"Ya?" Dirga terdengar kebingungan dari seberang telepon.
"Aku tidak merasa telah melanggar kontrak. Karena itu aku tidak akan mengganti rugi uang apapun seperti yang dia minta. Terserah jika kalian mau menuntutku. Aku tidak merasa melakukan suatu kesalahan dalam masalah ini," tangkas Cleo.
"Kalaupun ya, itu juga adalah karena aku tidak bersikap bijak dalam membaca seluruh isi perjanjian itu dengan baik! Apa-apaan isi kontrak itu? Kalian mau merampokku?!!" pekik Cleo marah.
Sejak tadi ia sudah sangat bersabar. Dan sekarang saatnya ia meninggikan suaranya.
"Tidak hanya ada banyak konsekuensi yang harus aku tanggung jika aku melanggar satu saja pasalnya. Tapi kalian juga akan mendendaku tiga kali dari uang perjanjian yang aku terima jika saja kontrak pernikahan ini gagal??!!"
Cleo merasakan napasnya yang mulai naik turun dan kembang kempis. Inikah permainan para konglomerat generasi terbaru? Memeras rakyat kecil sepertinya dan membuat dirinya terlihat tidak berdaya juga menyedihkan??
Bukankah ini sama saja lepas dari kerumunan beruang kutub yang lapar, ia kini malah masuk ke dalam lembah serigala predator? Lepas dari satu masalah yang mencekik, kemudian berpindah masuk ke dalam kesulitan yang menyengsarakan!!
"Nona Cleo, seperti yang sudah Anda katakan, denda tersebut hanya akan berjalan jika Anda mengagalkan kontrak ini. Jika tidak, Anda tentu tidak perlu khawatir," ungkap Dirga yang sama sekali tidak meredam emosi Cleo.
"Tidak perlu khawatir katamu??" Cleo mengulang kembali ucapan Dirga dengan nada mengejek.
Apa ini masih bisa dibilang tidak perlu khawatir? Baru empat hari setelah pernikahan, dia sudah disuguhkan surat pelanggaran kontrak. Dan dia masih bisa disuruh untuk tidak perlu khawatir?
Cleo menertawakan sendiri kemalangannya.
Sambil mengatur napas, Cleo mencoba menenangkan diri. Seperti pengalamannya yang sudah-sudah, hampir semua orang yang punya kuasa pasti akan semena-mena. Jadi apa yang bisa ia katakan lagi?!
"Sudahlah! Bicara denganmu juga tidak ada hasil. Pokoknya sampaikan padanya perkataanku itu dan minta dia bicara berdua denganku, penting! Oke?" ujar Cleo akhirnya.
Dirga segera menjawab, "Baik,"
Keduanya pun sama-sama mematikan teleponnya.
Setelah menutup telepon, Dirga melirik bosnya. Berharap bisa membaca satu saja raut wajah yang dipancarkan Harry begitu ia menerima serangkaian bentuk protes yang dilayangkan istri kontraknya, Cleo Alayster.
Tapi jangankan berhasil memberikan secuit saja ekspresi wajah yang tidak senang, Harry justru bersikap seperti biasa seolah tidak terjadi apapun dengan mengerjakan kembali pekerjaannya.
Dirga awalnya ingin bertanya, apa kiranya yang diinginkan bosnya itu untuk ia lakukan dalam mengatasi situasinya kali ini. Tapi melihat bosnya itu hanya bersikap datar dan acuh tak acuh, Dirga pun akhirnya memutuskan untuk tidak bertanya dan melakukan inisiatif apapun.
Dirga mengerti dengan baik mengapa Harry melakukan segala sesuatunya sampai sejauh ini.
Harry Miles seperti yang telah dikenal oleh banyak orang, dia adalah pria yang sangat dingin dan sangat memandang rendah seorang wanita. Itu sebabnya tidak heran jika banyak orang merasa sangat takjub dengan pernikahannya yang sangat tidak terduga ini.
Apalagi dengan seorang gadis yang entah muncul darimana dan ternyata dikabarkan telah bersama dengannya untuk waktu yang cukup lama. Itu lantas membuat banyak orang merasa penasaran sekaligus menyangngsikannya secara luar biasa.
Tapi pada kenyataannya, jauh sebelum itu, Harry yang dulu dikenal Dirga tidak seperti ini.
Dia mungkin memang bukan pria yang hangat seperti pria-pria periang pada umumnya. Tapi Harry yang dulu bukan pria yang sedingin dan serendah ini dalam memandang seorang wanita.
Mengunderestimate semua wanita dan berpikiran buruk tentang mereka, sebelum ini ia tidak pernah bertingkah seperti itu.
Jangankan bersikap perhitungan soal uang terhadap wanita, Harry yang dulu justru sangat memanjakan wanita yang pernah sangat dicintainya. Apapun yang diminta dan diinginkan wanitanya, Harry pasti akan sukses memenuhi itu semua tanpa syarat atau kesulitan apapun.
Dan sekalipun tidak diminta dan diinginkan oleh wanitanya, Harry Miles akan selalu bersedia memberikan kejutan dan segala hal yang mewah untuk kekasihnya secara cuma-cuma tanpa dibatasi.
Jika saja wanita yang dulu begitu diperhatikannya tidak pernah mengkhianatinya dengan begitu kejam sekaligus menyedihkan demi pria lain. Harry Miles tidak akan mungkin seantipati ini terhadap seorang wanita manapun.
Bahkan dampaknya itu bisa sampai begitu besar hingga Harry menyamaratakan semua wanita seburuk mantan kekasihnya itu tanpa memilah-milahnya.
Sungguh sebuah kejadian yang bisa merubah seseorang secara 180derajat tanpa bisa dicegah dan sukses membentuk kepribadian Harry yang sekarang ini kita lihat.
Hingga sebuah panggilan telepon dari Nyonya Sofia membeberkan sesuatu yang tidak diperkirakannya.
"Apa yang baru saja nenek katakan?" tanya Harry berulang ketika ia mendengar sesuatu yang mengejutkannya.
Walaupun dari seberang telepon nenek terlihat tidak mengerti, nenek tetap mengulang ucapannya.
"Beberapa hari yang lalu aku dan cucu menantuku pergi berjalan-jalan bersama ke beberapa tempat. Dan dia membelanjakanku banyak sekali barang. Bahkan dia juga mentraktir nenek sebuah makan siang dengan beberapa teman dekat nenek. Apa dia tidak memberitahukannya padamu?" tanya Sofia penasaran.
Ia kembali bertanya dengan bersemangat.
"Bukankah dia menggunakan kartu kreditmu?" tanyanya lagi, "Aku jelas melihatnya membayar dengan menggesek sebuah kartu yang aku yakin adalah milikmu. Jadi bagaimana mungkin kau bisa tidak tahu hal itu?" ungkapnya membeberkan.
Harry terdiam di tempat. Baru dua hari berlalu sejak ia memberikan surat gugatan untuk Cleo atas tuduhan pelanggaran kontrak, saat ini sebuah fakta lain baru saja terungkap?!
Jadi dia menggunakan kartu itu untuk keperluan Nenek? Harry berpikir dengan keras di dalam benaknya.
"Apa itu terjadi dua hari setelah kami menikah?" Harry mencoba memastikan kembali apa yang ia tahu dengan apa yang neneknya katakan.
Sofia mengiyakan.
"Itu benar. Jadi dia sudah mengatakannya padamu? Dan, kamu tidak meresponnya apapun?" Sofia mulai sedikit penasaran. Sejak awal ia memang sengaja melakukan sedikit pemborosan untuk melihat reaksi Harry.
***