Aruna merasakan mendung di kepalanya, Ubin di hadapannya pun ikut bergelombang seperti menari-nari tak bisa dipijak lagi. Entah apa yang dipikirkan lelaki itu, lelaki yang tadinya tidak boleh mengucapkan sepatah kata kini lancang menyuruh nyuruh Aruna. Kata-katanya membuat Aruna ingin memukulnya. Tubuh limbung dipaksa menaiki punggung pria yang dari awal tidak menunjukkan sopan-santun.
"Pegangan yang erat atau kau akan menyesal". Gaya bicaranya mirip seseorang yang sangat lekat.
Dia berlari melesat, meliuk-liuk tak tahu sejauh mana dan mulai menuruni tangga berakhir memencet pintu lift, semua di pencet sembari melakukan pengamatan pintu mana yang paling cepat terbuka.
Apa yang dia pikirkan tak bisa Aruna bayangkan. Seolah sedang buru dan dikejar hantu atau mungkin sedang mempraktikkan permainan yang tadi mereka mainkan 'mafia party game'. Bisa jadi dia diposisikan rakyat jelata dan pemuda ini adalah mafia yang sedang berupaya menyandera dirinya.