Terkejut dengan betapa mudahnya Alex menangani situasi, Kolonel Angus tidak bisa berkata-kata. Ia mengamati Alex, menatap ujung rambut hingga ujung kaki.
Arief membiarkan tingkah konyol temannya itu, lalu bertanya dengan tenang, "Jadi, apa rencana kita?"
Alex tersenyum. Ia yakin, ada kegembiraan yang tersembunyi dalam suara Arief. Namun, sebelum menjawab pertanyaan itu, ia memilih untuk bertanya balik kepada kedua kolonel yang sudah berlumuran darah itu. "Apakah Anda tidak lelah, Kolonel?"
"Tidak, tidak sama sekali," jawab Arief tegas. "Jika ada strategi, maka saya siap melaksanakannya."
Menatap tatapan tegas di mata Arief, Alex akhirnya setuju. "Baik."
"Haruskah saya dan anak buah saya mengikuti Anda, Tuan Alex? Membantu Anda?" tanya Kolonel Angus, yang akhirnya tersadar dari keterkejutannya. "Kami bisa kembali ke medan perang setelah beristirahat sebentar."