Chereads / Suamiku Tersayang / Chapter 122 - masa lalu

Chapter 122 - masa lalu

Daniel bersama Mirella dalam perjalanan menuju kantor Mirella. Setelah sekian lama mempercayakan segala urusan kepada orang - orang kepercayaannya kini Mirella ingin kembali mengurus bisnisnya.

"nanti aku jemput kamu,, jangan kemana- Mana, ,tunggu aku didalam kantor saja,tidak usah keluar" peringatan Daniel pada Mirella.

Mirella kaget mendengar pesan Daniel. "memangnya kenapa kalau aku menunggumu diluar?" Tanya Mirella. "tidak usah,bahaya" jawab Daniel masih fokus menyetir. "Tapi nampaknya nanti aku akan keluar kantor, karena aku mau mengecek....." ucapan Mirella terpotong oleh perkataan Daniel. " tidak usah,,kamu cek berkas dikantor saja,, kalau mau survei keluar atau meninjau sesuatu diluar, tunggu besok saja aku akan temani" kata Daniel sambil mengengam tangan Mirella.

Mirella membelalakkan matanya tidak percaya,,'apa -apaan sih ini' batin Mirella geram. "kamu tahu,,aku ini bukan anak usia 3 tahun" rajuk Mirella. "tentu saja bukan,,,anak usia 3 tahun badannya lurus saja,,sedangkan kamu kan....yak...apa - apaan sih" teriak Daniel mendapat cubitan maut dari Mirella. " kenapa mencubit sih,,kan sakit sayangku" kata Daniel sambil menepikan mobilnya. "biarin,,,salah sendiri ngomong sembarangan" jawab Mirella sambil kembali melayangkan cubitan - cubitan diperut Daniel.

"hahhahhahha...."tawa Daniel melihat wajah sang istri. "kamu malu ya,,,hahahah....lucu banget sih" kata Daniel sambil menangkap tangan Mirella yang tidak berhenti mencubitnya. "udah jangan cubit lagi,,cium saja ya" kata Daniel lembut. Mirella yang mendengarnya semakin memerah mukanya. dengan segera memalingkan wajahnya keluar jendela.

Daniel kembali melajukan mobilnya. tidak berapa lama mereka sampai dikantor Mirella. Dan lagi - lagi Mirella dibuat speechless dengan tingkah Daniel,,karena Daniel menagntarkan dirinya sampai keruangannya, juga berpesan kepada semua karyawannya untuk tidak membiarkan Mirella keluar sampai dirinya datang. "Nina,tolong pastikan jam 9 nanti Mirella makan buah , buatkan juga jus, lalu makan siang nanti pesankan makanan sehat untuknya, jangan lupa,,dia hanya boleh minum jus, jangan kasih dia kopi atau teh, air putih boleh" kata Daniel pada Nina seketaris Mirella. "baik Pak, akan Saya laksanakan" jawab Nina. " juga pastikan dia tidak keluar sebelum Saya datang" imbuh Daniel lagi. "nah,,sayang...aku kekantor dulu ya,,kalau kangen telpon saja" kata Daniel sambil mencium Mirella lalu pergi menuju kantornya.

"apa kau masih bos kami,,atau ganti orang" kata Nina meledek Mirella. "beraninya kau meledekku, dihari pertama, kau mau aku pecat"kata Mirella yang dijawab tawa oleh anak buahnya. "aku tidak yakin kamu mau memecat kami,,hahaha" Kali ini Riki manager keuangan yang bicara.

Sebenarnya walaupun mereka anak buah Mirella, mereka juga kawan Mirella, karenanya mereka sering bercanda, dan tidak terasa seperti anak buah dengan bos.

Sesampainya dikantor, Daniel disibukkan dengan setumpuk berkas yang membuatnya sangat kesal. Dirinya baru masuk pertama namun tugasnya sudah menumpuk. "Dela, kenapa banyak sekali kerjaan Saya, apa tidak salah?" Tanya Daniel pada Della seketarisnya. "Pak Dani yang menyuruh memberikan semuanya pada bapak" jawab seketaris Daniel. "Enak saja si Dani,,awas saja" gumam Daniel.

Daniel segera memindahkan semua file dimejanya keruangan Dani, sungguh beruntung dirinya karena Dani sedang diruangan papanya. "selamat bekerja Dani" kata Daniel dengan senyumnya yang menawan.

Ketika keluar dari ruangan Dani, Daniel melihat Mika, kaget tentu saja, namun dirinya lebih penasaran kenapa Mika ada diperusahaan papanya. Dapat Daniel lihat, Mika sepertinya bekerja diperusahaan ini. Saat Daniel hendak menegurnya papa juga Dani datang. "uh...Daniel kebetulan,,kami baru mau melihat kau sudah datang atau belum" kata sang papa. "Ada apa pa?" Tanya Daniel lagi.

"karena kamu sudah datang,,jadi papa akan mengatakan sesuatu pada kalian juga dewan direksi yang lain,,ayok Kita keruang rapat" ajak papanya. Daniel mengikuti dengan penuh tanda tanya. Sesampainya diruang rapat, nampak semua orang sudah hadir, hanya menunggu mereka bertiga saja.

"jadi,,,saya memutuskan untuk berhenti,,nah dari kedua putra Saya,,akan menjadi penganti Saya" kata papa. Perkataan papa membuat Daniel kaget, pasalnya dirinya tidak tahu kalau papanya akan pensiun,, ditolehnya wajah Dani, nampak Dani tidak terkejut seperti dirinya. 'berarti dia sudah tahu' batin Daniel.

"keputusan ada ditangan kalian semua, siapakan yang kalian percaya untuk memimpin perusahaan inj kedepannya". kata papa. Walaupun ini perusahaan keluarga, namun papa ingin orang yang berkaitan dengan perusahaan menyuarakan suara mereka, untuk kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang.

"bagaimana dengan kalian berdua, apa kalian siap, untuk memimpin perusahaan ini kedepannya?" Tanya salah satu dewan direksi. "tentu saja" jawab Dani singkat. Mendengar jawaban Dani, Daniel terdiam dan memandang papanya yang sedang tersenyum, dapat Daniel lihat, kebanggaan sang papa dalam memandang Dani.

"bagaimana denganmu nak Daniel" kata salah satu dewan direksi yang lain. Daniel tersenyum memandang wajah - wajah yang hadir, juga tidak terlewat wajah Dani juga papanya. "sebenarnya,,Saya tidak tahu harus menjawab apa,,kalau dibilang siap,,tentu saja Saya juga siap sama seperti saudara Saya Dani,,namun...setahun belakangan ini, Saya sedang merintis usaha Saya sendiri, dan usaha tersebut sudah mulai berkembang, namun....Saya merintis usaha Saya di German, takutnya saya tidak bisa menghendle semuanya, karenanya...Saya mundur dari kandidat pemimpin perusahaan ini" kata Daniel.

semua terdiam mendengar perkataan Daniel. Papa juga Dani terkejut dengan jawaban Daniel. "kamu....kenapa?" Tanya papa lirih. Dapat Daniel lihat kesewa dimata papanya. Namun dirinya sudah memutuskan. "Daniel anak papa, jikalau papa mampu mendirikan perusahaan sebesar ini, Daniel yakin, Daniel juga akan mampu mendirikan lebih besar dari ini dengan kemampuan Daniel sendiri, Daniel tahu akan tidak mudah, namun percayalah pa,,anak papa ini setanguh papa,,papa juga yakinlah,,karena bagaimanapun Daniel Kan lebih pintar dari papa" kata Daniel penuh kebanggan . "ish...anak ini" kata sang papa sambil menjitak kepala Daniel.

Dipeluknya sang putra dengan rasa penuh kebanggaan. "kamu memang putra papa" kata papa dengan bangga. "papa akan dukung , jika itu yang kamu mau" kata papa lagi sambil menepuk dada Daniel.

Akhirnya rapat berakhir dengan keputusan Dani sebagai penganti papa sebagai pemimpin berusahaan. "selamat ya Dani,," kata Daniel sambil menaikkan alisnya. Dani sudah merasakan firasat tidak Enak dengan ucapan selamat Daniel. "apa yang kamu rencanakan?" Tanya Dani curiga, pasalnya pasti selalu saja ada ulah Daniel yang untuk menjahili orang lain.