"Ayah tolong mengerti.." Herlyn terus memohon walaupun kini dua orang pengawal menyeretnya keluar dari ruangan pribadi Agus, ayahnya.
Kini hanya tersisa Agus dan Bisma yang berada didalam ruangan.
"Kamu sungguh berani." Agus menggeram kesal, ia merasa sangat malu melihat putrinya dan seorang sekretaris berciuman didalam lift sungguh mencoret harga dirinya.
Bisma masih diam berdiri di depan meja Agus dengan kepala yang menunduk bukan karena takut tapi lebih pada menghormati karena bagaimanapun Agus adalah ayah dari kekasihnya.
"Aku tidak akan bicara banyak, aku akan menunggu hingga akhir pekan ini, serahkan dokumen rahasia milik Marven atau jangan pernah berharap dapat menyentuh putriku lagi."
"Apakah tidak ada syarat lain? Apapun itu asalkan bukan berkhianat.."
"Kalau begitu berhentilah bernafas..."
Bisma tertegun, apa baru saja Agus menyuruhnya mati?