"Aku pulang ya, Za." ujar Sari sambil menenteng tas.
"Hati-hati ya."
Sari mengangguk sebelum keluar. Aku melirik jam di lengan, pukul 18.35. Aku akan menutup toko satu jam lagi. Putri masih berada di perjalanan untuk kembali ke sini, entah jam berapa dia akan sampai. Tadi pagi dia berkata ibunya mengizinkannya untuk tetap bekerja bersamaku.
"Jadi toko kamu tuh di sini?"
Aku menoleh dan terkejut mendapati Zen berada di belakangku, dengan seorang perempuan yang terlihat lebih tua darinya. Sepertinya mereka masuk saat Sari keluar.
"Hai, Zen. Ada yang bisa kubantu?"
"Kakakku dapat referensi dari temennya buat bikin wedding crown di sini." ujar Zen sambil memberi isyarat ke arah perempuan di sisinya.
"Kakak mau nikah?" aku bertanya.
Dia mengangguk dengan senyum simpul yang terlihat cantik.
Aku mengulurkan tangan padanya, "Aku Faza."
Dia menoleh untuk menatap Zen sebelum menyambut tanganku, "Liana."