Ini sudah hampir jam dua pagi, setelah entah berapa banyak hentakkan dan desahan yang Maya dan Marve lalui, akhirnya mereka berhenti karena merasa kelaparan.
Nyaris sepanjang malam mereka bercinta dan hanya berhenti untuk saling melontarkan pujian dan juga ucapan cinta yang berbalas lalu setelah itu kembali pada ritme yang terkadang lembut namun juga terkadang begitu cepat hingga Maya menjerit karena menggila akibat ulah suaminya itu.
Kini Maya telah memasuki dapur, ia membuka lemari pendinginnya dan mengeluarkan sepotong ikan tuna untuk di masaknya.
Untung saja Maya sempat masak nasi karena jika tidak makan sepotong ikan tuna berdua dengan Marve hanya akan membuat lambungnya menjerit meminta lebih yang akhirnya malah membuat perutnya bertambah lapar.
Wajan penggorengan telah dipanaskan, Maya mulai menuangkan minyak dan menunggunya panas sebelum meletakan ikan diatas wajah anti lengket itu.