'Apa kau sedang ingin dimanja, Aruna?'
Aruna tertangkap basah, tetapi Mahendra hanya tersenyum samar, "Beri tahu aku sayang, apa yang sakit selain rasa pusing di kepalamu?" dia menyuapi kepura-puraan istrinya, "Apakah punggungmu pegal? Atau kakimu kaku?" alih-alih menatap dingin, manik mata biru memberi tatapan hangat yang tentu saja membuat perempuan di hadapannya terkesima.
'Aku harus bagaimana?,' dalam benak, Aruna bertanya-tanya. Dia tak bisa mengelak kecuali mengangguk.
"Berbaliklah," Mahendra mendorong tubuh istrinya dan menggosok-gosok dengan pijatan lembut pada sepanjang tulang belakang dari pangkal leher, punggung, hingga tepat pada pinggangnya, "Apa kau merasa nyaman?" Aruna mengangguk ringan. 'Ini tak buruk, pikirnya' dan perempuan ini menikmatinya tanpa tahu segala kenakalannya telah ditangkap secara utuh oleh suaminya.