Di tempat yang sama dimana Akira melakukan Pactio dengan Shirou. Yuuna terlihat sangat tegang dan gugup, meskipun ia tidak merasa enggan untuk melakukan Pactio. Tapi bukan berarti dia tidak merasa gugup kalau ia akan berciuman dengan lelaki yang sangat ia sukai, sewaktu Yuuna masih kecil impiannya yang terbesar adalah menjadi istri dari ayahnya.
Tapi semakin ia bertambah besar, Yuuna pun menyadari kalau mimpinya itu sangatlah salah dan tidak realistis. Tidak mungkin ia bisa menjadi pengantin dari ayahnya sendiri. Hal semacam itu adalah hal yang sangat tidak bermoral, lagipula di saat yang sama ketika Yuuna menyadari kesalahan yang ia perbuat. Di saat itu pulalah Emiya Shirou muncul di hadapannya.
Pertama-tama ketika Shirou muncul di kelas 3-a, Yuuna merasa kalau Shirou hanyalah pria tampan yang bisa membuat semua gadis yang ada di dekatnya pingsan atau mimisan. Sebab Yuuna juga langsung mimisan dan memerah wajahnya di saat ia pertama kali melihat Shirou berdiri di depan semua murid kelas 3-a.
Yang membuat Yuuna agak kecewa ialah ketika ia tahu kalau Shirou sudah bertunangan dengan gadis paling cantik di Mahora. Yuuna merasa kalau ia tidak akan bisa menang melawan Rin yang wajah dan postur tubuhnya jauh lebih cantik dan indah dari siapapun yang ada di Mahora.
Tapi Yuuna masih merasa yakin kalau ia berusaha dengan lebih keras ia pasti bisa menjadi salah satu istri dari Shirou. Mengingat poligami sudah bukan hal yang dilarang di Jepang sebab tingkat kelahiran di Jepang yang sangat rendah dan perbandingan jumlah anak muda dan orang lanjut usia menjadi semakin signifikan dimana jumlah orang tua jauh lebih banyak dari jumlah anak muda.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Yuuna menunjukkan rasa suka yang ia miliki kepada Shirou tanpa merasa malu ataupun takut. Sebab Yuuna memang memiliki keberanian yang cukup besar, dan hampir tidak memiliki rasa malu sama sekali di dalam dirinya sehingga ia bisa dengan bebas memperlihatkan rasa sukanya kepada Shirou. Tapi di masa awal Shirou berada di kelas 3-a rasa suka yang dimiliki oleh Yuuna kepada Shirou hanya lebih ke rasa senang atau rasa suka melihat lelaki yang tampan dan bukan rasa suka pasangan kekasih.
Ia melihat Shirou sebagai objek yang enak dilihat oleh mata begitu juga dengan hampir semua murid di kelas 3-a.
Rasa cinta Yuuna kepada Shirou berubah sepenuhnya karena sebuah kejadian. Kejadian yang membuat Yuuna tahu apa itu rasa cinta yang sebenarnya kepada seseorang yang bukanlah anggota keluarganya ataupun sahabatnya.
Dan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada Yuuna beberapa bulan sebelumnya yang menyebabkan ia bisa jatuh cinta kepada Shirou ayo kita lakukan sedikit flashback.
Flashback;
Pada waktu itu hujan turun dengan sangat lebat, Yuuna yang baru saja pulang dari latihan basket memutuskan untuk berteduh di sebuah halte bis yang berada sangat dekat dengan kediaman Emiya. Tapi ketika Yuuna berlari ke arah halte itu, ia terjatuh sebab pada waktu itu jalanan sangatlah licin. Dan di saat ia terjatuh itulah pergelangan kaki kiri Yuuna mengalami cedera sehingga ia kesulitan untuk berdiri.
Yuuna berteriak kesakitan, tapi sayangnya karena pada waktu itu hujan sedang turun dengan sangat lebat. Tak ada satu orang pun yang bisa mendengar teriakan Yuuna. Sampai di saat Shirou yang saat itu baru saja selesai berbelanja bahan masakan untuk makan malam bertemu dengan Yuuna yang sedang mengalami cedera.
Tanpa ragu, Shirou langsung memayungi Yuuna dan bertanya;
"Apa yang terjadi kepadamu, Yuuna-san?"
"Shi-Shirou-kun! Sy-syukurlah aku bisa bertemu denganmu!" Kata Yuuna yang merasa senang karena ia bisa bertemu dengan Shirou sambil menahan rasa sakit di pergelangan kaki kirinya. "Bi-bisakah kau menolongku untuk berdiri, kakiku sedang terkilir dan kalau aku tidak segera mendapatkan pertolongan, aku takut kalau cedera di kaki kiriku ini akan menjadi semakin parah."
"Kalau begitu biarkan aku menggendongmu di punggungku, Yuuna-san. Agar aku bisa lebih mudah membawamu ke kediaman Emiya, supaya salah satu maid yang melayani keluargaku Leysritt bisa mengobati cedera di kaki kirimu itu. Dan agar kau juga bisa mengeringkan tubuh dan bajumu yang basah itu."
Tanpa merasa ragu Shirou langsung menggendong Yuuna di punggungnya, tanpa merasa takut atau jijik karena baju Yuuna yang basah dan agak berlumpur.
Walaupun Shirou mengalami sedikit kesulitan karena ia harus menggendong Yuuna, memegang payung dan kantung plastik yang berisi bahan makanan. Tapi wajah Shirou sama sekali tidak menunjukkan rasa kesal atau rasa tidak suka.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Shirou dengan sabar menggendong Yuuna masuk ke dalam kediaman Emiya. Lalu ia meminta tolong Leysritt untuk mengobati cedera yang dialami oleh Yuuna.
Ketika keadaan Yuuna sudah sedikit membaik dan hujan sudah reda. Yuuna menelepon ayahnya yaitu profesor Akashi untuk membawa dirinya pulang. Dan di dalam mobil di perjalanan pulang menuju ke apartemen tempat Yuuna tinggal bersama dengan ayahnya. Yuuna teringat kalau beberapa jam sebelumnya ia digendong oleh Shirou dan dadanya yang berukuran cukup besar menyentuh punggung Shirou.
Wajah Yuuna langsung memerah ketika ia mengingat momen itu, momen tersebut adalah momen yang membahagiakan sekaligus momen yang sangat memalukan bagi Yuuna.
Tapi tetap saja walaupun ia merasa malu, Yuuna juga merasa bahagia sebab ia bisa digendong oleh pria yang ia kagumi. Gadis normal mana yang tidak merasa bahagia jika digendong oleh pria yang super tampan seperti Shirou! Bagi Yuuna bisa digendong oleh Shirou seperti itu bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan.
"Kau terlihat senang, Yuuna," Kata Profesor Akashi yang bisa melihat ekspresi bahagia di wajah putrinya ketika ia menengokkan kepalanya ke belakang. "Apakah ditolong oleh pria yang kau sukai membuatmu bahagia?"
"A-ayah! Apa yang kau katakan!" Kata Yuuna dengan wajah yang memerah. "A-aku merasa bahagia tidak ada hubungannya dengan Shirou-kun menolongku ketika terjatuh di dekat halte bus pada saat hujan turun dengan sangat deras!"
Pertolongan yang diberikan oleh Shirou sewaktu ia mengalami sedikit kecelakaan meninggakan kesan yang amat mendalam di dalam hati Yuuna. Rasa suka yang ia miliki kepada Shirou berubah menjadi perasaan cinta sungguhan.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Kau tidak perlu merasa gugup seperti itu Yuuna-san," Kata Shirou sambil berusaha menenangkan Yuuna yang wajahnya memerah karena bahkan setelah lima menit berlalu Yuuna sama sekali tidak berani mencium Shirou. "Karena kalau kau gugup begitu maka Pactio yang akan kita lakukan tidak akan pernah selesai."
"Benar-benar aneh, kau benar-benar aneh Yuuna," Kata Rin yang dibuat bingung dengan rasa gugup yang Yuuna perlihatkan. "Kau adalah salah satu murid kelas 3-a yang bermuka tembok, tidak memiliki rasa malu, lumayan mesum dan tidak pernah ragu-ragu untuk menunjukkan rasa sukamu kepada Shirou. Tapi kenapa di saat kau akan berciuman dengan Shirou kau malah jadi gugup dan tidak bisa bergerak sama sekali?"
"A-aku memang seseorang yang tidak tahu malu dan bermuka tembok Rin-san," Kata Yuuna dengan cara bicara yang gugup. "Ta-tapi kalau aku harus mencium pria yang amat kusukai tentu saja aku akan merasa sangat nervous dan gugup sebab ini adalah ciuman pertamaku yang sangat berharga dan aku akan memberikan ciuman itu kepada pria yang membuatku merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya."
"Sigh ternyata orang bermuka tembok sepertimu bisa merasa malu juga," Kata Rin sambil menghela nafasnya. "Sepertinya, kau butuh sedikit dorongan agar kau tidak membuang waktuku lebih dari ini."
Melihat pandangan mata Rin ke arahnya, Shirou menganggukkan kepalanya lalu dengan cepat memegang kedua pipi Yuuna dengan menggunakan kedua tangannya. Lalu ia pun mencium bibir Yuuna dengan cepat untuk mengaktifkan Pactio.
Kartu Pactio pun muncul di tangan kanan Rin tepat setelah Shirou mencium Yuuna.
Sedangkan Yuuna yang dicium oleh Shirou langsung pingsan seketika dengan wajah yang memerah, karena ia baru saja dicium secara mendadak oleh pria yang disukainya. Shirou tentu saja menahan tubuh Yuuna agar ia tidak terjatuh.
"Hmm Strenuus Arcarius, Yuuna mendapatkan pistol kembar yang akan mengeluarkan efek yang berbeda tergantung peluru yang ditembakkan," Kata Rin yang melihat ke arah kartu Pactio milik Yuuna. "Padahal kusangka kalau Yuuna akan mendapatkan Artefak yang ada hubungannya dengan basket. Tapi Yuuna malah mendapatkan Artefak yang sama dengan yang digunakan oleh mendiang ibunya."