Desahan nafas berat terlepas dari bibir Herlyn ketika ia sudah dapat mengendalikan air matanya setelah entah sudah berapa lama ia menangis tanpa suara di dalam kamar mandi perusahaan grup Cakra.
Herlyn sama sekali tidak pernah membayangkan jika hubungannya dengan Bisma harus berakhir dan dengan waktu yang sesingkat ini.
Begitu singkat hingga bahkan Herlyn dapat menghitung berapa banyak waktu yang telah ia dan Bisma lalui bersama, sehingga ia dapat menghitung seberapa banyak kenangan indah yang telah mereka ciptakan bersama namun dengan waktu kebersamaan yang bahkan belum genap satu bulan mereka bersama, atau lebih tepatnya "Dua puluh tiga hari."
Dua puluh tiga hari, akumulasi hitungan hari mereka resmi menjadi sepasang kekasih, dua puluh tiga hari kenangan indah itu berlangsung, tawa, air mata, kegelisahan, rindu dan mendamba dapat Herlyn rasakan begitu dalam tertanam didalam hatinya.