"aku pernah membaca buku, bahwa tubuh ini juga belenggu. Kamu mau mendengar cerita yang aku baca?" Damar menatapnya. Gadis yang terlalu silau untuk dilihat, bukan karena cantiknya, baju-baju yang dia gunakan juga terkesan biasa saja.
Damar sempat tersekat dalam lamunan padahal Aruna sudah mengangguk mengiyakan pertanyaannya. Pemuda ini hanya sedang menafsirkan, pesona apa yang di bawa Aruna sampai-sampai dia pernah ikut-ikutan jadi pria yang tersandera oleh harapan.
Sebuah harapan yang demikian tinggi hingga sempat tak bisa makan dan terpejam karena marah dengan keadaan. Marah sebab dia tak bisa meraih keinginannya padahal sudah berjuang mati-matian mendapatkan, berupaya keras sepenuh hati dan tenaga.
"Damar! Kamu bilang mau cerita," gelisah gadis ini tidak suka di amati.