Marve terus melangkah sambil membuka map yang berisi alamat lengkap Raden dan tentunya laporan setiap aset yang Raden miliki baik itu apartemen dan rumah pribadi yang kemungkinan Raden akan membawa Maya kesalah satu kediaman miliknya.
Begitu tiba di sebelah mobil mewah berwarna hitam legam milik Marve, Bisma lantas membukakan pintu untuk Marve yang masih sibuk melihat berkas laporannya.
"Mengapa kamu tidak masuk?" Tanya Marve saat Bisma baru akan menutup pintu mobilnya.
"Saya akan duduk di kursi depan." Jawab Bisma sopan, sebenarnya perasaannya mendadak tidak tenang sekarang namun Bisma menyembunyikannya dibalik wajah datarnya.
Marve mendesah, ekspresi wajahnya seketika berubah "Duduklah disebelahku, lagi pula kamu akan menjadi adik ipar ku kelak." Ucap Marve dengan santainya sembari menepuk permukaan kursi disebelahnya.
"Tidak.. ini adalah jam kerja, tidak sepatutnya saya.."