Maya keluar dari dalam kamar mandi setelah merasa lebih tenang dan memastikan bulu matanya sudah tidak basah lagi.
Ia melihat Marve masih terjaga dengan menatap kosong kearah jendela yang tertutup tirai.
Maya mengepalkan tangannya, ia melangkah kearah jendela yang tertutup dan mendorong tirainya agar Marve dapat melihat pemandangan di luar.
Sekarang turun hujan rupanya, Maya masih membelakangi Marve. Kejadian emosional tadi membuatnya sedikit malu untuk bertatapan dengan Marve.
Sampai kemudian cahaya kilat terlihat dari balik jendela dan suara petir terdengar menggelegar seperti sebuah bom yang meledak.
Maya terperanjak, ia begitu takut dan karena ketakutannya tanpa sadar ia berjalan kesisi Marve yang lain. Maya menyembunyikan tubuhnya dibalik ranjang Marve.
Marvepun menoleh, ia tersenyum tipis dan menyentuh puncak kepala Maya yang tengah berjongkok saat ini.