Perempuan itu melesat dengan cepat, lalu menebas si monster itu. Aku sedikit terkejut melihatnya, ini seperti di film-film saja.
Lalu, perempuan itu pun seperti menggunakan jurus kepada anggota keluargaku. Tapi, dia tidak menggunakannya untukku.
Dia pun langsung menaiki tangga lagi. Aku pun langsung mengikutinya.
Dia masuk kedalam kamarku, aku pun mengikutinya.
"Apa yang kamu lakukan disini? sejak kapan kamu masuk ke rumahku?"
"Bukannya kamu yang membawaku kesini."
"Namamu siapa?"
"Yoshino Sakuragi."
"Yoshino ya??? oh berarti kamu si kucing oren!!!"
"Bukan oren tapi hitam!!!"
"Aku lupa, mungkin gara-gara si kucing oren lagi viral."
"Itu nggak ada hubungannya."
"Terus apa tujuan kamu datang kesini."
"Sudah kubilang kan, kalau kamu yang membawaku kesini."
"Aku juga tau!!! apa ada tujuan lain?"
"Aku merasakan kekuatan spiritual yang tidak biasa dari keluarga ini."
"Kekuatan spiritual?? apa itu???"
"Kekuatan spiritual adalah kekuatan terpendam yang dimiliki oleh setiap orang."
"T-tunggu, sebenarnya kamu ini siapa?"
"Sudah kubilang kan, namaku Yoshino."
"Bukan itu maksudku, lebih tepatnya aku bertanya apa pekerjaanmu?"
"Aku adalah seorang exorcist."
"Pemburu hantu???"
"Sebenarnya bukan hantu tapi roh jahat."
"Jadi yang tadi itu roh jahat???"
"Ya, tapi kami lebih sering menyebutnya dengan sebutan karma."
"Begitu ya."
"Satu pertanyaan lagi, kenapa kamu tidak menggunakan jurusku padamu."
"Itu karena tujuanku adalah mengajak kamu untuk jadi exorcist."
"Apa anggota keluargaku akan baik-baik saja?"
"Ya, aku hanya menghilangkan ingatan mereka ketika terjadi penyerangan monster."
"Tapi aku tidak mengerti tentang exorcist, jadi kutolak saja."
"Aku tidak akan pergi sampai kamu menerimanya."
"Ehh... jadi kamu akan tidur disini."
"Dasar mesum, kau tidur dilantai dan aku tidur dikasur."
"Sepertinya kebalik."
"Enggak."
"Tuan rumah kok menderita."
"Tamu adalah raja."
"Kamu bukan tamuku!!!"
"Tapi, kamu kan yang membawaku."
"Lagi-lagi itu, baiklah aku yang ngalah. Pokoknya besok kamu harus pulang."
Aku pun langsung tidur.
Saat aku terbangun aku tidak melihat Yoshino di kasurku. Dan aku langsung berteriak, "horee, dia sudah pergi."
Tiba-tiba ada yang membuka pintu. Ternyata itu adalah Nakako.
"Kakak, mau sampai kapan kau bersenang-senang. Ini sudah kesiangan tau."
Aku pun langsung bergegas berangkat ke sekolah.
Untungnya aku sampai tepat waktu. Aku memasuki kelasku.
"Hai bos!!! kenapa telat."
"Aku tadi... kesiangan."
"Bos jujur sekali."
Aku pun langsung duduk di kursiku. Meskipun sebenarnya kursi ini milik sekolah tapi aku menyebutnya kursiku.
Bel pun berbunyi
Ding... Dong.... Ding... Dong.... Ding.... Ding... Ding... Ding... Dong....
Kira kira seperti itu bunyi belnya.
Guruku masuk sambil membawa siswa baru.
"Perhatian semuanya, sekarang kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan diri."
"Namaku Yoshino, Sakuragi Yoshino."
"Kalau begitu, silahkan duduk di kursi yang kosong yang ada di belakang Akatsuki."
Dalam hati aku mengucapkan, "sial!!!"
"Sekarang kamu tidak akan bisa lari lagi Kosuge."
"Sebenarnya apa tujuanmu."
Pelajaran pun dimulai, dan beberapa jam kemudian bel istirahat berbunyi.
Aku memutuskan untuk pergi ke kantin.
"T-tunggu dulu, kenapa kamu mengikutiku Yoshino?"
"Entahlah, aku hanya ingin pergi ke kantin."
"Sudah jelas kalau kamu ngikutin aku."
Beberapa saat kemudian, aku membeli yakisoba dan memakannya di meja yang ada di kantin.
"Kenapa kamu masih mengikutiku!!!"
Dia tidak menjawab perkataanku, dia hanya memakan yakisoba-nya.
Lalu, tiba-tiba datang dua orang yang tidak aku harapkan, dan mereka duduk di sampingku.
"Bos!!! pagi!!! tumben sekali kamu makan bareng cewek."
"Tenang saja, aku tidak kenal dia."
"Meskipun kau bilang begitu, kamu tetap tidak bisa memutar balikkan fakta kalau aku adalah kenalanmu Kosuge."
"Jangan bilang begitu, Yoshino. Nanti reputasiku bisa hancur."
Lalu dua orang yang tidak diharapkan pun malah ketawa-tawa.
"Bos!!! kamu lucu sekali. Kalian saling memanggil nama depan. Kalau bukan pacar dinamakan apa lagi. Dan juga sifat kalian itu mirip."
"Jangan salah paham dulu."
Yoshino pun sudah menghabiskan yakisoba-nya dan langsung berdiri.
"Kosuge, sekarang kita kemana? sebenarnya aku sedikit terkejut kalau kamu pimpinan geng disekolah ini. Tapi, tidak apa-apa jika begitu berarti kemampuan bertarungmu bisa diandalkan dan kamu bisa melindungiku."
"Bos mendapat pujian!!!"
"Jangan bikin salah paham, Yoshino."
Tidak lama kemudian bel pun berbunyi, semua siswa masuk kelas. Dan beberapa jam kemudian bel berbunyi lagi, menandakan sekolah sudah selesai.
Aku pun langsung pulang. Sambil berharap Yoshino tidak mengikutiku.
Tapi ternyata harapanku hanya sebuah harapan. Harapanku tidak terkabulkan. Yoshino malah mengikutiku.
"Jadi, sekarang kamu mau kemana???"
"Aku mau pulang, bukannya kamu kemarin bilang begitu."
"Tapi kenapa kamu mengikutiku."
"Rumah kita kan searah."
"Baguslah kalau kamu akan pulang."
"T-tunggu dulu Kosuge!!!"
"Ada apa???"
Tiba-tiba dia seperti akan memelukku. Aku pun berpikir sesaat kalau dengan Yoshino pun tak apa-apa. Bisa dibilang dia juga cantik.
Tapi ternyata pikiranku itu salah. Aku tidak bisa mempercayainya, dia malah mendorongku.
Terlihat ada karma yang terjatuh dari langit. Tapi, dia langsung mengeluarkan pedangnya dan menahan serangannya.
Yoshino langsung menebasnya, dan karma pun langsung menghilang.
"Meskipun aku sudah pernah melihatnya, kau tetap terlihat keren."
"Begini-begini aku ini profesional."
"Begitu ya. Aku jadi sedikit tertarik dengan dunia exorcist."
"Kalau begitu apa kamu mau bergabung???"
"Apa kamu masuk suatu organisasi???"
"Ya, nama organisasinya adalah Exorcist. Aku masuk divisi 99, jika kamu mau bergabung kamu bisa memilih divisi dan kita akan bersama."
"Kalau begitu..."
"Kamu mau bergabung."
"Aku pikirkan lagi."