"Akhirnya sampai juga!" seru Henna saat dia sudah masuk ke dalam kamar hotel yang ditempatinya. Henna langsung melepaskan bandana kain yang dikenakannya, kini rambut bob Henna tergerai bebas tanpa terhalang bandana kain itu lagi. Berikutnya Henna duduk di atas ranjang yang sangat nyaman sembari menatap keluar jendela kamar hotelnya yang tidak tertutup. Dia menghela napasnya pelan, rasanya dia sudah sangat kecwa dengan Javas, tetapi perasaan tidak dapat membohonginya.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, mohon untuk ...." Henna menghempaskan ponselnya begitu saja ke atas ranjang. Dia baru saja berusaha menghubungi Javas namun, ternyata semuanya sia-sia saja. Hanya rasa kesal yang Henna dapat.
"Selalu dan selalu seperti ini," gumam Henna dengan suaranya yang sangat pelan. Kemudian perempuan cantik itu berdiri dari duduknya dan berjalan menuju connecting door yang menghubungkan kamarnya dengan balkon.
Henna berdiri di balkon tersebut, menikmati pemandangan pagi hari Jerman. "Tidak ada yang special tanpa dirimu," ujar Henna seolah-olah berbicara kepada angin dan meminta angin menyampaikan pesannya tersebut kepada sang kekasih.
∞∞∞
Javas yang gila kerja seperti biasa sibuk dengan pekerjaannya, dia sibuk dengan berbagai macam hal yang harus dikerjakannya tanpa memikirkan keadaan kekasihnya yang berada di Jerman. Javas memang pekerja keras, tetapi dia orang yang sangat ambisius untuk mencapai karir yang diinginkannya. Untuk itu, Javas rela menghabiskan masa mudanya untuk mencapai itu semua, merelakan dan menyia-nyiakan Henna yang selalu menunggu perhatian darinya.
"Javas!" panggil seorang perempuan saat melihat Javas melintas di depannya. Padahal saat itu Javas baru selesai meeting dan akan menghidupkan ponselnya. Tetapi, ternyata dia sekali lagi lupa akan ponselnya dan lebih memilih menghampiri orang yang memanggilnya.
"Ibu memanggil saya?" tanya Javas sopan kepada perempuan yang memanggilnya.
"Iya saya mau minta tolong sama kamu," kata perempuan yang menggunakan name tag bernama Debora itu.
"Minta tolong apa Bu?"
"Saya mau kamu bantu saya mengerjakan satu proyek besar untuk bulan depan. Mari saya jelaskan," ujar Debora dan mengajak Javas untuk menuju ke ruangannya sembari berbincang mengenai proyek yang akan mereka kerjakan.
Seperti itulah Javas, apa pun akan dia lakukan untuk karirnya. Dia melupakan hal kecil tentang Henna yang menunggu kabar darinya. Mungkin bagi Javas pekerjaannya nomor satu, tetapi tidak bagi Henna yang menurutnya Javas lah yang nomor satu untuknya.
∞∞∞
Siang hari tadi digunakan Henna untuk beristirahat karena pada malam harinya dia akan menonton konser Coldplay SENDIRIAN. Satu buah tiket lain yang dimiliki Henna telah terjual beberapa hari yang lalu melalui bantuan Raisa. Tadinya Henna ingin menjual kedua tiket miliknya itu dan melupakan Jerman dan Coldplay. Tetapi, dia tetap termakan bujuk rayu Raisa.
"Anggap saja ini sebagai me time!" seru Henna di depan cermin sambil mengepalkan tangannya dan meninju udara dengan semangatnya.
Menjelang sore Henna sudah mulai bersiap dan memilih untuk mengenakan baju santai berupa kaos bergambar Coldplay dan celana hot pants berwarna hitam serta sepatu convers terbalut indah dikaki ukuran 37 milik Henna tersebut. "Yeah! Berangkat!" teriak Henna di dalam kamar hotelnya sebelum dia benar-benar keluar dari sana.
"AHHHH!" teriakan penuh dengan rasa damba terdengar begitu memekakan telinga Henna. Tetapi, perempuan itu tidak perduli sedikit pun, dan bahkan dia ikut berteriak dengan sekuat tenaganya. Kakinya yang lumayan jenjang ikut berlonjak-lonjak bersama dengan beberapa orang di sekitarnya. Bibirnya ikut bersenandung mengikuti lagu yang sedang dibawakan oleh Coldplay.
"DRINK FROM ME! DRINK FROM ME!" Henna ikut menyanyikan lirik lagu tersebut bersama dengan para penonton lainnya. Saat ini Henna sedang menikmati suasana ramai konser Coldplay dan untunglah seluruh pikirannya tentang Javas berhasil teralihkan. Henna terlihat sedikit mungil dibandingkan dengan beberapa orang disekitarnya yang berperawakan tinggi besar khas orang barat. Tetapi, dia sama sekali tidak menyesal telah memilih class festival yang sangat ramai.
"Duh!" ucap Henna saat dirinya tidak sengaja terdorong ke depan. Dia menjadi tidak begitu fokus menonton konser, namun tetap berusaha kembali menikmati konser dengan kembali berdiri tegak dan mulai kembali ikut menyenandungkan lagu Hymn For The Weekend.
"Aw!" sekali lagi Henna terdorong ke depan, Henna mulai merasa kesal karena dia tidak dapat fokus menonton. Dia merasa orang di belakangnya terlalu kuat memberikan tekanan kepadanya yang terhimpit dengan orang yang berbadan cukup kokoh di depannya. Bahkan orang di depannya itu tidak bergerak sama sekali saat dirinya tidak sengaja menabrak orang tersebut.
Emosi Henna masih dapat terkontrol, dia masih tetap berusaha kembali menikmati konser tersebut. Masih di lagu yang sama Henna bersama dengan penonton lainnya menyanyikan lirik lagu yang begitu menghanyutkan. "I'm feeling drunk and high! So high! So high!" Henna begitu bersemangat saat bernyanyi hingga dia kehilangan keseimbangan untuk yang kesekian kalinya.
Penonton di belakangnya mendorongnya dengan cukup keras, hingga Henna kehilangan keseimbangan sekaligus kesabarannya. Henna berbalik dan melihat penonton di belakangnya yang mengenakan kacamata hitam. Seorang pria dengan tinggi yang lumayan dan terlihat begitu maskulin, meski dia bersusah payah menahan dorongan dari arah belakangnya. Walaupun Henna tahu pria tersebut mendorongnya karena juga mendapat dorongan dari belakang dia tetap merasa emosi dan marah dengan pria tersebut.
Pria yang kini berhadapan dengan Henna membuka kacamata hitamnya saat dia merasa Henna tidak berhenti memandangi dirinya. "Apa yang sedang kau lihat?" tanya Calvin yang merupakan pria yang sama dengan pria menyebalkan di pesawat.
"Kau lagi!" seru Henna tidak percaya dengan begitu sempitnya dunia ini, dari sekian banyaknya tempat di Jerman dia justru harus bertemu kembali dengan pria tersebut di konser ini.
"Wanita aneh ini lagi," gumam Calvin yang tentunya tidak dapat didengar oleh Henna karena suara konser yang begitu mendominasi keadaan.
Henna sudah siap akan melontarkan kata-kata pedasnya untuk Calvin, tetapi entah bagaimana bisa terjadi, tiba-tiba saja Calvin terdorong ke depan dan tanpa sengaja memeluk Henna. Mata Henna terbelalak besar saat dia merasakan sebuah benda lembut sedang menempel di atas permukaan bibirnya. Rasa mint jelas tercium di hidung Henna, dia begitu shock untuk sadar bahwa dirinya dan Calvin sedang berciuman.
Bukannya melepaskan Henna, Calvin justru memejamkan matanya dan memperdalam ciuman tidak sengaja tersebut. Keduanya berciuman di tengah ramainya penonton menyenandungkan bait lagu Hymn For The Weekend yang seharusnya disenandungkan Coldplay bersama dengan Beyonce. Tetapi justru hanya dinyanyikan Coldplay tanpa kehadiran Beyonce.
Oh, angels sent fromup above
I feel it coursing through my blood
Life is a drink, your love's about
To make the stars come out
Put your wings on me, wings on me
When I was so heavy
We're on a symphony
When I'm lower, lower, lower, low
(Coldplay ft Beyonce : Hymn For The Weekend)
∞∞∞
Henna duduk di dalam kamar hotel dengan pandangan ke luar jendela, langit malam menemani Henna larut malam itu. Henna melihat notification di handphone-nya yang ternyata hanya berisi pesan dari Raisa di salah satu aplikasi chat. Dia kecewa karena Javas tidak sekali pun mengabarinya atau menanyakan kabarnya. Belum lagi Henna masih merasa kesal atas kejadian yang tadi terjadi di konser.
"Javas," gumam Henna memanggil nama Javas dalam lamunannya. Langit malam Jerman yang kala itu penuh dengan bintang tidak membuat suasana hati Henna membaik, dia justru semakin cemas karena Javas tidak ada kabar. "Sabar Henna! Besok kau sudah dapat kembali ke Indonesia!" ujar Henna menenangkan dirinya sendiri di tengah kegelisahan hatinya.
Perempuan berparas cantik yang hobi mengoleksi bermacam warna lipstick itu terlihat begitu murung, biasanya Henna tidak pernah terlalu ambil pusing dengan sikap Javas seperti sekarang. Tetapi, lama-kelamaan Henna menjadi berpikir ulang. Terlebih lagi kedua orangtuanya sudah berkali-kali menanyakan keseriusan hubungan mereka.
Henna bahkan tidak mood untuk berbelanja, padahal biasanya Henna tidak akan melewatkan kegiatan tersebut jika sedang berada di luar negeri. Kali ini Henna bahkan memutuskan bahwa dirinya kemari hanya untuk menonton konser saja. Sebenarnya, sejak awal Henna sudah kehilangan semangatnya untuk berlibur ke Jerman.
"Huh!" Henna menghela napasnya sembari menghempaskan badannya ke atas kasus empuk kamar hotel yang ditempatinya. Matanya terpejam sejenak dan mencoba menghalau segala pikiran buruk yang terus berputar di dalam otaknya. Lima menit kemudian Henna berhasil membawa dirinya tertidur lelap hingga pagi hari.