"Kau ingin merasakan pena ini melayang mengenai mulutmu dan masuk dalam kerongkonganmu?" ucap Harry dengan sarkas.
Alfin spontan bergidik.
Harry sudah sibuk menatap sahabatnya dan bertanya.
"Apa kau ada masalah?" tanya Harry akhirnya baru menyadari bahwa suasana hati Reihan sedang buruk. Pria itu tidak dalam perilakunya yang biasa. Harry melihatnya hanya berwajah datar.
"Jika hal tersebut ada, kau tinggal mengatakannya langsung padaku. Kau memerlukan bantuan dariku?" Harry segera saja menawarkan bantuannya bila mungkin jasanya diperlukan.
Reihan akhirnya memberikan reaksinya untuk pertama kali dengan menggeleng.
"Itu tidak perlu," ucap Reihan sembari menatap Harry dengan yakin.
"Masalahku hanya bisa aku sendiri yang mengatasinya. Karena itu sekarang katakan padaku, ada masalah apa sampai kau memanggilku? Apa ini soal masalah baru yang kalian hadapi dan bahas dalam grup chatting?" Reihan mengangkat sebelah alisnya.