"Tentu saja, aku kan istrimu."
Tunggu dulu, Marve mengedipkan kedua matanya, ia menyekanya dengan kasar walau tidak terasa gatal sama sekali.
Apakah ia tengah bermimpi saat ini? Atau ia tengah berhalusinasi?
"Anda pulih dengan baik."
Marve menoleh kearah suara itu, seorang dokter berambut putih dengan kaca mata bertengger diwajahnya.
Maya kemudian melangkah kesisi Marve dan membelai lembut rambut Marve lembut.
"Baiklah.. Pemeriksaan telah selesai. Saya akan kembali mengecek kondisi tuan Marven satu jam dari sekarang."
"Kalau begitu saya permisi tuan dan nyonya Marven." Lanjut sang dokter.
"Terima kasih dok." Ucap Maya tersenyum sebelum dokter pergi meninggalkan ruangan bersama dengan susternya.
Ok ini sungguh janggal, luar biasa janggal. Apa yang terjadi sebelum ia berakhir dirumah sakit ini. Marve mencoba menerawang ingatanya kebelakang.