***
Fania, gadis berparas cantik dan bertubuh mungil dengan kulit putih dan rambut hitam sepinggang nya datang menghampiri keluarganya yang sedang kumpul bersama. Ia merupakan putri bungsu dari dua bersaudara, tinggal bersama ayah, abangnya dan juga ibu tirinya.
Jam menunjukkan waktu 20.30 WIB, keluarga yang sederhana itu sedang asyik menonton TV bersama diruang keluarga. Makanan dan minuman ringan tersaji diatas meja, mereka menikmati suasana kebersamaan yang hangat ini.
Fania, gadis yang baru saja menyelesaikan pendidikan tinggi nya di jurusan keperawatan di universitas swasta. Usiannya yang sudah 22 tahun, harus merasakan betul mencari pekerjaan. Ia tak ingin bergantung terus pada ayahnya, ia berusaha untuk terus membahagiakan ayahnya serta keluarganya.
Getaran ponsel di saku celana panjangnya membuat ia mengambil ponsel tersebut, sebuah notifikasi pesan grup WhatsApp tertera di atas nya, ia membuka pesan tersebut dan membacanya.
Ratih: Assalamualaikum, besok jam satu siang akan diadakan silaturahmi untuk reuni SD, tempat di cafe kopiku, untuk teman-teman jangan lupa datang ya, tolong dishare buat yang belum jadi anggota grup ini. Sekian dan terimakasih. Wassalamu'alaikum.
Huft... Fania menghembuskan nafasnya pelan. Besok ia memang tidak ada acara apapun, hanya saja ia malas pergi ketempat yang banyak orangnya. Ia bukan tipe yang menyukai keramaian dan pastinya ia juga tidak mengenal teman-teman SD nya dulu, mungkin hanya beberapa saja.
***
Cafe kopiku jam 13.00, ia sudah berada disana. Suasana yang ramai dan banyak orang yang sedang mengobrol membuat ia merasakan hampa. Bagaimana tidak, ia duduk sendiri di bagian ujung dari temannya yang lain. Ia memang sengaja menghindar, karena ia memang tidak ingin berbicara dengan siapapun. Sampai akhirnya ada seorang laki-laki yang menghampiri nya.
"Fania kan, adiknya bang Deni? tunjuk laki-laki tersebut sambil menunduk menatap wajah putih berseri itu. Fania yang merasa dipanggil segera mengangkat wajahnya yang tadi sempat melamun. Kedua bola matanya menyipit, menatap manik mata hitam yang sama sama menatapnya.
"Maaf, siapa ya?" tanya Fania hati-hati, karena ia memang tidak tahu dengan sosok didepannya ini.
"Aku Faisal, teman Abang mu dulu, kita dulu pernah bermain bersama." Fania kembali memutar ingatan nya tentang sosok yang mengenalkan diri bernama Faisal ini, dan... ingatan nya pun akhirnya bekerja dengan baik. Yah, benar ia adalah Faisal teman masa kecil nya dulu.