Antoni terus berkata minta maaf kepadaku namun aku tetap tidak memperdulikan nya . Aku merasa jengkel dan kesal kepada dirinya , karena aku tidak menyangka dia bisa menjadi bodoh seperti ini .
Seandainya tadi aku tidak memandang diri nya , aku sudah ingin melempar wajah perempuan itu pakai vas bunga yang ada di meja didepan ku tadi .
" Sayang... Gue ngaku gue salah , tapi gue engga pernah tau kalo si Mei akan seperti ini .... Gue eng ...
" Jangan sebut namanya lagi di hadapan gue !".
Aku langsung memotong kata kata Antoni yang selalu menyebut namanya . Kuping ku rasanya panas jika aku mendengar namanya . Mendengar nada ku membentak dirinya Antoni pun langsung terdiam dia tau aku sedang terbawa emosi dan marah kepada nya .
" Ya sudah gue nyerah , lo mau maki maki gue engga apa apa , yang penting lo jangan marah lagi sama gue... Karena gue engga bisa kalo di diemin gini sama lo...gue sayang banget sama lo Anjani....".