Kesabarannya sudah sirna. Berganti dengan kemarahannya yang telah mencapai batas. Harry hanya menanggapinya dengan santai dan bertanya.
"Kenapa? Kau ingin menggantikanku untuk menemui pamanku, Paman Mul?" tanya Harry menawarkan alternatif yang lain.
Dirga spontan sedikit memekik.
"Tuan Mul? Untuk Apa? Dan kenapa?" tanya Dirga kurang paham dan belum paham.
Harry sudah keburu tidak punya niat untuk menjelaskan. Ia kemudian berkata.
"Lakukan saja apa yang aku perintahkan,"
Dirga sekali lagi tidak punya pilihan selain menurutinya.
"Baiklah. Namun untuk besok paginya ( lusa ) Anda punya janji dengan Nyonya besar untuk menjemputnya dari rumah sakit. Beliau sudah boleh pulang dan beristirahat di rumah. Anda sudah menyuruh saja untuk mengingatkannya. Anda tidak lupa, bukan?"
Harry lansung menimpalinya.
"Jika aku ingat, apa aku akan memintamu untuk mengingatkannya?"
Dirga langsung diam seribu bahasa. Dan ucapan bosnya itu adalah benar.
Harry kemudian menambahkan.