Happy Reading gengs 💋
❤️❤️❤️❤️❤️
Clarista membuka pintu ruangan tempat mereka biasa berkumpul. Disana sudah ada Danisha, Dima, Alex, Grenda, Gisella dan Gio.
"Sorry, gue telat!" sapa Cla yang membuat mereka semua menoleh ke arah Clarista.
"Loh kok Lo disini?" tanya Alex bukan pada Clarista, melainkan pada sosok pria di belakangnya yang cukup mengagetkan mereka semua yang disana kecuali Danisha.
Clarista menoleh ke belakang Augfar berjalan menuju ke tempat wanita itu berdiri.
"Gue nemenin calon Istri gue kesini!" ucap Augfar lantang.
"Anjirrr...!" umpat Alex tanpa basa basi.
"What?" Grenda dan Gisella sontak bersamaan menutup mulut dan shock seketika.
Clarista memutar bola mata jengkel. Dan langsung duduk di sofa yang memang khusus untuk di duduki dua orang. Augfar tanpa ragu, ikut duduk di sebelah Clarista, mengabaikan pelototan tajam dari gadis itu.
Gisella dan Grenda masih berdiri begitu juga Alex memandang sahabat karibnya itu dengan tatapan menyelidik.
"Gre,la, please deh. Sampe kapan kalian mau berdiri terus?" tegur Danisha.
"Lo bilang bakal pulang ke Amrik malam ini? Kenapa lo masih ada disini sekarang?" tanya Augfar pad Alex
"Gue cuma ngetes lo doang tadi. Tapi, ini lo becanda 'kan sama ucapan tadi?" Alex memastikan pada Augfar dan Gio, Dima serta yang lain turut menanti jawaban Augfar.
Augfar menoleh ke wanita yang sibuk dengan buku menu tanpa menghiraukan pertanyaan Alex barusan.
"Aku pesan jus kiwi," ucap Augfar mengabaikan pertanyaan Alex dan berbicara pada Clarista dan sang desainer menatapnya dengan tatapan malas.
Clarista memanggil pelayan untuk memesan jus kiwi serta orange juice. Pelayan meninggalkan mereka semua dan kembali Clarista menjadi sorotan utama pandangan para sahabatnya.
"Cla, gue minta maaf sama elo," kata Gisella to the point. Cla menoleh dan menghela napas sebelum memulai perkataannya.
"Gue kecewa sama kalian semua. Terutama Lo, Danisha dan Grenda. Meskipun gue tau disini Dima ikut andil besar. Intinya gue sangat kecewa. Kalian nggak menghargai gue sama sekali,"ucap Clarista pelan tapi sarat makna.
Augfar hanya diam menatap wanita di sebelahnya ini sedang mengungkapkan rasa kecewanya pada para sahabatnya. Augfar tahu persis, kenapa Clarista kecewa pada sahabatnya. Karena meskipun semalam dia meninggalkan Clarista, tapi mata-mata suruhannya selalu memberi info yang sangat akurat.
"Gue minta maaf sama lo," ucap Gisella.
"Gue juga Cla. Maaf banget kalo udah bikin lo marah dan kecewa," kata Grenda.
"Lo boleh kecewa sama gue juga, tapi gue tulus minta maaf sama lo," ucap Dima tulus.
"Lupain aja. Gue juga mau minta maaf sama kalian semua karena mungkin gue egois dan childish seperti yang Lo bilang, Dan," ungkap Clarista yang disambut pelukan hangat dari Danisha, Gisella dan Grenda.
Alex masih menatap sahabatnya yang sama sekali tidak bergeming dengan pertanyaannya tadi.
"Kenapa lo bisa datang bareng Cla, Far?" tanya Dima, yang spontan membuat Clarista menoleh ke arah Augfar.
Pria disampingnya ini tidak terlihat gugup ataupun bingung, dia benar-benar makhluk Tuhan yang sulit ditebak.
"Gue jemput Tata tadi ke apartemennya," jawab Augfar tenang.
"Tata?" Semua disana bergumam, mengulang nama yang digunakan Augfar termasuk Clarista yang memandang heran ke arah pria tampan itu.
"Tata? Tata siapa sih, Far?" tanya Gio bingung.
"Tata ya Cla. Nama dia 'kan Clarista dan nama panggilan sayang gue ya Tata biar beda sama kalian semua," jelas Augfar santai.
Semua yang disana melongo atas penuturan Augfar, Clarista berdecak kesal dan memprotes.
"Apaan sih kamu, siapa yang ngizinin kamu manggil aku dengan nama Tata?" protes Clarista.
"Kamu aku?" kaget Alex dengan suara lantang.
"Demi Tuhan, Cla, Far! Kalian ini sebenernya ada hubungan apa?" tanya Grenda histeris.
Sebelum Clarista berbicara, telapak tangan kanan Augfar sudah lebih dulu menutup mulut gadis itu.
"Tata, calon Istri gue!" jawab Augfar dengan Clarista yang sibuk memukul- mukul telapak tangan Augfar dengan membabi buta.
"Lo serius?" tanya Dima.
Augfar mengangguk dan melepaskan telapak tangannya dari mulut sang desainer. Clarista menarik napas sebanyak-banyaknya dan Augfar mengelus lembut rambut milik gadisnya.
"Sejak kapan lo berhubungan sama Cla?" tanya Gio.
"Itu bukan sesuatu yang harus dijabarkan dengan kalian," jawab Augfar.
"Dean, please kamu jangan bikin karangan cerita. Sejak kapan aku mau jadi Istri kamu dan sejak kapan juga kamu ngelamar aku? Aku nggak ber—" seketika ucapan Clarista terbungkam oleh lumatan manis dari Augfar.
Augfar mencium wanitanya tepat dihadapan para sahabatnya dan di detik itu juga pintu terbuka lebar.
"Sorry telat!" kata seseorang pria dengan suara khas yang tiba-tiba datang.
Fokus pria yang baru saja datang itu langsung beralih ke dua sosok pria dan wanita yang sedang berciuman.
Augfar melepas ciumannya dan Clarista tampak kehabisan napas dan terengah-engah. Danisha yang sudah sadar duluan, menoleh ke arah pria yang baru saja masuk ke ruangan mereka sontak berdiri.
Sang pria berdiri dengan tangan terkepal keras sampai urat- urat di jari tangannya terlihat jelas. Giginya bergemeretuk beradu dan pandangannya tajam terfokus ke arah Augfar dan Clarista yang belum menyadari keberadaannya.
"Nico!"
Satu kata yang keluar dari mulut Danisha yang berhasil membuat semua yang berada disana tercekat termasuk Clarista yang sulit menolehkan kepala. Tapi itu tidak berlaku untuk Augfar. Ia menoleh dengan tatapan tenang namun dingin, kembali ke sosok asli seorang Augfar yang tidak terjamah.
Danisha melototkan mata ke arah Alex namun laki-laki itu hanya mengangkat bahu seolah tidak tau menahu atas kedatangan Nico di tengah- tengah mereka.
"Kemana aja lo? Nyasar?" kata Dima basa-basi pada sahabatnya.
Nicolas berjalan ke arah Dima dan melewati Augfar begitu saja. Aura dingin diantara keduanya memancar membuat hawa yang kurang mengenakan di ruang tersebut.
Nicolas dan Dima berjabat tangan ala pria, begitu juga dengan Alex dan Gio. Begitu Nico memutar tubuh ke arah Augfar. Augfar segera berdiri dihadapan Nicolas dengan tatapan sulit diartikan, namun mereka tetap berjabat tangan ala pria seperti biasanya meskipun tanpa senyum diantara mereka.
Clarista menolehkan wajah ke arah Nicolas dan pria itu tersenyum simpul ke arahnya.
"Kenapa dia ada disini?" tanya Clarista tanpa basa basi pada para sahabatnya.
Danisha, Gisella dan Grenda serempak mengedikan bahu tanda mereka tidak tahu apapun atas keberadaan Nico saat ini.
"Ngapain lo disini?" pertanyaan terlontar dari mulut Nico pada Augfar.
Augfar hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dari Nicolas.
"Harus gue laporan sama lo?" jawaban singkat Augfar membuat semua orang tercekat.
Clarista menyenggol perut sixpack milik Augfar dan ia seolah mengaduh kesakitan.
"Sayang, sakit tau! Romantis dikit kek!" Dan semua orang disana semakin melongo terkaget kaget atas tindakan Augfar pada Clarista barusan.
"Demi, Tuhannnn... Augfar so sweet banget sih!" bisik Grenda pada Danisha salah fokus.
"Apa sih kamu?" gumam Clarista pada Augfar yang ditanggapi laki-laki itu dengan kekehan pelan.
"Lo beneran berubah, Far. Anjir gue seakan nggak ngenalin lo sekarang!" ucap Alex takjub melihat perubahan Augfar yang bertingkah amat berbeda ketika bersama Clarista.
"Bisa gue bicara berdua sama Cla?" ucap Nico menyela ucapan Alex.
Augfar melirik Nicolas yang duduk disebelahnya dengan lirikan tajam. Dan pria itu seolah tak acuh atas lirikan tersebut.
Clarista berdiri dan Augfar menahannya, "Aku cuma sebentar!" ucap Clarista sambil melepas perlahan genggaman tangan Augfar di lengannya.
Nicolas sudah berjalan keluar terlebih dulu, disusul Clarista dibelakangnya.
🍃🍃🍃
Augfar mengusap wajahnya perlahan. Danisha beranjak duduk di samping Augfar.
"Lo bisa jelasin ke kita, apa maksud lo bilang Cla itu calon Istri lo?" kata Danisha pada Augfar.
"Nggak ada yang perlu gue jelasin ke kalian semua," jawab Augfar dingin.
Di pojok luar ruangan, berdiri sepasang makhluk Tuhan yang berdiam diri. Sang wanita bersedekap dengan wajah kurang bersahabat. Sedangkan sang pria berdiri dengan kedua tangan di saku celana.
"Lo apa kabar, Cla?" tanya Nicolas basa basi.
Clarista mendengus pelan mendengar pertanyaan yang keluar dari pria yang sempat disukainya beberapa tahun yang lalu.
"Bukannya dari kemarin lo sudah bisa liat kalo gue baik-baik aja. Apalagi yang mau lo omongi sama gue?"
Nico menatap Clarista frustasi, wanita yang dulu begitu memujanya kini berubah menjadi terlalu tak acuh padanya.
"Gue denger lo marah sama sahabat lo?" tanya Nicolas lagi.
"Sahabat gue curhat sama lo? Kemarin iya tapi sekarang udah nggak. Percuma juga gue marah, toh buat apa? Mungkin sahabat gue khilaf aja tapi nggak ding. Mereka mengulangi kesalahan dua kali hari ini," jelas Clarista.
"Sebegitu benci lo sama gue? Sampe lo nggak mau ketemu dan ngobrol sama gue?" ucap Nicolas putus asa.
"Itu pendapat lo, gue nggak bilang apapun. Lo yang menyimpulkan. Tapi penyimpulan lo kurang lebih bener," balas Clarista tenang.
"Ada hubungan apa antara lo sama Augfar?" pertanyaan yang sedari tadi membuat gusar Nicolas, karena melihat adegan mimpi buruk itu tadi.
"Bukan urusan lo," jawaban singkat Clarista itu semakin membuat Nicolas geram.
"Lo pacaran sama Augfar?" tanya Nicolas dengan nada dingin.
"Penting buat gue laporan ke elo kalo gue pacaran sama siapa? Emangnya lo siapa?" jawab Clarista ketus.
Clarista berjalan hendak meninggalkan Nicolas, karena menurutnya pembicaraan ini hanya membuang waktunya. Namun belum sempat desainer itu berjalan jauh, Nicolas mencegat lengannya dengan kencang, sehingga membuatnya terpaksa berhenti dan menoleh lagi berhadapan dengan Nicolas.
"Jawab gue, lo pacaran sama Augfar?" desak Nicolas dan Clarista meronta berusaha melepaskan cengkeraman tangan pria itu.
"Lepasin tangan gue, Nic! Lepasin, sakit tau!" Clarista berusaha melepaskan cengkraman tangan Nicolas yang semakin menyakitinya dan mengabaikan pertanyaannya.
"Jawab pertanyaan gue, Cla. Ada hubungan apa lo sama Augfar, hah? Kenapa lo ciuman sama Dia!" bentak Nicolas yang dipenuhi emosi.
"Nic, ini sakit. Please lepasin gue, Nic," Airmata Clarista akhirnya menetes karena cengkraman tangan Nicolas yang menguat.
Cengkraman tangan itu terlepas karena perut Nicolas ditonjok dengan keras oleh seseorang. Nicolas jatuh terduduk meringis kesakitan akibat pukulan diperutnya secara tiba - tiba.
Clarista segera berlari memeluk para sahabatnya yang kini berada di belakang Augfar, yang sudah emosi melihat perlakuan Nicolas pada Clarista.
Danisha berusaha menenangkan Clarista yang kini sedang menangis ketakutan serta kesakitan. Lengan putihnya kini berbekas merah dan lecet akibat cengkraman Nico yang sangat kuat.
Alex berusaha membantu Nicolas yang meringis kesakitan akibat tonjokan dari Augfar.
"Brengsek!" umpat Augfar pada Nicolas.
Dima dan Gio menahan lengan Augfar agar pria itu tidak memberi pukulan lagi pada Nicolas.
"Gue nggak akan ngebiarin lo ngedeketin Cla lagi, ngerti lo!" ucap Augfar rendah dan dingin.
Nicolas berdiri masih sambil memegang perutnya, tersenyum sinis mendengar ucapan Augfar.
"Siapa lo, ngelarang gue buat deket sama Cla?" tantang Nicolas.
"Gue?! Gue calon Suaminya Cla, Kenapa?!" ucap Augfar lantang.
Nicolas tertawa meremehkan. Menganggap bullshit ucapan yang keluar dari mulut sahabatnya itu.
"Elo- calon suaminya Cla? Becanda lo gak ada lucunya, Far!" ejek Nico
"Whatever, but that's true!" jawab Augfar santai sedangkan Nico berdecih mendengarnya.
"Lo belum lupa dengan apa yang gue ucapin ke elo dulu, kan? Atau lo harus gue ingetin lagi?" ucap Augfar dingin yang membuat Nicolas menggemertukkan giginya karena kesal.
Kedua telapak tangannya terkepal kuat mendengar ucapan Augfar. Semua orang yang disana terfokus pada ucapan Augfar yang mampu membungkam mulut Nico seketika.
Pikiran mereka semua terpenuhi pemikiran serta argumen-argumen yang terbentuk sendiri menjadi rasa penasaran yang sangat tinggi. Sementara Clarista menatap Augfar dari kejauhan dengan tatapan penuh tanda tanya.
❤️❤️❤️❤️❤️
Hayooo jangan males komen 💋💋