"Dia harus bermata biru supaya pantas," ibu bayi tersebut menjawab spontan dengan tatapan khawatir melihat jas yang melekat di tubuh Mahendra mulai terlumuri air liur putranya, akan tetapi sepertinya lelaki tersebut tak peduli. Mendekap dan menghadiahi Alan ciuman di pipi.
Masih enggan menyerahkan Alan pada ibunya, Mahendra yang mendekap tubuh kecil dan sesekali tertangkap mata mencium gemas pipi gembil tersebut —melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah sembari membawa bayi yang baru bisa berjalan setengah berlari tersebut. Kabarnya, putra pertama Aliana cenderung aktif sehingga perempuan berdaster itu tak henti memasang ekspresi khawatirnya tatkala melihat adik iparnya bersikukuh membawa anaknya.