Bisma membuka pintu kantornya dan memberi jalan bagi Herlyn untuk memasuki ruang kerjanya.
Herlyn nampak mengedarkan pandangannya kesegala arah dan memperhatikan setiap sudut ruangan yang sedikit berantakan namun cukup bersih.
Ya cukup bersih karena tadi Putri sempat membersihkan kantor Bisma karena jika tidak sudah pasti ruangan ini akan sama kacaunya dengan kapal yang baru diterjang badai.
"Duduklah..." Ucap Bisma canggung, ia gugup sekaligus senang dapat kembali bertemu dengan Herlyn walaupun sejak tadi Herlyn tidak bersuara sedikitpun.
Bisma menuangkan kopi instan kedalam dua buah cangkring dan memasaknya hanya dengan menggunakan air panas dispenser.
"Terima kasih." Herlyn tersenyum tipis setelah menerima secangkir kopi dari Bisma.
Ia masih belum dapat mencerna situasi saat ini, perasaannya saja atau memang Bisma bersikap hangat kepadanya saat ini.