"Baiklah.. kalau maumu seperti itu, aku juga akan berbuat semauku. Sekalian menjalankan strategiku".
.
Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran kak Anantha sudah kucoba memberanikan diri datang ke kantornya, kantor yang dulu hanya sebuah ruko dua lantai tidak jauh beda dengan surat ajaib bedanya ruko yang di huni kakak lebih luas dan lebar di banding startup ku. Tapi kini berubah total menjadi bangunan bertingkat 8 lantai dengan basement di bawah gedung yang tujuannya untuk parkir kendaraan para karyawan.
Tambah terpukau lagi ketika aku masuk ke dalam di mana ruang resepsionisnya begitu formal dengan pelayanan yang berstandar kantor-kantor pada umumnya, sampai-sampai mereka bilang aku harus membuat janji untuk sekedar menemui kakak sebelum aku sempat mengatakan bahwa aku adik kak Anantha, bos mereka.