Komentar dari author itu membuat Herlyn terus berpikir, entah mengapa perasaannya selalu mengarah kepada Bisma.
Kisah yang dia buat, puisi patah hatinya dan perlakuan khususnya, mungkinkah author itu benarlah Bisma.
Kini Herlyn semakin berharap, ia semakin menanti dengan tidak sabar kedatangan Bisma yang melamarnya.
Seorang pelayan meletakan secangkir green tea dihadapan Herlyn yang saat ini duduk di sebuah cafe ternama menunggu seorang kliennya yang sebelumnya telah membuat janji dengannya.
Tidak lama menunggu, seorang wanita muda mengenakan gaun berwarna coklat datang menghampirinya.
"Selamat siang, apa anda sudah lama menunggu?" Sapa wanita itu dengan sopan.
"Tidak, aku memang sengaja datang lebih awal." Jawab Herlyn tidak kalah sopan.
Ia kemudian mempersilahkan wanita berambut sebahu itu untuk duduk, Tidka lupa Herlyn juga memesankan kliennya itu segelas minuman sesuai permintaannya.