Dengan air mata yang terus menetes, Tiffany mendorong ranjang dimana Andre terbaring kini bersama beberapa perawat dan dokter yang mendorong Andre keruang ICU.
"Maafkan.. Aku, Maafkan aku Andre!" Isak tangis Tiffany tidak dapat ia kendalikan, ia terus menangis melihat kondisi Andre yang kesakitan karen ia tidak sengaja menusuk perut Andre tadi.
"Jangan menangis, aku baik-baik saja!" Ucap Andre dengan sisa kesadarannya, ia berusaha untuk tersenyum walaupun darah telah memenuhi kemeja putihnya.
"Maafkan aku! Bertahanlah Andre, aku sungguh menyesal!" Ucap Tiffany, dengan berat hati ia melepaskan tangan Andre karena dokter tidak mengijinkan Tiffany untuk ikut masuk kedalam runag ICU.
Tubuhnya bergetar hebat, kakinya lemas bahkan untuk melangkah ketempat duduk yang diperuntukkan untuk menunggu karena kini ia hanya dapat terduduk lemas disebelah pintu dan bersandar pada dinding.
