Chapter 88 - Motor

Sejak terbentuk panitia untuk AT Project tiga minggu lalu, jam istirahat makan siang hampir selalu menjadi jam rapat di kantin. Kami saling memberi kabar dengan progres pekerjaan masing-masing. Walau sudah ada grup khusus di aplikasi pesan, tapi bertemu muka menjadi hal yang sepertinya harus dilakukan.

"Hei, Astroboy. Katanya sibuk, tapi sempet ya jadi panitia?" kak Novan bertanya dengan senyum iseng. Dia dan Kak Sendy sedang menyempatkan diri bergabung dengan kerumunan kami. Mungkin sedang merasa suntuk dengan segala hal yang bersentuhan dengan ujian.

"Aku nyempetin waktu karena ada Faza." ujar Astro tanpa malu-malu.

"Aku juga ga akan lepasin kamu sih kalau kamu jadi pacarku. Kalau perlu aku lamar sekalian." ujar kak Novan padaku dengan senyum iseng yang semakin lebar.

Astro tersenyum lebar sekali seolah sedang dipuji. Sedangkan aku hanya mengabaikan apapun yang mereka bicarakan hingga baru menyadari mungkin aku ahli dalam mengabaikan sesuatu.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS