Astro kembali setelah terdengar beberapa kali pukulan dan langsung menghampiriku. Dia meraih tengkukku dan mencumbu bibirku penuh rasa cemburu. Dia baru melepasku setelah puas melampiaskan kekesalannya dan bicara tanpa suara, "I'm sorry."
Aku menatapnya nanar. Sepertinya sekarang aku mengerti bagaimana sulitnya dia menahan diri saat ada Zen di dekatku. Aku mengecup bibirnya dan bicara tanpa suara, "I'm okay."
"Kamu kaget banget ya sampai ga komentar apa-apa?" terdengar suara Donny yang masih menunggu jawabanku di sambungan telepon.
Astro menatapku penuh rasa bersalah. Aku memberinya isyarat untuk kembali duduk di sebelahku. Dia menurutinya. Aku membenamkan tubuh di dalam pelukannya dan mengecup bibirnya, lalu menarik napas perlahan sebelum bicara. Aku membutuhkan suara tetap tenang saat ini, "Kamu tau aku ga mungkin nerima kan?"
"Iya lah. Kamu istri orang sekarang. Dan bukan sembarang orang. Dia Astro." ujar Donny dengan tawa di ujung kalimatnya.