"Makasih, Mas." ujarku sambil menyodorkan tujuh lembar uang dengan nominal terbesar yang ada di dompet pada pria yang melepas kamera depan dan belakang mobilku. Aku menemukan bengkel kecil yang buka hingga larut malam saat sedang berkeliaran di jalan raya.
"Ini kebanyakan, Mbak." ujarnya saat menerima uang dariku dengan tatapan tak percaya.
"Ga pa-pa. Makasih buat bantuannya." ujarku sambil menghampiri mobil dan membuka pintu di sebelah kemudi.
Pria itu terlihat bingung saat aku mulai menyalakan mobil. Namun aku mengabaikannya dengan langsung mengendarai mobil kembali ke jalan raya.
Aku belum memutuskan akan pergi ke mana. Setelah mendapatkan kesadaranku kembali setelah menangis di tepi jalan beberapa waktu lalu, aku langsung mengendarai mobil lagi dengan kecepatan tinggi. Aku beruntung karena malam sudah sangat larut hingga tak banyak yang berkendara di jam ini.