"Mami.. Jadi sebentar lagi mami dan papi akan menikah? Apa aku akan segera punya adik bayi?"
"Mami.. Mami dan papi jangan pernah berpisah ya, seperti teman-teman ku yang lain, aku juga ingin memiliki mami dan papi yang tinggal bersamaan. Aku tidak ingin seperti dulu, aku tidak ingin memanggil papi, pak guru lagi."
"Mami harus berjanji ya, kita akan memiliki keluarga yang bahagia..."
"Keluarga yang bahagia..."
Suara anak kecil yang seolah tengah berbicara padanya samar-samar menghilang. Kesedihan dan rasa sakit yang membuat dadanya sesak langsung menyergap seluruh hatinya hingga membuatnya meneteskan air mata tanpa sadar menetes melewati sudut matanya yang masih tertutup rapat.
Dengan gelisah, Tiffany perlahan membuka matanya.
"Kamu sudah sadar?" Suara yang tidak asing itu bertanya antusias, Tiffany dapat merasakan tangannya di genggam cukup erat.
