Chereads / Suamiku Tersayang / Chapter 87 - Dia....anakku

Chapter 87 - Dia....anakku

kenangan sang mama tertarik kembali dihari naas itu terjadi.

Hari ulang tahun Dani, anak yang suaminya bawa pulang, untuk menjadi teman putra semata wayangnya Daniel. Dirinya memang menyayangi Dani seperti dirinya menyayangi Daniel, walaupun tetap saja kadang dirinya masih suka lebih perhatian pada anaknya sendiri.

"ma...Dani mau merayakan ulang tahun sama kawan - kawan" pamit Dani kecil padanya siang itu. "kenapa, padahal Dan sama mama udah bikin kue untuk Dani" kata Daniel sedih. "ah....bagaimana dong ma...Dani udah terlanjur janji sama mereka" kata Dani tidak tega melihat Daniel sedih. "ya udah, tidak apa - apa, nanti Kita rayakan ulang tahun Dani sama - sama nanti malam, sekarang Dani bisa rayakan bersama kawan Dani, sekarang mama siapkan makanan untuk kamu bawa ya" kata sang mama. diangguki oleh Dani.

"selamat ulang tahun ya Dani,maaf Dan belum beli kado" kata Daniel kecil sambil memeluk Dani. "iya...makasih ya" jawab Dani kecil bahagia.

setelah kepergian Dani. tidak berapa lama Daniel bergegas berlari. "sayang....mau kemana?" Tanya sang mama, melihat Daniel berlari sambil membawa bungkusan. " Dani lupa kue nya ma,, ini Dan susulin dulu ya" kata Daniel kecil sambil memakai sepatunya. "emang Daniel tahu, dimana Dani sama kawan- kawannya janjian?" Tanya sang mama. " tahu ma, tadi Dani kasih tahu Dan" kata Daniel sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi. "ya udah, tunggu dulu disini mama ambilin sesuatu" kata sang mama sambil berlalu. Daniel kecil menuruti sang mama untuk menunggu. "sayang, ini hp mama, kamu bawa ya...kamu kam udah bisa baca, nah dipanghilan cepat yang pertama Ada no papa, kalau ada apa - apa kamu segera hubungi papa ya sayang, nah no yang ke 2 itu no mama, kamu juga bisa menghubungi mama". pesan sang mama pada Daniel.

sampai sore menjelang namun Daniel tidak juga menghubungi dirinya, yang membuatnya tambah cemas, tidak Ada Dani ataupun Daniel yang pulang, hingga dirinya akhirnya menelpon sang suami dan mengatakan kalau kedua anaknya tidak juga kembali. Tidak berselang lama, suaminya pulang, Dan mereka langsung bergegas ketempat yang tadi dikatakan Daniel.

Sampainya disana mereka tidak menjumpai salah satu dari kedua anak itu. kemudian sang suami mengenali seorang anak yang tersisa disana , dia adalah teman Dani. Ryo. namun saat ditanya , Ryo mengatakan bahwa mereka disana untuk merayakan ulang tahun Dani, namun sampai sore Dani tidak juga datang.

Hingga akhirnya mereka melapor pada polisi. Dan saat polisis melakukan penyelidikan, dari CCTV terlihat bahwa Dani dibawa pergi oleh Dua orang lelaki secara paksa masuk kedalam Mobil. Dan disana juga nampak Daniel kecil yang menyelinap masuk ke bagasi Mobil tersebut.

melihat pemandangan yang tersaji, dirinya tahu bahwa sang putra tidaklah dalam keadaan baik - baik saja, sang putra dalam bahaya.

polisi juga meminta mereka menunggu agar sang penculik menelpon dahulu, baru mereka dapat melacak keberadaan penculik tersebut. namun anehnya hingga hampir sepekan tidak ada seorang pun yang menelpon dan dirinya juga lupa kalau sebelum Daniel pergi dirinya memberikan hp nya kepada Daniel.

dihari kesepuluh anaknya menghilang, tiba - tiba Ada pangilan masuk dari no nya yang is berikan pada Daniel sebelum Daniel pergi. pangilan itu tidak lama, Disana Daniel langsung mengatakan sebuah alamat. lalu kembali menutup telponnya.

Tanpa banyak kata, dirinya langsung mengajak sang suami dan beberapa anak buah sang suami untuk kealamat yang dikatakan sang putra. walaupun alamat tersebut diluar Kota.

mengabaikan segala pertanyaan sang suami. akhirnya ketika mereka dikota tersebut dan menuju ke alamat tersebut, dirinya mengatakan kepada suaminya bahwa Daniel menelpon dengan hp yang diberikan ya sebelum pergi, dengan menyebutkan sebuah alamat yang mereka tuju saat ini.

Namun bodohnya dirinya tidak bisa mencegah sang suami untuk menelpon no tersebut. "Halo....Halo....Daniel...dimana kamu nak" kata sang suami begitu hp diangkat. Namun bukan suara Daniel yang menjawab. tapi suara rintihan juga makian yang terdengar. membuatnya begitu ketakutan."kenapa papa menelponnya,,,kalau Ada apa - apa dengan Daniel ini semua salah papa" katanya marah bercampur khawatir.

Begitu mereka sampai kealamat tersebut ternyata sang suami sudah lebih dahulu memberi tahu polisi untuk mengamankan tempat tersebut. " bagaimana Pak?" Tanya sang suami pada salah satu polisi disana. " anak buah kami sedang menyusup masuk, dan belum memberi kabar" lapor polisi tersebut kepada suaminya. hingga akhirnya terdengar suara tembakan yang memekakkan telingga. dirinya bergegas menerobos masuk. Dan dilihatnya beberapa lelaki dilumpuhkan oleh polisi termasuk mantan salah satu anak buah suaminya. Tapi yang pemandangan berikitnya adalah yang menyayay hatinya. dirinya menemukan sang putra tergeletak bersimbah darah, segera digapainya sang putra tanpa mendengar peringatan dari sang suami ataupun polisi. "ma....ma" pangilan lirih yang semakin menyayay hatinya. Namun sebelum dirinya mengapai sang putra seorang wanita lebih dahulu menyeret putranya yang sudah mulai kehilangan kesadarannya. " kalian jangan maju, atau pisau ini akan menembus jantung anak ini!" gertak wanita tersebut. Dirinya pun ikut gelap mata. direbutnya pistol yang dibawa oleh salah satu polisi. " tusuk saja jika kau berani!" katanya kepada wanita tersebut.

"eh...jangan Kira aku tidak berani ya" katanya lagi semakin mendekatkan pisau tersebut ke dada Daniel. dengan segera dirinya menembakkan pistol tersebut hingga mengenai bahu wanita tersebut. sehingga secara reflek pegangan wanita tersebut pada Daniel terlepas. melihat putranya kemarahannya semakin menjadi. didepan sang suami juga para polisi, dirinya mengambil pisau yang tadi dipegang wanita tersebut dan mengoreskan tiga sayatan pisau dimuka wanita tersebut. " ini untuk mengingatkanmu, kau punya dosa pada anak ini" katanya dan merengkuh Daniel kedalam gendongannya untuk dibawa kerumah sakit terdekat.

setelahnya dirinya mengabaikan segalanya, termasuk polisi yang terus datang, namun yang tidak luput dari perhatiaannya adalah Dani. anak itu tidak terluka sama sekali. Daniel meregang nyawa dengan banyak Luka ditubuhnya, memar karena pukulan benda tumbul, sayatan pisau pun menghiasi tubuhnya yang kecil itu. " bagaimana mungkin" gumamnya.

Daniel melewati Masa kritisnya, namun anak itu koma. hampir setiap Hari dirinya menangisi keadaan sang putra. Hingga setelah Dua bulan lebih Tuhan mendengarkan doa - doa dirinya. sang putra terbangun dari tidur panjangnya. "mama..." itulah kata pertama yang disebutnya ketika membuka Mata. "ya...ini mama sayang" katanya dengan kebahagaiaan yang meluap.

Namun karena kejadian itu Daniel kecil menjadi histeris, dan takut ketika melihat beberapa orang dengan tampilan seperti penculik tersebut. terutama dengan wanita berambut panjang ikal, dengan memakai pakaian merah muda. selain itu trauma yang berlebih membuat Daniel selalu teringat dengan penyiksaan yang sangat tidak berperikemanusiaan itu.

"ma....mereka menendang Dan ma...perut Dan sakit ma...mama...tolongin Dan ma....ah....sakit ampun ampun jangan sobek pakai pisau lagi....sakit....mama...." raungan dari bawah sadar Daniel Makin mengores luka dihatinya. bagaimana sang putra yang masih begitu kecil harus menangung begitu banyak penderitaan.

"Dani....bukankah kalian diculik bersama - sama?". Tanya nya pada Dani. "iiii....ya...ma..." jawab Dani takut. "apa yang mereka lakukan sama Daniel, dan kenapa kamu tidak terluka seperti Daniel juga" tanyanya sarkatis.

"ma....jangan berkata begitu sama Dani, dia juga ketakutan ma" kata sang suami sambil memeluk Dani. " tapi dia tidak terluka pa,,dia tidak terluka...sedangkan Daniel...anakku" kata sang mama Tak kuasa melanjutkan perkataannya. " Daniel juga baik - baik saja sekarang ma" kata suaminnya lagi.

"baik - baik saja papa bilang, siapa bilang dia baik - abiak saja, papa lihat sekarang daniel menjadi takut bertemu dengan orang, Daniel selalu mengigau , dia masih terus kembali ke tempat ketika dirinya disiksa oleh manusi biadab itu pa, itu yang papa bilang baik - baik saja, jika bukan karena..." " ma cukup...jangan salahkan siapapun, ini semua musibah" kata sang suami

"ma...." panggilan sang suami menariknya kembali dari ingatan Masa lalunya. "jika bukan karena Dani, Daniel tidak akan mengalami Hari seperti itu. Namun mama tidak pernah menyangka, papa membiarkan wanita iblis itu Lolo's" katanya dengan memandang sang suami dingin. "ma...tolong...itu kan sudah terjadi puluhan tahun lalu bahkan Daniel...." omongan suaminya langsung dipotongnya. " bagiku kejadian itu masih sangat baru, dan Daniel dia tetap putraku....anak yang aku lahirkan" kata sang mama sambil meninggalkan sang papa.