Chereads / On My Way ( My Ideal Husband ) / Chapter 1 - Perpisahan yang begitu cepat !

On My Way ( My Ideal Husband )

🇮🇩Nina_Tanggulouw29
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 248k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Perpisahan yang begitu cepat !

Masih tertidur dengan lelah , bahkan aku seperti tak ingin membuka kedua mataku . perseteruan antara kami membuat semua masalah menjadi rumit . apakah memiliki keturunan bisa menjadi seberharga ini ? .

aku tak menyangka dia , ya dia pria yang ku cintai dan ku putuskan untuk setia sehidup semati dengannya selama 3 tahun ini meninggalkan ku begitu saja atas permintaan ibunya . apakah aku sama sekali tidak berarti apa-apa untuknya ? , apa selama ini dia tidak mencintaiku apa adanya ? .

ciiittt....ciiitt...ciiitttt...

suara burung Pipit dan cahaya matahari yang mengenai mataku dari celah-celah tirai jendela membuatku terbangun dari mimpi buruk yang baru saja ku lalui . ku raih jam weker disamping tempat tidur .

" sudah jam 9 pagi ternyata " , gumam ku kecil .

saat bangun sepenuhnya aku menatap tempat dimana suamiku biasa tidur , tak kuasa air mata hangat kembali mengaliri pipi ku . dia bahkan tidak tidur disini lagi , dan meninggalkan sebuah map coklat di sampingku . dengan gelisah dan ragu-ragu aku mengumpulkan keberanian ku membukanya .

" Ah....ternyata dia sudah menyiapkan seluruhnya untuk berpisah dengan segera , bahkan memberikanku ini tanpa menungguku bangun " , gemetar memegang map coklat tadi .

tak ku sangka sepagi ini , bahkan aku belum menata hatiku setelah kejadian kemarin . dia langsung memberikannya . tanpa meninggalkan pesan apapun . sedikit demi sedikit aku mencoba berdiri di atas kaki ku . melangkah pelan ke arah wastafel di kamar kecil .

" seburuk itukah aku , hingga dia meninggalkan ku seperti ini ? , sungguh kejam ! ", kesal ku sambil terus menangis . ingin rasanya aku memecahkan kaca di depan ku saat ini . tiba-tiba handphone ku berdering terus menerus . saat aku melihat panggilan yang masuk , dengan menghela nafas , sepagi ini ibu mertuaku sudah bernafsu melahap ku . dengan malas dan sedikit perasaan sedih aku menjawab telponnya .

" Ya , Hallo Mah , ada apa ? ", tanyaku gelisah .

" kenapa baru angkat sekarang telponnya ?! , kemana saja kamu , apa tidak mendengar panggilan masuk dari tadi !? " , celoteh ibu mertuaku sambil ngedumel .

" maaf mah tadi aku sedang di dalam kamar kecil jadi tidak bisa cepat menjawab teleponnya " , jawabku lirih .

" baik , aku rasa sekarang aku tidak perlu lagi basa basi . apa kamu sudah menandatangani surat cerai itu ?! " , dengan terus terang ibu mertuaku melontarkan pertanyaan itu .

" aku belum menandatanganinya mah , aku baru menerimanya saat bangun tadi " .jawabku

" baiklah , secepatnya tandatangani dan bawa surat itu ke pengadilan , aku akan menyiapkan kompensasi untukmu . jangan berlama-lama aku tidak suka membuang waktu seperti ini , aku ingin cepat menikahkan Ryan dengan wanita yang bisa memberikanku pewaris " , ucap ibu mertua . semakin berkata tajam tanpa memperdulikan perasaanku sedikitpun .

dengan tertunduk aku masih terus saja menuruti perkataannya , lagi lagi dan lagi .

" baik mah aku akan menyelesaikannya " .

" bagus , jadilah anak baik jika kamu ingin melihat Ryan bahagia , maafkan aku tapi Ryan harus memberikanku penerus keluarga karena dia anakku satu-satunya , apa kamu mengerti ? " . ucap ibu mertua ketus .

" ya , aku mengerti . maafkan aku karena tidak bisa memberikan apa yang kamu harapkan " . jawabku lagi .

" kalo begitu aku tutup teleponnya , aku akan menunggu dalam 3 hari ini , setelah itu kamu bisa pergi kemanapun kamu mau . aku juga akan memberimu apa saja yang kamu mau " . sambil menutup teleponnya .

aku tak kuasa lagi menahan kemarahan dan kesedihanku, mengepalkan kedua tanganku dengan tubuh yang gemetar , selama ini aku terus berjuang menjadi yang terbaik tapi aku selalu saja kurang di mata mereka . dengan emosi aku menandatangani surat cerai itu dan meninggalkannya di tempat tidur begitu saja.

aku langsung saja mengemasi baju-baju dari lemari pakaian kami dan menelpon bibiku yang tinggal di Australia .

" Bibi , apa aku mengganggumu ? " .

" tidak , ada Apa Lucy ? ", tanya bibiku dengan nada cemas .

" aku akan bercerai bi , aku sudah tidak tahan lagi " . ujar ku sambil terus menangis .

" apa ?! , bercerai ?! , kapan ?! ".  sontak bibiku terkejut mendengar ucapan ku barusan .

" dalam 3 hari aku akan bercerai , mungkin saja lusa aku sudah melalui persidangan ! " .

" kenapa kamu tidak pernah mengatakannya kepada bibi dan diam saja  Lucy ?! , kalo begitu apa yang akan kamu lakukan setelah ini ?! ". tanya bibiku masih dengan nada terkejut .

" entahlah , mungkin saja aku akan memperbaiki hatiku yang hancur kembali dulu dan pergi ketempat yang jauh untuk sementara waktu bi , masalah ini membuatku frustasi ",

karena merasa iba , bibi Ria berusaha menghiburku yang terus saja menangis di telepon .

" sudah , sudah jangan menangis lagi , begini saja setelah bercerai datanglah kemari untuk sementara waktu . siapa tau kamu bisa melupakan kesedihanmu sayang ? ", ucap bibi Ria .

" apa tidak apa-apa bi aku tinggal di sana untuk sementara waktu ? ".  tanyaku dengan harapan .

" bodoh sekali kalo bukan bibi siapa lagi keluargamu , kenapa bertanya seperti itu. pokoknya selesaikan masalahmu di sana lalu pulanglah ke sini , bibi akan menunggu kabar darimu ".  tegas bibi Ria.

" baiklah Bi , terima kasih sebelumnya . aku menyayangimu ?! ,". jawabku dengan sedikit senyuman di wajah .

berbicara dengan bibi membuat hatiku sedikit tenang , setidaknya aku akan tau tujuanku setelah ini .

hari yang ditunggu akhir datang . di persidangan terasa begitu canggung , aku melihat wajah Ryan begitu santai mendengar keputusan hakim sampai akhirnya Palu perceraian berbunyi tanda hubungan yang selama ini ku jaga telah usai . dengan langkah yang begitu berat ku berjalan menyusuri gedung pengadilan saat itu , saat akan menuju pintu keluar gedung aku melihat Mantan suamiku berbicara dengan kedua orang tuanya  dan dengan sengaja aku menguping pembicaraan mereka .

" Akhirnya anakku sekarang sudah berpisah , aku bisa menjodohkan mu dengan wanita lain , tak sulit mendapatkan calon istri yang baru untukmu " , ucap mantan ibu mertuaku sambil tertawa bahagia sungguh berbanding terbalik dengan mantan ayah mertuaku .

" anakku , aku harap kamu dan ibumu melakukan keputusan yang tepat , karena pasti Lucy saat ini sangat amat terpukul karena dia yatim piatu . sejujurnya aku tidak mengharapkan hal semacam ini terjadi , tapi ibumu berisi keras bahwa kamu harus berpisah dan kamu mengindahkannya ", ucap mantan ayah mertuaku dengan nada serius .

Ryan yang entah hatinya terbuat dari apa , aku bahkan tidak dapat memahaminya saat ini hanya menatap kosong ke depan sambil berkata .

" ayah , aku sudah memutuskannya . kebahagiaan ibulah yang utama " . ucap Ryan terasa tidak begitu tulus di telingaku .

seketika mereka hilang dari pandanganku saat itu juga .

Untuk yang terakhir kalinya aku mendatangi kediaman kami , mengemasi barang-barang yang tersisa dan meninggalkan sebuah pesan singkat di pintu . mungkin setelah aku pergi akan ada nyonya baru di rumah ini pungkas ku.