waktu pulang sang suami, meskipun jam kerjanya telah selesai tapi sang suami entah pergi kemana untuk menghabiskan hari panjangnya itu.

perasaan lelah dan ingin menyerah membuat muslimah bimbang menentukan pilihan.

" tahan sedikit lagi, aku harus bertahan sedikit lagi, demi keluarga ku dan juga cintaku. aku harus bersabar "

Muslimah hanya bisa menyemangati dirinya sendiri, untuk menghibur hati yang gundah gulana saat itu.

ia selalu saja tersiksa dengan perasaannya, ia merindukan sosok suami yang dulu menyayanginya sepenuh hati.

rumah yang cukup besar itu hanya di tinggali dua orang saja, tapi hanya di jam tertentu rumah itu bagai berpenghuni, dan di waktu lainnya rumah itu terasa sunyi.

Seperti biasa Andy pulang sangat larut kali ini, yaitu jam 1 malam.

muslimah yang masih terjaga, mendengar suara motor masuk ke pekarangan rumah mereka.

dengan segera muslimah turun dari tempat tidurnya untuk membukakan, namun bukannya sambutan hangat atau ucapan terima kasih yang ia dapatkan, tapi pandangan tajam dan juga raut wajah yang dingin yang di perlihatkan oleh sang suami.

" Mas, "

sapa muslimah, namun Andy berjalan masuk melewatinya begitu saja.

muslimah mencoba menahan perlakuan sang suami.

" Pasti mas capek, akan aku buatkan teh untuk mas. "

tidak ada respon apa pun dari Andy setelah mendengar perkataan muslimah.

yang ada hanyalah suara pintu kamar yang di tutup dengan keras.

Muslimah berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh, namun air mata itu tetap saja jatuh hingga menetes kedalam gelas yang akan ia gunakan untuk membuat teh.

" Jangan menangis. Jangan menangis. "

Gumam muslimah dengan air mata yang terus keluar dari matanya.

Bahkan tangannya gemetar saat mengangkat gelas, dan akhirnya gelas itu jatuh kelantai dan pecah.

muslimah diam membisu dengan linangan air mata yang tanpa henti mengalir, melihat gelas yang ada di genggamannya itu sampai jatuh dan pecah.

sementara Andy, tidak bereaksi apapun saat mendengar suara gelas yang jatuh itu.

Seluruh tubuhnya gemetar, menahan amarah, sakit hati dan juga kekecewaan yang teramat sangat dalam.

" Me, mengapa. mengapa kau menyetuh kehidupan seseorang orang jika hanya untuk menyakitinya. mengapa kau membuatku jatuh semakin dalam, Mengapa ? "

gumam muslimah, dengan masih terus menangis.

Sementara di tempat lain, sang ibu tiba-tiba saja bermimpi buruk dan terkejut dalam tidurnya.

" Ma, mama. mama tidak apa-apa ?? "

tanya sang suami yang khawatir melihat kondisi istri yang begitu terkejut.

namun istrinya tidak menjawab apa-apa dan hanya terus menyetuh bagian dada.

" papa, akan ambilkan air "

ucap sang suami lalu turun dari tempat tidurnya untuk mengambil air.

(Apakah Lia baik-baik saja, mimpi itu terasa nyata dan menyakitkan. Aku harus berkunjung kerumahnya besok. )

gumam sang ibunda yang khawatir.

Keesokan harinya, sang ibu terbang ke kota B untuk menemui sang anak yang sangat ia rindukan dan juga khawatirkan.

tapi karena datang terburu-buru sang ibu belum sempat membawa sesuatu, ia juga tidak enak berkunjung tanpa membawa apa pun, sang ibu pun pergi ke mall untuk membeli sesuatu.

Beberapa jam sebelumnya, dirumah muslimah.

karena hari libur Andy masih berada di rumah pada pagi hari, dan biasanya pada siang jati ia akan pergi lagi.

Muslimah mencoba untuk bicara lagi dengan Andy, agar masalah mereka cepat terselesaikan.

Muslimah memberanikan dirinya untuk, masuk langsung kedalam kamar tanpa mengetok pintu, karena jika ia meminta ijin masuk sang suami pasti akan menolaknya.

saat muslimah masuk, Andy sedang bicara di telepon dengan seseorang.

mereka terdengar sangat akrab, bahwa Andy tersenyum lebar saat itu.

senyum yang sangat muslimah nantikan dan harapkan, malah senyum itu ia lihat saat sang suami bicara di telepon, entah dengan siapa.

" Mas. " panggil muslimah.

Andy masih sibuk dengan temannya di telpon, sebenarnya Muslimah ingin pergi tapi jika ia pergi Andy akan tetap seperti itu.

" Mas Andy, " panggil muslimah yang kedua kalinya.

namun masih juga tidak di respon.

muslimah juga adalah manusia yang punya batas kesabaran.

ia berjalan menghampiri sang suami lalu mengambil handphone yang ada di telinganya.

Andy terkejut dan juga merasa kesal karena muslimah mengambil dan mematikan panggilnya.

" Kau ?!! "

" aku ingin bicara mas, aku ingin semuanya jelas hari ini. Ada apa dengan Mas Andy dan apa salahku hingga Mas terus saja mengacaukan diriku ?!! "

ucap muslimah dengan menahan air matanya agar tidak jatuh.

" Jangan memancing amarahku Lia. "

muslimah cukup terkejut saat sang suami memanggil namanya seperti dulu.

muslimah berjalan mendekat lalu memeluk Andy.

" Jangan acuhkan aku mas, ayo kita bicara baik-baik. "

namun Andy yang terlanjur risih mendorong muslimah menjauh dari pelukannya.

" Bukankah sudah ku katakan untuk menjauh dariku. Kau sungguh memuakkan. "

" Mas. " panggilan itu cukup keras terdengar karena kekesalan muslimah pada suaminya.

" Bagaimana aku ingin berbakti padamu jika kau seperti ini, kau adalah kepala rumah tangga seharusnya kau bijaksana bukannya lari dari masalah. "

" terus apa mau mu ? "

tanya Andy pada muslimah, dan pertanyaan itu cukup menggetarkan hatinya.

" Aku tanya Mas, Apakah kau tidak mencintai ku lagi ? "

" untuk apa kau bertanya hal yang sudah terlihat jelas seperti ini. "

muslimah tercengang dengan perkataan Sanga suami, ia berharap bahwa itu bukanlah jawaban yang akan keluar dari pria yang begitu ia cintai.

Andy yang melihat muslimah hanya terdiam, melangkah pergi meninggalkannya, namun langkanya terhenti mendengar perkataan Sang istri.

" Apakah aku harus kembali kerumah orang tua ku ? "

" Itu lebih baik, dan aku tidak akan perlu melihatmu lagi. "

sungguh sebuah badai di pagi hari, yang memporak-porandakan hati muslimah, sakit hingga seluruh udara yang masuk kedalam tubuhnya, serasa tidak bisa keluar lagi dengan normal.

sesak, nafasnya terasa sungguh sesak saat sang suami mengatakan hal itu.

" Mengapa kau tidak ingin menahan ku dan malah memintaku untuk pergi. "

muslimah jatuh lemas di lantai dengan perasaan tidak berdayanya.

ketika itu ia mendengar bunyi motor sang suami yang pergi dari rumah.

ia pun menangis untuk meluapkan perasaannya, karena kekecewaan terhadap suami yang memilih pergi melepaskannya, dan tidak ingin mempertahankan dirinya.

Sungguh ironis ketika cinta tulus seorang istri diabadikan dan di sia-sia, Mungkin saja dia adalah wanita terbaik yang Allah berikan padamu, tapi kau malah membuangnya dan mengganti dengan penyesalan yang tiada arti di kemudian hari.

Muslimah berusaha bangkit dari tempat duduknya, dan kembali kekamar untuk mengemas semua barang miliknya.

Ia tidak berencana untuk pulang kerumah orang tuanya, karena ia tidak ingin kedua orang tuanya kecewa, marah dan mungkin saja malu dengan perbuatannya.

ketika selesai mengemas semua barang miliknya, muslimah masih menyempatkan diri untuk membuatkan makan siang untuk sang suami, Ia berpikir Andy pasti akan lapar jika ia kembali nanti, namun setelah menyiapkan semua makanan kesukaan sang suami, ia matanya kembali jatuh menetes di piring.

Karena menyadari apa pun yang ia lakukan pasti tidak berarti di mata sang suami dan makanan ini pasti tidak akan tersentuh.

Muslimah mencoba untuk membuatkan hatinya kali ini, ia segera mengambil koper yang sudah terisi penuh semua barang miliknya itu dan pergi meninggalkan rumah dingin itu.

Ketika muslimah membuka pintu, ia begitu terkejut melihat mamanya yang berdiri di depan pintu rumah.

" Mama ?! "

panggil muslimah yang terkejut, apa lagi melihat ekspresi wajah sang mama yang terlihat terkejut saat anaknya keluar dengan koper besar di sebelahnya.