Tolong bijaksana dalam membaca, di skip saja bagi yang masih dibawah umur.
....
"Dek, Mas menginginkanmu.."
Oh Tuhan, tubuh Maya lemas lunglai, Marve memintanya dengan begitu lembut, suara dan tatapan matanya mengisyaratkan sesuatu yang sangat dimengerti oleh Maya.
"Menginginkan apa?" Maya pura-pura bertanya tidak mengerti.
"Kamu.." Jawab Marve, gelora hasratnya sudah tertahan dibalik degupan jantungnya yang terus berdetak cepat dan terus mendesaknya seolah ingin meledak.
Suara Marve berhasil membuat bulu kuduk Maya merinding seketika, Marve tidak menunggu jawaban Maya karena tangannya telah bergerak naik membuka ritsleting gaun Maya, tangan Marve bahkan telah memainkan jari jemarinya di punggung polos Maya.
"Bolehkah?" Tanya Marve kembali berbisik.
"Pertama mandi dan sekarang aku.. Kamu sungguh pandai mencari kesempatan." Balas Maya berbisik juga tepat ditelinga Marve.