Harry paling benci dengan kondisi kotanya yang selalu padat dan tersendat ketika ia sedang melakukan hal-hal yang penting dan emergency. Benci karena harus berkutat pada antrian panjang yang tidak membantunya sama sekali keluar dari rasa cemas hingga mati gerak terhimpit di tengah-tengah kepadatan.
Harry terus melihat jam tangannya dengan gelisah.
Mengukur jarak temu antara posisinya saat ini ke tempat kontruksi yang akan memakan waktu paling cepat 30menit. Mungkinkah segalanya akan tetap terkendali bila ia tiba tepat di waktu itu?
Tidak menemukan pencerahan atas kemacetan yang terus mendorong waktunya semakin maju dan terbuang sia-sia. Harry membanting stir ke kiri. Memarkirkan mobilnya dengan asal di pinggiran jalan.
Harry menghold sebentar teleponnya dengan Dirga. Kemudian menghubungi oranglain. Hanya satu nada panggilan masuk, telepon itu sudah diangkat. Harry segera berbicara padanya.