Dengan perasaan yang tidak tenang, Willy kembali menatap Cleo dengan sorot matanya yang dalam.
"Kau benar-benar tidak melakukan sesuatu yang melanggar hukum 'kan? Kau tidak mungkin... melakukan sesuatu yang ilegal seperti yang -Pria Gendut Tua- itu katakan bukan? Kau-tidak-menjual..."
Belum selesai Willy menyelesaikan kata-katanya, Cleo langsung menyanggahnya.
"Tentu saja aku tidak melakukannya!" bantah Cleo.
"Demi apapun juga! Bukanlah kau mengenalku dengan sangat baik. Aku jelas tidak mungkin melakukan sesuatu yang ilegal, seperti yang mereka pikirkan. Aku tidak mungkin menjual diriku pada pria mesum di luar sana hanya untuk mendapatkan uang! Itu jelas tidak mungkin! Apa kau pikir aku sudah kehilangan akal sehatku?! Jika kau tidak percaya, aku bahkan berani bersumpah saat ini juga," Cleo mengikarkan jari sumpahnya di depan Willy, hanya agar pria itu percaya padanya.
Karena ia memang mengatakan sudah mengatakan hal yang benar.
Cleo tidak melakukan kegiatan ilegal seperti yang dipikirkan Willy. Tidak ilegal dan tidak juga legal, tentunya. Tindakannya yang berbohong pada seseorang bisa dikatakan sebagai bentuk dari sebuah penipuan. Bedanya penipuan kali ini terjadi atas izin dari anggota keluarga yang bersangkutan, yaitu cucunya sendiri. Harry Miles.
Dan soal ia yang tidak menjual dirinya pada lelaki mesum manapun, tentunya perkataannya itu saat ini adalah benar.
Cleo tidak tidak menjual dirinya untuk seorang lelaki yang mesum, tapi pria yang terlihat tidak normal. Seperti banyak gosip yang telah beredar, Harry Miles diperkirakan memiliki kelainan seksual yang menyimpang. Ia digosipkan, sebagai pria penyuka sesama jenis. Dan orang yang dikabarkan dekat dengannya adalah Dirgantara, sekretarisnya pribadinya sendiri.
Bukankah itu sungguh sangat tidak biasa dan cukup menyita banyak perhatian?!
Cleo tidak tahu bagaimana isu itu bisa tersebar, tapi banyak yang meyakini bahwa semua itu adalah benar adanya. Dan walaupun Cleo tidak tahu bagaimana kebenaran cerita aslinya, Cleo tetap menganggap berita itu sebagai sebuah keberuntungan yang besar untuknya.
Jika pria itu memiliki kecenderungan seksual yang berbeda dibandingkan pria pada umumnya, Cleo tentu akan merasa sangat aman jika ia menikah dan tinggal bersama dengannya. Apalagi setelah ia mengingat kembali semua syarat dan pasal-pasal aneh yang mereka ajukan, semua itu jelas semakin menegaskan kalau Harry sama sekali tidak tertarik padanya!!
Tapi tentang bagaimana Cleo bisa mendapatkan uang untuk melunasi semua hutang-hutangnya pada Billo-billo, Cleo jelas tidak bisa mengatakan apapun pada Willy. Ia telah menandatangani surat perjanjian kerahasiaan yang paten. Dan karena hal itu sangat tidak mungkin baginya untuk melanggarnya, apapun yang terjadi. Sekalipun Willy adalah sahabatnya yang terbaik.
Cleo dilarang keras memberitahukan soal pernikahan palsunya ini pada siapapun! Baik keluarga, orang terdekat, bahkan yang asing sekalipun!
"Percayalah. Aku berani menjamin, uang itu aku dapatkan dari seorang yang dermawan, yang mau meminjamkan uangnya itu padaku dimuka. Dan.. untuk melunasi semua yang diberikannya itu, aku telah berjanji padanya, aku akan bekerja dengan sangat giat dan rajin di bawah naungannya, sampai semua hutang-hutangku itu lunas. Jadi, tolong janganau cemas. Ini bukan masalah besar," ujar Cleo yang membuat Willy terus menatapnya dengan ekspresi yang tak kuasa.
Sehingga Cleo kembali berkata lagi.
"Yang terpenting sekarang adalah, aku sudah menyelesaikan semua masalahku dengan Billo-billo. Kau tentu tahu sendiri bagaimana mereka mematokkan bunga yang sangat tinggi itu padaku!!! Aku tidak ingin jika aku tua dan bahkan mati nanti, aku masih menyisakan setumpuk hutang yang tiada habisnya itu pada anak dan cucuku. Itu jelas adalah mimpi buruk!!"
Willy pun bergidik ngeri. Ia akhirnya mengalah.
"Baiklah.. jika itu yang kau katakan. Aku akan percaya padamu. Tapi berjanjilah satu hal padaku. Kau tidak akan membahayakan dirimu demi untuk mendapatkan uang. Uang tidak dibawa mati. Dan sekalipun hutang masih akan berlanjut ke cicit buyutku, biarkan mereka yang mengurusnya. Kau tidak perlu berpikir yang terlalu panjang. Apa kau mengerti?" tanya Willy sembari setengah mengarang cerita.
Cleo pun mencibir dan kemudian mengangguk.
"Baiklah, aku mengerti," balasnya, seadanya.
Mereka kemudian kembali melanjutkan acara makan mereka lagi dalam malam yang semakin dingin.
***
Semenjak hari itu, waktu berlalu dengan sangat cepat.
Setelah dua hari kemudian Dirga meminta Cleo untuk bertemu dan mencocokkan sebuah gaun pengantin yang begitu indah dan cantik padanya, serta memilihkan sebuah cincin pernikahan yang terlihat begitu mahal harganya pada Cleo, Cleo tidak henti-hentinya menghitung setiap hari dan waktunya yang tersisa sebelum hari pernikahan.
Menyelesaikan semua perkerjaannya yang masih ada setelah ia mengajukan surat resign ke semua tempat yang menjadi tempat kerja paruh waktunya. Lalu mempersiapkan diri dan juga semua barang-barang miliknya untuk dipindahkan dari rumahnya yang sekarang ke rumahnya yang baru, yaitu tempat kediaman Harry. Semua itu, menjadi fokus utamanya untuk saat ini.
Walaupun sempat merasa cukup berat karena harus meninggalkan rekan kerjanya yang lain untuk sementara waktu. Terutama rekan kerjanya yang ada di kafe Reihan karena mereka telah Cleo anggap sebagai keluarga Cleo sendiri, Cleo mau tidak mau harus melakukan penghiburan yang tiada henti pada mereka semua sampai pada hari terakhir ia bekerja.
Dan berhubung karena memang barang-barang pribadi miliknya tidaklah banyak, Cleo sama sekali tidak mengalami kesulitan apapun dalam mengepak semua barang-barangnya itu sendirian, ke dalam sebuah koper sedang yang sudah dipersiapkannya.
Hingga kemudian, hari pernikahan pun tiba.
Sebuah pernikahan yang menyusung tema 'American clasic and a million flowers', hadir di tengah-tengah sebuah kota yang bermetropolit dan berhiruk-pikuk. Dan, tidak perduli seberapapun meriah acara pernikahan ini diselenggarakan, dan berapa banyak tamu yang akan hadir, Cleo tidak henti-hentinya menatap ke arah sebuah cermin besar yang menampilkan keseluruhan dirinya dengan sempurna hari itu.
Benarkah ini dirinya?
"Kau benar-benar sangat cantik, " seolah bisa membaca isi hati Cleo yang mempertanyakan kebenaran tentang dirinya di depan cermin, Nyonya Sofia mengatakan sesuatu yang membuat Cleo tidak bisa untuk tidak tersenyum dengan malu-malu.
Setelah pertemuannya yang kedua dengan Nyonya sofia sebelum hari pernikahan, Cleo akhirnya tahu bahwa Nenek Daniar, wanita yang selama ini ia pikir adalah seorang asisten yang bekerja pada Nyonya Sofia, wanita yang ditemuinya di rumah sakit, dan wanita yang diajaknya berbicang-bincang di sebuah taman, ternyata adalah Nyonya Sofia yang sebenarnya.