"Emiya-san jadi kau membunuh Kurt rupanya," Kata Takamichi yang memasuki ruangan tempat Shirou dan Kurt bertarung dengan wajah yang terlihat sedih karena salah satu sahabat baiknya saat ini sudah tewas. "Tindakanmu sangatlah tepat mengingat Kurt memiliki rencana yang sangat buruk bersama dengan para pemimpin Megalomesembria yang ingin menguasai dunia. Dan walaupun Kurt adalah mantan temanku, tetap saja aku merasa sedih karena dia sudah tiada."
"Kau tidak perlu merasa sedih untuk seseorang yang hanya peduli dengan dirinya sendiri, Takamichi-san," Kata Shirou yang baru saja menghancurkan Magic Cancel Stone yang merupakan kristalisasi dari kekuatan milik Asuna yang diletakkan tepat di tengah ruangan itu. "Karena dia sama sekali tidak pantas untuk mendapatkan hal semacam itu darimu."
Ucapan Shirou sangat menusuk hati, Takamichi. Karena walaupun Takamichi mengerti kalau apa yang diucapkan oleh Shirou adalah hal yang benar. Tapi tetap saja sulit bagi Takamichi untuk menerima kenyataan yang ada, sebab mau bagaimanapun Takamichi pernah persahabatan dengan Kurt.
Tentu Takamichi merasa sedih karena Kurt mengalami perubahan sifat akibat obsesinya terhadap Arika dan juga pernikahan antara Arika dan Nagi.
Hanya saja meskipun Kurt menjadi jahat karena ia tidak bisa mendapatkan hal yang ia inginkan, Takamichi tetap saja menganggap Kurt sebagai temannya.
"Aku tidak bisa tidak merasa sedih terhadap kematian mantan sahabatku itu Emiya-san," Kata Takamichi dengan nada bicara yang terdengar sedih. "Karena mau bagaimana pun aku dan dia pernah mengalami kesusahan dan kesenangan bersama di waktu perang yang terjadi lebih dari dua puluh tahun yang lalu. Sulit bagiku untuk tidak merasa sedih ketika aku tahu kalau salah satu orang yang pernah dekat denganku sudah mati."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Ketika Shirou keluar dari ruangan tempat ia menonton Ala Rubra bagian terakhir yang juga adalah tempat pertarungannya dengan Kurt. Ia bisa melihat kalau Kaede, Setsuna, Gu Fei dan juga Kotarou, sudah memulai pertarungan mereka melawan pasukan berzirah dari Megalomesembria. Hanya saja karena level kekuatan yang dimiliki oleh para anggota pasukan berzirah jauh lebih lemah dari Setsuna, Gu Fei, Kaede dan Kotarou.
Para anggota pasukan berzirah itu bisa dikalahkan dengan mudah oleh mereka berempat. Akan tetapi karena jumlah pasukan berzirah itu sangatlah banyak, Setsuna, Kaede, Gu Fei dan Kotarou. Dibuat kerepotan sebab pasukan berzirah Megalomesembria seperti tidak ada habisnya.
Shirou menghela nafasnya, ia tidak punya waktu untuk menangani musuh lemah satu demi satu. Untuk membantu Setsuna, Gu Fei, Kaede dan Kotarou yang saat ini sedang kerepotan. Takamichi yang ada di belakang Shirou juga merasakan hal yang sama jadi Takamichi berniat untuk membantu ketiga muridnya dan Kotarou dengan menggunakan serangan hujan dari Iai Ken miliknya.
Sedangkan untuk Shirou ia membuat Noble Phantasm level B dalam jumlah banyak menggunakan Projection Magecraft. Yang langsung mengalahkan semua anggota pasukan berzirah Megalomesembria.
Ketika Setsuna, Kaede, Gu Fei dan Kotarou menyadari kalau mereka semua diselamatkan oleh Takamichi dan juga oleh Shirou. Mereka berempat merasa lega, sebab walaupun para anggota pasukan berzirah Megalomesembria adalah cannon fooder. Tapi karena jumlah mereka amat banyak tentu saja mereka berempat sekalipun akan dibuat kewalahan.
"Haaah syukurlah kalian berdua sudah datang, kalau nggak aku nggak tahu lagi harus berbuat apa melawan pasukan berzirah Megalomesembria yang seakan tidak pernah habis," Kata Kotarou yang saat ini terlihat lega.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Mereka semua memiliki level kekuatan yang hampir sama de gozaru," Kata Kaede sambil menonaktifkan Artefak miliknya kembali menjadi kartu Pactio. "Dan gampang dihadapi, hanya saja jumlah mereka terlalu banyak dan kami berempat dibuat kerepotan karena jumlah mereka itu de gozaru."
"Replika Ruyijingubang milikku tidak bisa digunakan di tempat yang sempit, padahal aku bisa mengalahkan mereka semua menggunakan Artefakku aru," Kata Gu Fei sambil memutar-mutar Artefak miliknya. "Untungnya Takahata-Sensei dan Shirou-kun datang untuk membantu aru, kalau tidak kami berempat akan kalah aru."
"Shirou-Sama, Rin-san bilang kalau aku harus memberitahumu kalau dia sudah selesai mengevakuasi semua anggota Ala Alba yang tidak bisa bertarung dan juga para tamu undangan ke tempat yang aman," Kata Setsuna. "Dan dia berkata kalau ada musuh lain yang datang selain pasukan berzirah dari Megalomesembria kau boleh mengamuk sesukamu tanpa harus mempedulikan apa yang ada di sekitar."
Karena aku sudah membunuh Kurt dan ayah beserta dengan Rakan-san kemungkinan sudah mengalahkan Tertium Averruncus maka aku yakin kalau sebentar lagi salah satu musuh yang berasal dari Cosmo Entelecheia akan datang ke tempat ini dan memaksa kita untuk bertarung lagi," Kata Shirou yang tahu kalau pertarungan yang terjadi di kantor gubernur jenderal Ostia masih jauh dari kata selesai. "Takamichi-san apa kau bisa menebak kira-kira siapa anggota Cosmo Entelecheia yang akan datang mengingat kau adalah anggota Ala Rubra yang memiliki banyak pengalaman bertarung melawan anggota Cosmo Entelecheia semenjak ayahku dinyatakan hilang sepuluh tahun yang lalu. Dan kalau tidak salah bahkan kau hampir melenyapkan Cosmo Entelecheia sendirian."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Hmm, anggota Cosmo Entelecheia yang bertanggung jawab atas serangan semacam itu biasanya adalah Dynamis yang merupakan manusia dengan darah ras iblis seperti Tatsumiya," Kata Takamichi yang teringat kembali akan pertemuan pertamanya dengan Dynamis. "Dia adalah petarung yang selevel denganku tapi dia memiliki sifat yang sangat licik dan pengecut. Karena dia waktu itu pernah kalah dariku di selalu lari setiap kali aku menyerbu salah satu markas tersembunyi Cosmo Elentecheia. Dynamis juga memiliki kemampuan berbahaya seperti mengendalikan elemen kegelapan dan memanggil monster level A dari lembah Cerberus dan banyak tempat lain dengan menggunakan kegelapan miliknya itu."
"Pengguna elemen kegelapan sangatlah berbahaya," Kata Kotarou dengan keringat dingin yang mengalir di wajahnya. "Guru yang mengajariku elemen bayangan adalah pengguna elemen kegelapan yang sangat kuat bernama Kurodou. Aku pernah melihat beliau mengalahkan seratus orang siluman level S hanya dengan menggunakan satu tebasan dari pedang hitam miliknya. Seseorang sekuat Shirou-Nii sekalipun kurasa tak akan berdaya di hadapan guruku itu."
"Akabane Kurodou adalah seorang player, tentu saja Emiya-san tidak akan pernah bisa mengalahkan seorang player. Apalagi player yang berada di tingkatan tertinggi seperti si dokter bedah kematian yang menggunakan seratus satu senjata," Kata Takamichi yang merinding ketika ia mengingat pertemuan pertamanya dengan Akabane. "Kalau bertemu dengan monster itu, hanya ada dua pilihan dibunuh atau menyerah, sebab percuma untuk mencoba lari mengingat dia mampu bergerak dengan sangat cepat bahkan tanpa menggunakan Quick Move sekalipun. Aku tidak mau lagi berhadapan dengan monster yang bisa membunuhku semudah bernafas atau membalikkan telapak tangan. Sebab aku pernah hampir mati ketika bertemu dengan Akabane Kurodou di dalam satu misi di Shinjuku."