Ada apa Marko kemari, Runa memikirkan hal itu sambil membuka pintu rumahnya.
sepuluh tahun yang lalu ia ingat Marko membantu perceraian ia dengan mantan suaminya, ia masih ingat ketika perceraian hanya Marko lah yang memberikan sebuah amplop, Marko - pria itu sangat prihatin dengan perceraian Runa ia membujuk Runa untuk tidak bercerai. namun saat itu Runa terlalu dibutakan impiannya, ia tak mau terikat hidup menjadi nyonya Wijaya, ia ingin bebas seperti burung. Meskipun jumlahnya tak seberapa setidaknya Marko masih berbaik hati memberi ia uang dari pada mantan suaminya pria itu benar benar pelit dan tak mengeluarkan sedikit pun uangnya.
Marko duduk disofa, untuk saja Runa sudah membeli kopi instan jadi ia bisa memberikan pria itu minuman.
" Nyonya.. "
Marko memulai percakapan disambut senyuman diwajah Runa, bisa dibilang senyuman Runa dibarengi tawa
" jangan panggil aku nyonya.. aku bukan istri tuanmu.. panggil saja Runa "
Marko ingin mengatakan sesuatu namun tak jadi , ia kemudian tertawa keras. sungguh reuni majikan dan pembantu yang menyenangkan, Marko menceritakan banyak hal tentang putri kecilnya ia dengan wajah sedihnya tampak kesal ia menjelaskan betapa lucunya putrinya.
putrinya buah hatinya tumbuh dengan kemewahan kediaman Wijaya ia sejak kecil meniru sifat ayahnya yang angkuh, kadang ia akan mengikuti ucapan ayahnya yang memarahi pegawainya, hanya saja putrinya terlalu dekat dengan sang ayah dan hal itu membuat Marko curiga. sejak sepuluh tahun mantan suaminya hanya memikirkan putrinya ia bahkan tidak pernah berpikir apakah ia kan menikah lagi, sedangkan yang ia tahu wajah putrinya mirip dengannya.
bagaimana juga usia putri nya sudah 13 tahun, gadis cantik itu masih tidur dikamar sang ayah.
membuat Marko selesai menceritakan hal itu membuat Runa ingin menanggis, apa mungkin pria itu segila itu? seperti nya besok ia harus mendatangi pria itu menanyakan perihal hal ini.
***
pagi hari kediaman Wijaya terdengar suara keributan , mantan suaminya memukuli Runa dengan sapu karena ia ingin membawa pergi putrinya. putri kecilnya menanggis mata bulatnya memegang tangan ayahnya memohon agar ibunya tidak dipukuli tapi percuma ayahnya tetap memukuli ibunya.
" jangan memohon dengan bajingan itu, kau tahu nak dia gila .. alasan aku meninggalkan nya karena ia gila dan tidak waras.. aku tidak mau putriku kau tiduri "
putri kecil membelokkan matanya, meskipun ia masih kecil ia paham perkataan ibunya , Gadis kecil itu mengelus rambut ibunya menenangkan ibunya dan menghalangi sapu.
" ibu.. ayah tidak seperti itu, ia menganggapku anaknya "
ibunya tidak percaya, Runa menggelengkan kepala ia tidak yakin dengan perkataan sang anak.
***
Runa tak sadar jika semua itu adalah sebuah jebakan kecil, ia terbangun dengan rasa sakit diseluruh tubuhnya. ia dapat merasakan jika tubuhnya baru saja dipakai, Runa membaca secarik kertas dengan kesal.
' jika kau ingin menemui putrimu maka kau harus tidur denganku dulu '
berarti, perkataan putrinya benar. sialan, Marko dan mantan suaminya menipunya