Chereads / Master of Faker Reborn / Chapter 357 - Chapter 355 - Ala Rubra Saga Final 6

Chapter 357 - Chapter 355 - Ala Rubra Saga Final 6

Di sebuah pelataran yang sangat luas yang ada di istana kerajaan Vespertatia, Arika sedang mengingat saat-saat bahagia yang ia alami bersama dengan Nagi. Bagi Arika keberadaan Nagi bagaikan sebuah cahaya terang yang menyinari kehidupannya yang dipenuhi kegelapan. Sebelum Arika mengenal Nagi ia sama sekali tidak tahu apa itu kebahagiaan, sebab ayahnya yang merupakan raja dari kerajaan Vespertatia sama sekali tidak pernah memberikan kasih sayang kepada Arika.

Raja Vespertatia hanya memperlakukan Arika sebagai alat dan juga boneka. Oleh karena hal itu Arika tumbuh menjadi pribadi yang sama sekali tidak memiliki emosi dan berdarah dingin. Walaupun begitu karena butler dan maid yang merawat Arika sedari ia kecil menunjukkan rasa kasih sayang kepada Arika setidaknya Arika jadi tahu apa itu cinta dan apa itu rasa sayang.

Dan karena didikan dari butler dan maid yang merawatnya, Arika memiliki cita-cita untuk menjadi seorang ratu yang bisa membahagiakan rakyatnya dan juga menjadikan Vespertatia sebagai negara yang makmur dan damai.

Tapi Arika menyadari untuk bisa meraih hal yang ia cita-citakan, ia sama sekali tidak bisa hanya mengandalkan kekuatannya sendiri. Sebab kebusukan yang ada dalam pemerintahan kerajaan Vespertatia sudah berjalan terlalu lama sehingga akan sulit bagi Arika untuk membersihkan semua kebusukan itu.

Tapi Arika melihat adanya harapan untuk mengubah keadaan kerajaan Vespertatia ketika ia bertemu dengan Ala Rubra. Ia merasa yakin dengan bantuan dari Ala Rubra ia bisa membersihkan kerajaan Vespertatia dari kebusukan. Hanya saja berbagai macam keadaan dan juga kejadian menyebabkan dirinya sama sekali tidak dapat meminta bantuan Ala Rubra, membuat cita-citanya untuk menjadikan Kerajaan Vespertatia sebagai kerajaan yang makmur dan damai gagal.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Arika kemudian mengingat salah satu momen paling membahagiakan dalam hidupnya ketika ia berjalan-jalan seharian bersama dengan Nagi.

Flashback;

"Oii Arika-Hime, kenapa kau mengajakku berbelanja begini, sih?" Tanya Nagi yang merasa agak kesal karena ia harus membawa semua baju dan aksesoris yang dibeli oleh Arika. "Dan juga kenapa harus aku yang membawa semua barang yang kau beli!"

"Jangan berisik dasar kepala burung, semua anggota Ala Rubra yang lain sedang sibuk dalam menjalankan misi. Dan hanya kau saja yang memiliki waktu kosong jadi sudah menjadi kewajibanmu untuk menjagaku dan juga menemaniku berbelanja. Sebab kau Ala Rubra adalah milikku dan kau adalah pedang dan tongkat sihir yang berjanji akan selalu melindungiku apapun yang terjadi," Kata Arika yang berusaha keras untuk menutupi rasa malu yang ia rasakan. "Jadi tutup mulutmu itu dan bawakan semua barang yang aku beli ke kamar hotelku dan setelahnya temani aku mengelilingi kota ini!"

Nagi cuma bisa menghela nafasnya ketika ia mendengar ucapannya Arika. Di hadapan Arika entah kenapa Nagi kehilangan keinginan untuk bertarung dan sama sekali tidak dapat membalas perkataan kasarnya Arika. Nagi mungkin terlihat seperti gentlemen Inggris yang feminist, tapi pada kenyataannya Nagi tidaklah sefeminist itu. Ia mungkin tidak akan pernah memukul wanita seenaknya atau berbuat kasar kepada wanita. Tapi bukan berarti Nagi tidak akan membalas jika ada wanita berbuat kasar kepada dirinya.

Hanya Arika saja wanita yang tidak bisa ia pukul ketika Arika berlaku kasar kepada dirinya. Nagi sendiri bingung kenapa ia tidak dapat berlaku kasar terhadap Arika. Seolah-olah ada sesuatu yang menahan dirinya agar ia tidak dapat melakukan hal semacam itu pada Arika.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ketika Nagi sudah selesai mengantar Arika untuk menaruh semua barang yang ia beli ke hotel tempat mereka menginap. Nagi dengan 'terpaksa' menemani Arika untuk berkeliling di sebuah kota kecil di daerah terpencil di Mundus Magicus yang menjadi markas sementara dari Ala Rubra.

Kota itu hanya memiliki dua ribu orang penduduk dan wilayahnya juga tidak terlalu luas. Tapi lokasi kota tersebut sangatlah cocok untuk dijadikan markas untuk Ala Rubra sebab lokasi kota itu sangat jauh dari mana-mana dan lagi berita mengenai para anggota Ala Rubra yang menjadi buronan tidak sampai ke kota tersebut sehingga Nagi, Albiero dan yang lain bisa bergerak dengan jauh lebih leluasa.

"Kota ini kecil kalau dibandingkan dengan Ostia yang adalah ibukota kerajaan Vespertatia sekaligus tempat kelahiranku," Kata Arika yang merasa nyaman ketika ia berada di kota itu. "Tapi entah kenapa kota ini terasa lebih damai dan nyaman untuk ditinggali kalau dibandingkan dengan Ostia. Suatu saat aku ingin Ostia bisa menjadi sama dengan kota ini yang penuh dengan kedamaian dan semua penduduknya terlihat bahagia."

Ketika Nagi mendengar ucapannya Arika, mulut Nagi menganga. Ia sama sekali tidak menyangka kalau seorang wanita galak berdarah dingin seperti Arika bisa mengucapkan hal semacam itu.

"Tak kusangka kau bisa mengucapkan hal semacam itu, Arika-Hime," Kata Nagi dengan ekspresi wajah yang terlihat shock. "Padahal kusangka kalau selama ini kau tidak memiliki ambisi apapun, Tapi ternyata di balik sikapmu yang galak dan dingin itu kau memiliki sebuah ambisi untuk kemakmuran dan kedamaian negaramu. Ini benar-benar mengejutkan!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Perkataan Nagi tentu saja membuat Arika menjadi sedikit malu dan tersinggung sehingga Arika secara reflek memukuli tubuh Nagi dengan menggunakan sihir khusus yang dimiliki oleh anggota keluarga kerajaan Vespertatia. Dinding sihir yang melindungi tubuh Nagi hancur seketika dan ia pun dibuat menjadi babak belur oleh Arika.

"Aduduh Arika-Hime kalau kau merasa malu atau kesal karena ucapanku barusan kau tidak perlu sampai memukuliku segala bukan!" Kata Nagi sambil memakan es krim yang baru saja ia beli supaya ia bisa melupakan rasa sakit yang baru saja ia terima dari Arika.

"Salahmu sendiri malah mengucapkan hal yang tidak-tidak! Kalau saja kau bisa menjaga mulutmu itu!" Kata Arika yang menjilati es krim yang Nagi belikan untuknya.

Nagi menghela nafasnya, ia benar-benar tidak bisa memahami sifatnya Arika. Yang terkadang sangat lembut dan terkadang sangat kasar sebenarnya mana sifat Arika yang asli? Nagi sama sekali tidak tahu dan bingung.

"Hei, kepala burung apa nama makanan manis dan dingin yang kau belikan untukku ini?" Tanya Arika yang masih menikmati Es krim miliknya. "Makanan manis ini benar-benar lezat, aku bahkan belum pernah menikmati makanan selezat ini ketika aku masih berada di istana!"

"Nama makanan itu adalah es krim," Kata Nagi yang melihat ke arah Arika dengan pandangan yang tidak percaya. "Masa kamu benar-benar tidak pernah makan Es krim sama sekali!?"

"Apa boleh buat! Seumur hidupku aku selalu berada di dalam istana dan tidak diizinkan keluar oleh ayahku," Kata Arika sambil manyun. "Baru ketika aku diculik dan kalian Ala Rubra menyelamatkan diriku, aku bisa tahu apa itu yang disebut dengan kebebasan."

Akhir dari Flashback.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Nagi, kau adalah cahaya terang yang menerangi hidupku yang dipenuhi kekelaman. Dan berkat dirimu aku bisa merasakan kebahagiaan sejati dan bagaimana rasanya jatuh cinta kepada seseorang," Kata Arika sambil meneteskan air mata di pipinya. "Tapi sayangnya di saat aku sangat membutuhkan dirimu di dekatku, aku sama sekali tidak dapat berada dekat denganmu."

Di saat Arika baru saja selesai berkata seperti itu, Gatou beserta dengan Takamichi datang kepada Arika untuk menyampaikan sebuah kabar buruk kepada Arika.

"Arika-Sama, kerusakan tingkat pertama sudah terjadi seperti yang sudah anda perkirakan," Kata Gatou dengan wajah yang dipenuhi oleh ketegangan.

"Bagaimana perkembangan situasi dari Asuna-Sama dan evakuasi dari penduduk Ostia?" Tanya Arika dengan ekspresi wajah yang sama dengan Gatou.

"Sejak penyegelan Asuna-Sama dan kekuatan serang penuh seluruh armada tingkat penurunan energi sihir di seluruh Ostia dan Vespertatia berkurang tiga puluh tujuh persen," Jawab Gatou. "Evakuasi dari penduduk Ostia berjalan dengan lancar, hanya saja karena jumlah penduduk Ostia terlalu banyak hamba takut kalau para penduduk tidak dapat dievakuasi tepat pada waktunya ditambah lagi kehancuran sudah dimulai ada kemungkinan kalau korban jiwa tidak dapat dihindari sama sekali Arika-Sama."

"Sigh aku mengerti, Gatou, Takamichi tolong bantu aku untuk mengevakuasi penduduk Ostia sebanyak yang kalian bisa," Kata Arika sambil menggertakkan giginya. "Aku tidak akan pernah membiarkan rakyatku menjadi korban jiwa atas keputusan yang kubuat. Kehancuran Ostia adalah kesalahanku! Jadi cukup aku saja yang bertanggung jawab atas kehancuran Ostia dan jangan sampai ada yang menderita karena kesalahan yang kubuat!"

Di hari hancurnya Ostia dan Vespertatia, Arika Anarchia Enteofushia mendapat julukan sebagai Queen of Calamity akibat keputusan yang ia buat.

Author Note; Chapter sebelumnya salah upload chapter ini seharusnya 355 bukan 354 dan chapter 354 yang asli sudah diupload.