Maya masih terlelap setelah tanpa sengaja tertidur di atas tempat tidur di dalam ruang rahasia Marve, karena terlalu lama menangis, sedangkan hari mulai menujukan sinyal senja yang akan berganti menjadi malam.
Marve masih duduk diatas meja kantornya, sesekali ia mendesah berat mengingat bagaimana Maya akhirnya menunjukan lukanya. Rasa penyesalannya semakin tinggi karena dulu ia menambahkan luka di hati Maya yang sudah tidak utuh lagi.
Sekarang ia menjadi bingung, bagaimana caranya membuat Maya kembali bahagia tanpa luka masa lalunya menghantuinya.
"Marve.." Suara lembut yang terdengar lirih ditelinga Marve membuyarkan lamunannya. Maya telah keluar dari ruangan rahasiannya dan kini berdiri dihadapannya.
"Aku akan pulang.." Ucap Maya berpamitan.
"Aku akan mengantarmu.." Marve segera bergegas menghampiri, Maya mengangguk tanda setuju.