Chereads / Julia Ecstasyku / Chapter 8 - Julia Keras Kepala

Chapter 8 - Julia Keras Kepala

Pagi buta sang bibi sudah menyiapkan makanan, nyapu.

Arie pergi ke kamar mandi, sepintas si Bibi senyum senyum melihat Arie

"Kenapa bi?" tanya Arie

"Enggak den, semalam Aden sama Eneng mesra mesraan ya?" tanya Bibi

"Kok bibi tau?" tanya Arie

"Ya kedengaranlah sama Bibi" ujar Bibi

"Maaf bi, semalam mabok" ujar Arie

"Iya gak apa apa" ujar Bibi

"Emang dulu kenapa Bibi cerai sama suaminya?" tanya Arie kepengen tahu.

Sebetulnya si Bibi sepintas sih hitam manis. Tapi kalau diperhatikan pasti si Bibi waktu mudanya juga cantik. Dan kebiasaan si Bibi yang dadanya terbuka, pakai kebaya terlihat juga payudaranya yang montok, lebih besar dari punya Julia. Ya tapi khan sudah berumur. Waktu itu Arie masih usia 27 an sedangkan si Bibi 45 an.

"Kawin lagi suami bibi" jawab Bibi

"Ya gak apa apa polygami khan" kata Arie

"Dia gak adil sama Bibi, masa dia seminggu sama bibi, 3 minggu sama istri mudanya" ujar Bibi

"Enggak Bi, emang gitu aturannya dalam Islam, 1 hari bersama Istri Tua, 3 hari sama Istri muda. Itu adil bi. Karena yang muda itu baru, berarti suami bibi tau fikih, kalau dalam Islam adil itu bukan sama rata sama rasa. Contoh dalam hak waris antara laki laki dan perempuan berbeda, kalau laki laki dapat dua bagian kalau perempuan 1 bagian, aqiqah aja laki laki dua ekor kambing, perempuan satu ekor kambing, itu sebenarnya adil bi" ujar Arie

"Oh gitu ya, bibi gak tau" ujar Bibi

Arie masuk kamarnya

"Say bangun" Arie membangunkan Julia

"Jam berapa honey?" tanya Julia

"Udah jam 8 pagi" ujar Arie

Akhirnya Julia bangun.

Mereka mandi bareng. Si Bibi cuma senyum senyum sendiri melihat Arie dan Julia mandi bareng.

Selesai bareng Julia menggoreng pisang campur roti. Bagaimanapun Julia masih seorang istri, dia menyiapkan makanan. Walau si Bibi tadi sudah masak.

"Mau kemana sekarang?" tanya Arie

"Piih, ikutan AMD ya" ajak Julia

"Apaan tuh?" tanya Arie

"Angkatan Muda Demokrat, Bimbingan partai Demokrat" ujar Julia

"Untungnya apa?" tanya Arie

"Ya banyak relasi piih" ujar Julia

"Ya udah, kapan?" tanya arie

"Siang ini" Jawab Julia

Akhirnya Julia dan Arie pergi ke hotel tempat mereka ngadain pertemuan. Hotel di Nagoya.

Tampak para politikus yang sering nongol di tribun batam, media kepri, posmetro batam, Batam Pos dll.

Tampak Julia juga ikut bertanya saat sang ketua mempersilakan kalau ada yang bertanya..

Mungkin ia cari perhatian. Kalau Arie memangĀ  malu bertanya makanya sesat dijalan. Tapi banyak bertanya juga gak jalan jalan.

Karena julia tidak pasif, akhirnya ia diangkat pengurus jajaran atas, dan Arie hanya kepala sexy kerohanian. Busyet dah, Arie diangkat sexy kerohanian. Tapi memang sampai saat itu, Arie belum pernah maen macem macem. Jadi jangan tertukar dengan novel berikutnya. Karena sampai saat itu Arie masih baik baik saja. Ngedugem aja baru tadi malam. Fokus ceritanya pembaca yang budiman.

"Pih aku diajak meeting, papih pulang duluan ya" ujar Julia

Begitulah kira kira. Julia menjadi orang penting. Sementara Arie tetaplah Arie sang pengajar. Dosen. Instruktur komputer.

Tapi karena kesibukannya, Julia sering pulang malem, rapat dan rapat. Kegiatan A, B dan C. Kegiatan kepartaian, kegiatan marketing dan lainnya.

Bagi Arie woles aja, yang penting Julia bisa jaga diri. Tapi entah juga. Misterius. Julia sukar ditebak. Kadang baik kadang nakal.

Setelah Julia berjaya. Adiknya satu persatu dibawa ke Batam.

Julia banyak adiknya. Ada adik tiri dan adik kandung. Maklum ibunya Julia juga sudah empat kali nikah.

Bedanya Julia dengan ibunya adalah kalau ibunya menikah lagi karena ditinggal mati oleh suaminya. Sementara Julia menikah kawin cerai.

Begitupun dengan Arie, Arie banyak menikah berkali kali juga ayahnya menikah 3 kali.

Hanya kalau Arie menikah kawin cerai, bapaknya menikah karena ditinggal mati Istrinya.

Lama kelamaan Julia tumbang. Karena sering pulang malam. Kecapean.

"Udah atuh miih, jangan ngoyo, cari rezeki biasa aja, jangan diforsir berlebihan" ujar Arie

"Piiih, mamih mau buka jilbab ya, susah cari kerjaan dan relasi, gak bebas piih" ujar Julia

"Tuh khan apa kata papih juga, mamih suka kadang kadang, kadang baik, kadang gak baik, gak baik loh mempermainkan agama, kalau mau pakai kerudung, pake kerudung selamanya jangan dibuka buka" ujar Arie

"Iya tapi mereka meetingnya kadang di club, kadang di hotel, kalau meeting di club jadi mamih ketinggalan berita karena gak ikutan" ujar Julia

"Emang diclub mau ngapain, hati hati loh miih, mereka suka nidurin cewek cewek" ujar Arie

"Sembarangan papih nih, emangnya mamih cewek murahan, kalau mau mah mamih tinggal tidur sama bos bos, udah kaya raya, sudah dari dulu kali, banyak yang suka sama mamih, bahkan laki laki bisa mamih beli piih, tapi kapan benernya kalau gitu, kamu tuh katanya dosen, tapi pikiranmu kotor, aku tuh bukan lonte pih. Mereka relasiku" ujar Julia

"Katanya dulu pernah tidur sama bos, siapa itu Asiang" ujar Arie

"Itu lagi mabuk piih, dia memperkosa mamih, terus dia memberi obat perangsang sama mamih, khan udah diceritain kalau mamih juga pukul kepalanya" ujar Julia

(yang mau tau kisah Asiang dengan Julia ada di Julia Kawin Kontrak)

"Ya udah terserah mamih, papih sudah ingatkan dan kasih nasehat, kalau sudah pake Jilbab pake selamanya, jangan buka tutup" ujar Arie

"Iya pih kalau nanti InshaAllah mamih akan pakai selamanya, sekarang tuntutan kerjaan, masa mamih masuk club harus pakai hijab, khan malu pih" ujar Julia

Akhirnya semenjak itu Julia dibuka lagi hijabnya. Arie gak bisa memaksanya. Sebetulnya itu resiko Arie cari cewek dari dunia malam. Ya udah pasti begitu. Akan terbawa kebiasaannya yang dulu. Walau beda formatnya. Kalau dulu Julia seorang penyanyi, sekarang seorang marketing, asisten politikus, sales penjualan mobil dll.

Ngomongnya sih, Julia enggak ngapa ngapain, tapi masuk ke club sudah barang tentu minum minuman ya itu sudah ngapa ngapain.

Apalagi kerjaan berikutnya Julia bekerja dibidang finance, peminjaman uang dalam jumlah fantastis. Dia bisa meminjamkan uang minimal 9 miliar. Karena bosnya punya bank guarantee senilai 300 T. Jadi dia bisa meminjamkan uang bagi yang akan bikin mall, rumah sakit dan lainnya.

Hanya disini Arie menilai mereka telah melakukan Money Laundry, pencucian uang.

Memang ada yang cair, mungkin sebagai pemancing, tapi banyaknya tidak cairnya. Karena banyak juga mereka menggunakan LC fiktif yang sebetulnya tidak ada. Seperti asset yang dimanipulasi. Memang seperti sesuai aturan, karena mereka juga menyewa notaris, seperti membuat dokumen yang assetnya dipalsukan seperti punya gudang A, B dan C padahal tidak ada. Atau ada tapi punya orang. Mereka rapi kerjanya. Jadi punya orangpun dibuat atas nama, dengan hanya perjanjian fee tertentu. Memang bagi yang punya lahan atau yang punya asset gak dirugikan karena ada perjanjian seolah olah itu adalah punyanya padahal cuma pengen dapet fee aja.

Lantas Julia dan rekan rekannya dapet duit darimana, ternyata dapet duit dari biaya provisi, biaya pengajuan. Appraisal fee. Atau connection fee, atau biaya makelar. Karena bagi yang mau pinjem duit, harus memberikan administrasi senilai 200 jutaan. Dan dengan perjanjian gak boleh ada gugatan kalau gak cair. Dibilang scam atau penipuan, tapi nyatanya ada yang cair. Targetnya kalau yang gak cair biasanya yang gak bisa cooperatif, atau terlalu nyaring, atau terendus pihak berwajib, apalagi waktu itu SBY sudah bikin KPK. Terendus KPK maka batal dengan sendirinya dan 200 juta melayang.

Makanya tak heran, Julia menginap dari hotel ke hotel. Memang sih sepintas mereka gak melakukan check in, bercinta antara Julia dengan bossnya dll. Tapi sebetulnya kedekatan mereka itu ya lebih dari itu. Seperti mereka mabok bareng di club. Ketawa ketiwi, joged. Mereka sebenarnya sudah melakukannya. Seperti yang terjadi hari itu.

Antara Julia dan Jono atasannya.

"Jul nanti kita meeting ya" ujar Jono

"Sama siapa pak" tanya Julia

"Sama para pengusaha di Bogor" ujar Jono

"Emang pertemuannya dimana?" tanya Julia

"Ya di bogorlah, masa disini" ujar Jono.

Jono gak kerja sendiri. Dia kerjasama dengan T*m Dj*rghi Multi Mandiri. Bapaknya Thom*s Dj*rghi. Juga Y*nus Martadireja yang seorang notaris bapaknya Hedi Y*nus.

Bapaknya Hedi Y*nus ini kadang membuat LC (Letter of Credit) fiktif. Ia berkantor disamping hotel purigarden (dulu) kalau sekarang sudah ganti nama menjadi The Hills Batam.

Tentu saja kalau dicari buktinya susah, karena disamping Y*nus Martadireja sudah meninggal juga T*m Dj*rghi juga sudah meninggal. Tapi itulah sekelumit yang harus diketahui bahwa mereka pernah terlibat dengan penyalahgunaan dokumen .Karena mereka membuat LC LC fiktif yang digunakan untuk money laundry. Di tasnya T*m Dj*rghi selalu ada korps dan cap BNI. Ada formulir yang sebagian asli, tentu saja bisa didapatkan dengan mengajukan kredit ke BNI. Dan ada sebagian yang dipalsukan.

Arie pernah melaporkannya ke Diskrimsus Poltabes Barelang, namun ditolaknya, selain bukan wewenangnya juga scopenya itu polda bahkan kalau skala nasional polda metrojaya.

Ah sudahlah. Arie tidak mau terlibat lebih jauh. Julia sudah jauh melangkah. Ia ingin mencegahnya. Sudah disampaikannya bahwa itu adalah pencucian uang.

Karena Julia pernah menawarkan kepada Arie.

"Piih mau pinjem uang gak" tanya Julia

"Bisa pinjam berapa?" tanya Arie

"Minimal pinjamnya 9 Milyar, ya maksimalnya terserah, ratusan milyar juga bisa" ujar Julia

"Buat apa uang sebanyak itu?" tanya Arie

"Ya bisa buat mall, Universitas, Rumah Sakit" ujar Julia

"Terus khan minjem itu harus ada jaminan, jaminannya apa?" tanya Julia

"Gampang, nanti dibikinin sama pak Y*nus, fiktif aja pih, dia yg suka bikinin" ujar Julia

"Ah gak mau, riba hutang itu, enak kalau lancar, kalau gak lancar masuk bui, itu khan gak boleh fiktif fiktif itu. Bohong dan nipu namanya" ujar Arie

"Tapi papih bisa kaya raya pih" ujar Julia

"Ah salah salah masuk penjara" ujar Arie

Memang waktu itu BNI sering digunakan untuk kredit bernilai besar. Tetapi bermasalah dalam L/C fiktifnya.

"Jangan ah miih, nanti mamih masuk penjara" ujar Arie

"Enggak lah pih, kita semua hati hati, ada pengacaranya yang back up kalau ada masalah" ujar Julia

"Ya silakan aja mih, papih udah ingetin, sekarang Korupsi, money laundry lagi marak, hati hati aja jangan sampai terjerumus" ujar Arie

"Oh iya pih, mamih mau ke Bogor, ada meeting dengan client, mungkin semingguan" ujar Julia

"Lama amat, ngapain, emang gak bisa diselesaikan oleh mereka, kamu khan perempuan mih" Arie khawatir

"Ya kalau mereka yang ngerjain, aku gak kebagian duit dong pih" ujar Julia.

"Ya udah terserah mamih, tapi papih sudah ingetin, bahaya bergaul sama mereka, mereka menghalalkan segala cara, papih ngomong gimanapun gak didenger sama mamih" ujar Arie

"Ya papih sih suka suudzon, aku cuma cari uang piih biar kehidupan kita berubah" ujar Julia

"Tapi kamu pergi sama yang bukan muhrim mih" ujar Arie

"Pak Jono itu udah tua pih, papih ini curigaan melulu" ujar Julia

Itulah Julia. Semua alibi dan alasannya hanya untuk materi. Arie gak bisa mencegahnya.