"Kartu As ketiga!" Teriak Negi yang menyilangkan kedua lengannya di depan dada dengan rajah khas dari Magia Erebea muncul di kedua lengannya itu.
"Sinistra Emissa! Kilipl Astrape! (Tangan kiri) Dextra Emissa! Kilipl Astrape! (Tangan kanan) Duplex Complexio! Magia Erebea!"
Negi memunculkan Kilipl Astrape di kedua tangannnya, lalu menyatukannya untuk menggunakan Kartu As ketiga yang ia rancang untuk mengalahkan Rakan. Dua bola petir besar yang ada di kedua tangannya merupakan seribu petir yang ia kompress sedemikian rupa. Ia masukkan ke dalam tubuhnya menggunakan Magia Erebea, hanya saja kali ini bukan satu seribu petir yang masuk ke dalam tubuh Negi melainkan dua, sehingga kekuatan Negi saat ini meningkat dua kali lipat dari saat ia menggunakan shundong berkecepatan petir.
Rakan tidak merasa terlalu terkejut ketika ia melihat perubahan baru Negi. Karena ia sudah menduga kalau Negi pasti akan melakukan hal tersebut. Hal yang ia ingin ketahui saat ini adalah apakah perubahan wujud Negi saat ini akan cukup untuk mengalahkan dirinya atau tidak.
Negi yang rambutnya memanjang akibat perubahan wujud barunya itu berjalan ke arah Rakan dan berdiri saling berhadapan dengan si seribu pedang tanpa ada rasa takut sama sekali di dalam hatinya.
"Kau bisa memakai seribu petir sampai dua lapis? Apakah itu kartu As terakhirmu?" Tanya Rakan.
"Hmm bagaimana, ya?" Jawab Negi. "Sebut saja wujudku saat ini sebagai Raiten Taisou two!"
[Kedua Rival Nagi dan Rakan saling pandang di tengah arena!!!! Apa kemenangan kedua orang yang sudah kehilangan Partner masing-masing akan ditentukan oleh duel terakhir di antara kedua rival? Kagetaro sudah tidak bisa bergerak karena seluruh tulang di tubuhnya retak dan tubuhnya terpantek oleh pedang anti sihir dan Kojirou pingsan karena ia menerima pukulan kekuatan penuh dari Rakan! Nah apa yang akan kita lihat selanjutnya di pertarungan ini!]
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Uuhn aku merasa kuatir kalau Nagi-kun nggak akan bisa menang meskipun ia sudah menggunakan tehnik aneh yang membuatnya terlihat keren itu," Kata Konoka yang duduk di bangku penonton bersama dengan Asuna. "Bagaimana menurut pendapatmu Asuna?"
"E-entahlah," Jawab Asuna yang dibuat bingung dengan pertanyaannya Konoka.
"Tehnik perubahan wujudnya Nagi-Sama adalah tehnik yang berdasarkan delay spell," Kata Takane yang duduk tak jauh dari Asuna dan mendadak menanggapi ucapan Konoka. "Delay spell adalah sesuatu yang sangat sulit digunakan dan hanya ada sedikit penyihir yang bisa menguasainya. Melihat Nagi-Sama menggunakannya dengan amat lancar menunjukkan kalau beliau adalah seseorang yang luar biasa."
"Ya, Onee-chan benar, tadi Kojirou memberikan waktu bagi Nagi-Sama untuk menyiapkan Delay Spell, dengan kata lain Nagi-Sama pasti mempersiapkan segalanya dengan baik! Pasti beliau masih punya kesempatan untuk menang!" Kata Mei.
"Tapi kalian berdua jangan lupa, kalau Rakan-Sama adalah gladiator yang tidak terkalahkan. Tehnik yang sama nggak akan mempan kepada Rakan-Sama," Kata Misora sambil memperlihatkan giginya yang putih. "Aku jadi ingin kira-kira tehnik baru macam apa yang akan dipakai oleh Nagi-Sama untuk melawan Rakan-Sama."
"Eeeh Misora!" Kata Asuna yang terkejut ketika ia melihat teman sekelasnya yang bukan anggota Ala Alba bisa ada di Ostia. "Kok bisa ada di Ostia!"
"Kebetulan saja!" Kata Misora sambil mengusap-usap bagian belakang kepalanya. "Aku, Kokone, Takane dan Mei datang ke Mundus Magicus untuk berlibur tapi karena serangan teroris kami berempat malah nggak bisa pulang!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Puncak dari Raiten Taiso Two, Kakuda Chochu! (Sikut petir)"
Sikutan Negi yang diperkuat oleh Raiten Taiso yang sudah dimaksimalkan (menurut dirinya sendiri) membuat tubuh Rakan terdorong beberapa meter ke belakang. Dan dengan kecepatan dari Shundong kecepatan petir miliknya, Negi sudah berada di belakang tubuh Rakan dan menendang tubuh Rakan ke udara menggunakan tendangan kanannya.
Negi terus mengulangi pukulan dan tendangan tanpa memberikan waktu bagi Rakan untuk menyerang balik.
***
"Hoo tak kusangka kalau Negi bisa mencapai perubahan petir tanpa henti menggunakan Raiten Taiso two, sayang sekali saat ini perubahan petir itu belum bisa dimaksimalkan ke tahap puncak dari Raiten Taiso," Kata Shirou sambil tersenyum. "Tampaknya Negi masih belum menyadari kalau Magia Erebea bisa digunakan untuk menumpuk tiga jenis sihir sebagai suplemen kekuatan."
"Perubahan petir tanpa saja sudah bagus untuk Negi, karena dengan begitu kelemahan dari Raiten Taiso yang sebelumnya yaitu menghancurkan waktu peluncuran bisa diatasi, lagipula dengan perubahannya yang sekarang kecepatan reaksi pikiran dan tubuhnya semakin bertambah cepat, makanya ia memilih untuk infighting, untuk mengatasi kelemahan kedua dari Raiten Taiso yaitu yang bisa diserang balik meskipun ia bergerak dengan kecepatan seratus lima puluh kilometer dalam satu detik," Kata Rin. "Jangan harap dia bisa mencapai level tertinggi dari Raiten Taiso sepertimu, Shirou. Bakat yang dia miliki dan kau miliki berbeda jauh dia bisa mencapai Raiten Taiso Two saja sudah merupakan sebuah keajaiban kau tahu."
"Keajaiban, ya?" Kata Shirou. "Aku lebih suka menyebutnya dia bisa mencapai level itu, karena kepandaian yang ia miliki dan kerja keras yang luar biasa."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Jadi begitu dia memilih meninggalkan taktik tempur hit and run yang aman dan memilih infighting ala pria," Kata Ricardo yang tegang karena ia melihat pertarungan antara Negi dan Rakan. "Bertarung tangan kosong melawan monster yang bisa mengalahkan Ancient Dragon dengan satu pukulan, hanya mengandalkan kecepatan saja sebenarnya tidak akan cukup karena kena satu pukulan dari Rakan maka ia akan K.O. Tapi akhirnya dia memilih pilihan yang beresiko ini, kau memang lelaki sejati bocah!"
"Fuh, tentu saja," Kata Clone Evangeline. "Konyol jika bertarung tanpa resiko, karena di setiap pertarungan pasti ada resiko. Tapi..."
[Oooh Nagi terus memukul dan memukul! Dengan kecepatan yang gila Nagi terus menyerang tanpa henti! Menghindari semua pukulan cepat sang pahlawan dan merespon dengan serangan cepat dan tak terhindarkan! Tapi yang menjadi masalah ialah! Rakan tak terjatuhkan! Bahkan dengan puluhan dan ratusan serangan petir sang pahlawan masih berdiri tegak!!! Apa julukan 'Laki-laki yang tak bisa mati' 'si bodoh yang abadi dan 'Pria yang kebal' memang sungguhan!?]
"Tapi bocah itu tidak memiliki tenaga yang cukup dari setiap pukulan yang ia kerahkan, meskipun kecepatan bocah itu sudah melampaui Rakan. Pukulan terkuat dari si bocah itu tetap nggak bisa menembus tubuh bajanya Rakan," Kata Clone Evangeline. "Bocah itu terlalu fokus pada tehnik sihir sampai-sampai ia lupa melatih sesuatu yang paling dasar yaitu tubuhnya sendiri."
"Yaah, tubuh suamiku memang abnormal, sih," Kata Theodora sambil menghela nafas. "Tubuhnya sudah kuat sedari lahir lalu diperkuat menggunakkan Ki dan sihir jadi untuk melukai tubuh suamiku dibutuhkan serangan yang sangat kuat."
Author Note: Bab pendek maaf.